Download App
7.22% KISAH CINTA RATU MAFIA - IDENTITAS BARU / Chapter 42: Mobil Bergoyang

Chapter 42: Mobil Bergoyang

TRK Bab 42 - Mobil Bergoyang

Velina terbangun dengan kepala masih agak sedikit pusing. Dia mengerjap-kerjapkan kedua matanya, berusaha membuat kedua matanya untuk melihat lebih baik.

Dia masih terbaring di kasurnya yang sangat empuk. Sambil mengamati langit-langit yang menurutnya sangat menarik pagi ini, ia menghembuskan napas, mendesah panjang.

Dia lalu melirik jam di pergelangan tangannya.

Sudah jam 10 pagi. Tiba-tiba,

kedua matanya terbelalak, dia segera bangkit dari tempat tidurnya. Dia tak bisa mengingat kapan terakhir kalinya dia bangun sesiang ini.

Sesudah menyikat gigi dan mencuci wajahnya, Velina segera turun untuk sarapan.

Pagi itu, suasana begitu sepi.

Wajar saja, semua anggota keluarganya pasti sudah berangkat ke kantor semua.

Namun, tak seorang pun membangunkan dirinya.

Memang, sejak mereka semua sudah dewasa, peraturan kedisiplinan di rumah ini pun seakan menghilang.

Velina tak tahu apakah itu karena mereka memang sibuk dengan bisnis masing-masing dan saling memahami waktu masing-masing, ataukah karena tidak adanya sosok ibu di rumah mereka yang akan mengingatkan mereka akan semua hal.

Tiba-tiba saja, Velina merindukan sosok ibunya.

Dia baru berusia lima tahun ketika ibunya meninggal.

Tetapi dia memiliki rekaman-rekaman video ibunya yang tengah berinteraksi dengan mereka. Entah itu Valerie yang memarahinya karena tak menghabiskan makannya, atau melihat baju Marino yang kotor karena bermain-main dengan anjing kesayangannya di taman, atau hal lainnya.

Suara omelan ibunya di dalam rekaman video yang sering ditontonnya ketika dia merindukan ibunya terngiang-ngiang di kepalanya, karena baginya, suara ibunya sangatlah merdu meskipun ia tengah mengomel.

Entah karena merasa sendu, dia pun tiba-tiba dapat memahami kesedihan Nadine yang mendalam, karena selama ini adiknya, meskipun mereka satu rumah dan di rumah cukup ramai, ia selalu merasa sendirian.

Terlebih, ia terlahir tanpa sosok ibunya yang menemaninya, ditambah, ia selalu berpikir jika ia-lah penyebab kematian ibu mereka.

Velina merasa bersalah karena ia tumbuh bukan sebagai seorang gadis yang sensitif, sehingga dia tidak terlalu menyadari jika Nadine membutuhkan seseorang di sisinya. Karena gadis itu memang sangat pendiam dan tertutup.

Setelah menarik napas panjang sekali lagi, Velina memutuskan untuk segera pergi ke dapur dan mencari apa yang bisa dimakan.

Karena pada saat ini, meja makan pasti sudah dibereskan oleh pelayan mereka.

Sesampainya di dapur, Velina berkacak pinggang. Dia mengamati dapur dari kanan ke kiri, dari atas ke bawah. Dia lalu menuju kulkas dua pintu yang ukurannya lebih besar daripada ukuran tubuhnya.

Di dalamnya, ada berbagai jenis bahan makanan dan juga minuman.

Dia berdecak.

Lalu, gadis itu mengambil air lemon dingin yang dibuat dan disimpan di dalam botol-botol kaca ukuran satu liter. Merasa tak ada orang yang memperhatikannya, dia langsung saja meneguk isi minuman itu dari botolnya.

"Kamu baru bangun?" Tanya seseorang, yang tiba-tiba berada di belakangnya.

Velina terbatuk-batuk ketika dia mendengar suara seseorang yang tiba-tiba ada di belakangnya.

Tentu saja, dia sangat terkejut, terlebih karena seseorang mengetahui perbuatan nakalnya.

Dia segera menoleh.

Nico, kakek Velina, memperhatikannya, dari atas ke bawah.

"Eyang! Jangan mengagetkan aku begitu, dong!" Velina cemberut, dia memonyongkan kedua bibirnya.

"Anak muda kok jantungan!" Nico mengejek.

Velina menyipitkan kedua matanya. Dia tidak menjawab godaan kakeknya. Dia justru melanjutkan untuk meminum air lemon dari botolnya.

Pikirnya, toh sudah kepalang basah ketahuan!.

"Kamu semalaman berbuat apa saja di dalam mobil, kok lama?" Tanya kakeknya lagi.

Sekali lagi, Velina terbatuk-batuk, benar-benar tak menyangka pertanyaan dari kakeknya itu.

Seketika, wajahnya memerah, kedua bola matanya bergerak ke kiri dan ke kanan, ke atas lalu kebawah, berusaha memberikan jawaban yang tak membuat orang salah paham.

Namun, tanpa dia sadari, sikap spontannya itu justru sudah membuat orang salah paham padanya.

"Uh… maksud eyang apa sih!" dia salah tingkah.

Nico memicingkan kedua matanya.

Wajah Velina yang memerah membuatnya menebak-nebak hubungan cucu kesayangannya ini dengan Daniel Garibaldi, anak dari Noah Garibaldi dan Olivia Garibaldi, yang memiliki perusahaan raksasa Garibaldi Conglomerate, yang membawahi puluhan anak perusahaan di dalam dan di luar negeri.

"Hmm… tapi eyang tak melihat mobilnya goyang-goyang!" Ujarnya tanpa malu.

Wajah Velina semakin memerah mendengarnya.

"Eyang apa-apaan sih!" Sahutnya, sambil dengan pelan mendorong Nico mundur.

Kakeknya hanya tertawa-tawa melihat Velina yang salah tingkah.

"Ini sudah waktunya eyang nimang cicit, lho! Umurmu tahun ini kan sudah 25 tahun!" jawabnya.

"Sana minta sama Marino, pacarnya kan banyak bertaburan dimana-mana seperti meses coklat! Pasti mudah minta satu, sepuluh, seratus cucu dari Marino!" Velina menangkis, dengan sambil cemberut.

"Aku sudah mengenal Daniel sejak lama, dan dia sepertinya anak yang baik! Jangan sia-siakan kesempatan, ya, asetnya dia banyak loh, bertaburan dimana-mana seperti keju tabur di atas roti!" balas kakeknya tak tahu malu.

Kedua bola mata Velina tiba-tiba melebar.

"Eyang!" Dia berteriak, keningnya mengernyit.

"Aku sudah bilang, jangan sia-siakan kesempatan, aku juga tahu kok kamu menaruh hati padanya!" ujar Nico lagi, kali ini tak berusaha menyembunyikan senyumnya.

Ia pergi meninggalkan Velina sendirian di dapur, dan tiba-tiba saja ia lupa alasannya pagi itu pergi ke dapur karena bertemu Velina disana.

Sementara itu, Velina, berdiri mematung.

Pertanyaan Nico mengingatkannya pada kejadian memalukan semalam.

Ah, sepertinya dia harus membayar ganti rugi pada Daniel.


CREATORS' THOUGHTS
maiddict maiddict

Bab pertama di minggu ini! Yay!

Jangan lupa terus voting dan tulis review, ya teman-teman!

Happy monday!

Ciao (☆^ー^☆)

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C42
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login