Motor besar hitam Vano terhenti di dekat SMA Merdeka. "Vano, gue gak mau di hukum karena terlambat lagi," itulah kalimat pertama yang Galena lontarkan setelah terdiam cukup lama di sepanjang jalan.
Tanpa perlu dijelaskan apa alasannya, Vano tahu, pasti Galena sudah kapok di hukum lari keliling lapangan karena terlambat. Tanpa sadar, Vano tersenyum kecil mengingat kembali kejadian beberapa waktu lalu. Belum cukup lama, sih.
Vano mengangkat tangan kirinnya untuk melihat jarum jam sudah menunjukkan pukul berapa. "Udah jam Sembilan Na, mau masuk juga tanggung, sebentar lagi istirahat. Ya gapapa sih kalau lo tetep pengen di hukum sama guru sejarah karena datang terlambat,"
Galena menghela napas. Bulu kuduknya langsung berdiri saat membayangkan berapa banyak tugas yang akan diberikan oleh guru sejarah nanti mengingat tugas minggu lalu sudah setumpuk? Galena jadi merinding sendiri.
Haiii, maaf udah lama ga update lagi. mulai sekarang aku bakal rajin update cerita ini. sampai ketemu di part-part selanjutnya. bersiap bab terkunci!