Pagi itu, karena tidurnya telah diganggu, akhirnya Velina tak dapat melanjutkan tidurnya dengan nyaman karena otaknya telah dibangunkan secara mendadak.
Akhirnya, gadis itu memutuskan bangkit dari tidurnya dan mengganti pakaian tidurnya dengan baju yang lebih nyaman untuk melakukan yoga di pagi hari setelah dia mencuci wajahnya dan menggosok giginya.
Setelah itu, Velina membawa sebuah matras yoga berwarna biru di tangan kirinya dan ponselnya di tangan kanan, segera menuju ke kubah kaca yang terletak di taman belakang.
Tak lama setelah itu, Velina mengatur matras yoganya tak jauh dari pohon Velina.
Gadis itu sangat menyukai aroma buah-buahan dari pepohonan buah-buahan asli yang di tanam di dalam kubah tersebut.
Semua pohon tanaman di dalam kubah itu berbentuk mini, alias sengaja dibuat tabulampot[1]
Sambil meregangkan tubuhnya yang terasa kaku, Velina menjadi tersenyum-senyum sendiri ketika dia teringat alasan mengapa kakeknya kini senang menanam tanaman buah-buahan.