"Bos , lihat , Naija Akirani dan Erika Amarandari , apa mereka tidak menyadari , bahwa bahaya selalu mengintai?" Ujar seseorang dengan heran. "Hmm , memangnya kau mau memperingatkan mereka yang merupakan musuh kita? Orangtua anak itu sudah kita bunuh , tinggal nenek dan anak itu saja. Lalu kita merebut saham tanah miliknya , dan kita menjadi milyiarder!" Ujar bos itu dengan semangat. "Dengan begini , tak ada yang bisa menyaingi kita semua , dan tentunya anak buahku akan ku bagi rata harta kekayaannya , setuju gak?" Tanya bos itu. "Setuju!!! Setuju sekali!! Hidup itu harus penuh dengan harta kekayaan!!!" Ujar orang itu.
"Halo Naija!!!!!!! Kudengar kamu menulis cerita!!!!" Ujar Syanala dari telepon. "Ah , ya. Tapi , cerita real life dari sudut pandangku. Oh iya , kamu sudah baikan dengan Fena kan?" Tanya Naija kembali. "Iyaaa! Sudah baikan , jangan khawatir. Kenapa gak kamu promosi ceritamu?" Tanya Syanala. "Tidak. Aku tak mau , karena ini memang dari sudut pandangku , real life , walau ada bumbu fanfic nya. Aku takut kalau orang yang pikirannya pendek baca ini , dia bisa jadi salah paham. Lagian aku menulis di WebNovsensor.... ," jelas Naija. "Disana kan , pembaca Indo itu jarang. Kenapa kamu menulis di sana? Yang di Wattupade gimana?" Tanya Syanala kembali. "Yang di Wattupade , bye². Nah , karena di WebNovsensor itu orang Indo jarang , makanya ku manfaatin dengan nulis realita yang ada dari sudut pandangku. Jadi , ini juga kayak moody an sih.... ," ujar Naija. "Ooh begituuuu , ok okk ," ujar Syanala. "Ya , kamu , bikin ceritanya semangat yaa ," kata Naija. "Ok! Kamu jugaa!! Dah yaaa!" Ujar Syanala dengan riang. Telepon pun ditutup. "Nah , sekarang aku ada ide. Terimakasih Sya ," ujar Naija. Ia segera membuka aplikasi WebNovsensor , dan mulai menulis cerita. "Hm....ok....ah , cerita di LadakuJoy , chapternya udah komplit , tinggal update , update , update , update , dan habis .....kelar.... fyuh , selama karantina , kau juga bekerja keras , Naija ," dan segera , ia kembali scroll instagram miliknya. Ia terlalu malas untuk membaca atau belajar , padahal hari penilaian akhir tahun sudah dapat dihitung dengan jari. "Naija! Hayo , jangan main hp terus! Belajar!!!" Hardik Erika. "Nenek! Aku lagi buat cerita!" Timpal Naija kesal. "Oh , buat tugas kah?" Tanya Erika kembali. "Bukan. Buat kesenangan pribadi , dan , cari uang , tapi harus masuk ke rekening bank biar uangnya bisa masuk.... aku tak punya rekening , hanya ktp saja ," ujar Naija lesu. "Lho , kamu punya rekening. Rekeningmu bareng sama nenek. Tu rekening atas nama kamu dan nama nenek , lho ," kata Erika dengan lembut. "Oh iya kah? Ok nek , kasih tau aku nama rekening dan nomornya!" Pinta Naija. Segera , Erika memberitau Naija tentang rekening bank nya , dan Naija segera menulisnya. "Ok , terimakasih nenek , nenek benar-benar penyelamat Naija ," kata Naija sambil beranjak bangun dari kasurnya dan memeluk Erika. "Ya , sama-sama. Tapi , jangan kebanyakan main hp!" Tegur Erika.
"Baik...baik nek...."
~~~~~∆∆∆∆∆~~~~~