Download App
75% Princess of Prince / Chapter 3: Bab tiga_

Chapter 3: Bab tiga_

Jika memang ditakdirkan seperti itu, kita bisa apa?

    Suasana toko kue siang ini sangat ramai, banyak pembeli atau pelayan toko lalu lalang kesana kemari. Kue kue mini mau pun yang besar terpampang di etalase toko, membuat siapa pun tergoda ingin mencicipi salah satu dari kue kue itu. Pelayan toko yang ramah, tempat nya yang bersih dan harganya yang tidak terlalu menguras dompet membuat siapa saja mau berlama lama di dalam toko ini. Bergitu juga dengan seorang gadis yang sedang duduk di pojok toko sambil melempar pandangan nya ke luar jendela. Gadis itu sendiri, hanya di temani sepotong Cheesecake dan jus mangga di depannya.

   Affreda, setiap hari sabtu pasti dia akan berkunjung ke toko kue itu, dan memesan menu andalannya. Bahkan pemilik toko sangat hafal dengan semua menu favorit gadis berumur hampir 18 tahun itu. Freda menikmati satu potong Cheesecake dengan khidmat, sebelum sebuah suara memecah keheningan dirinya.

"Affreda!" Panggil seseorang. Freda memalingkan pandangannya keseluruh penjuru toko, dapat dia lihat seseorang sedang mendekat ke arahnya.

Freda hanya menanggapi dengan senyuman saat seseorang itu memberikan senyumnya. "Hai! Sendiri aja da?" Tanya Agas yang baru saja sampai, lalu ikut duduk di hadapan gadis itu.

Freda menyedot jus mangga nya sebelum menjawab. "Hm, iya. Seperti yang kamu lihat." Jawabnya.

Agas mengangguk, dan tidak menimpali ucapan Freda kembali. Hening, seketika mereka merasa canggung untuk sesaat, sampai Freda kembali berucap. "Kamu mau?" Sambil menyodorkan satu potong Chesapeake, ya walaupun tinggal separuh. Tapi tak apa, toh dia sering berbagi dengan Agas.

Agas hanya tersenyum lalu menggeleng sebagai jawaban. "Makasih, aku lagi diet." Jawab Agas, Freda hanya membulatkan mulutnya lalu kembali melahap kue nya.

"Freda, mau ngga aku ajak ke festival malam?" Tanya Agas tiba-tiba. Gadis yang ada di depannya berfikir sejenak.

"Emm, boleh sih, tapi kamu ngomong sama mama aku mau?"

Agas tersenyum." Ngga papa kok, udah biasa aku ngomong sama camer- eh!" Agas menutup mulutnya karena keceplosan, sementara Freda seketika ngeblank dan tidak bereaksi apa apa.

"Ma-maksudku itu mama kamu, hehe. Sorry, keseringan sih nganggep mama kamu itu camer." Jelas Agas sambil menegakkan Jus mangga milik Freda. Gadis itu sih tampak biasa saja.

"Kamu mau nikah sama kakak aku?" Tanya Freda tiba-tiba, membuat Agas yang sedang meminum jus mangga miliknya tersedak.

"Biasa aja dong reaksinya, kaya lagi di tagih utang aja." Ujar Freda sambil mengelus elus pundak Agas, untuk mengurangi tersedak nya teman sekelasnya itu.

"Hemm,mmm udah ngga papa kok, hehe sorry." Agas tersenyum dengan wajah tanpa dosanya, Freda yang melihat itu hanya tersenyum kecil sebelum sebuah notifikasi masuk di ponselnya.

Freda mengambil ponselnya di tas kecil yang dia bawa. Tanganya lihai membuka kunci keamanan ponsel miliknya, lalu cepat cepat membuka Chat seseorang yang masuk.

---------------------------------------

From:Bocah tengil

Mba, lagi apa?

---------------------------------------

Freda mengernyit dahinya heran, kenapa Bramasta si fans no 1-nya itu tiba-tiba mengirim nya pesan? Eh, tapi tidak bisa di pungkiri, kan memang anak itu selalu mengirim pesan padanya tidak tau waktu, entah itu pagi, siang, sore, malam, bahkan tengah malam. Sengaja Freda abaikan, dan kembali menatap Agas yang juga sedang menatap nya diam-diam.

Manik mata mereka saling bertemu, 5 sekon mereka saling tukar pandang sebelum Freda buru-buru memutus kontak mata yang terjadi antara mereka.

Agas berdehem." Siapa tadi Fre?" Tanyanya.

"Oh, bukan siapa siapa. Em, ntar malem kan festival nya? Aku tunggu dirumah ya, jangan lupa jemput aku, biar nanti bareng oke!" Setelah itu Freda beranjak pergi menuju kasir untuk membayar pesanannya, lalu setelahnya Agas tidak bisa melihat nya, karena gadis itu sudah keluar dari toko ini.

Agas tersenyum jenaka, lalu mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Dia menuliskan sebuah pesan pada seseorang, lalu memencet tombol send setelah dia selesai menulis.

----------------------------------

To:Bramasta

Ntar malem, Mas sama Freda ke Festival malam. Kamu yang jemput dia dirumah ya! Udah Mas kirim lokasi nya, mas mau langsung ke rumah bude, ntar Mas langsung ke festival malam nya.

-----------------------------------

Agas lalu beranjak, dan pergi menuju kasir guna menanyakan pesanan kue yang dia pesan beberapa menit lalu.

"Eh, aku kan ngga bawa dompet?"

"Maaf mba ngga jadi hehe."

Agas memukul kepalanya sendiri atas Kepikunan nya, memesan kue yang paling mahal, tapi malah lupa membawa dompet.

"Dasar pikun, untung ganteng."

---------

    Agas berjalan dengan santai saat beberapa menit lalu ia keluar dari toko kue tersebut. Ia sesekali bersiul kemudian melempar senyum pada anak-anak yang ia jumpai di sekitar jalan. Sore ini Agas akan mengisi kegiatan nya dengan mengunjungi suatu tempat. Dengan pakaian santai seperti kaos hitam berkrah,celana jeans serta di lengkapi dengan sneakers putih, gaya seorang Agas sekali.

       Dia memasuki sebuah gedung berlantai yang tinggi menjulang ke atas, gedung berwarna gold yang terlihat mencolok dari gedung-gedung sekitarnya. Agas melewati beberapa ruangan yang tampak kosong, lalu kemudian memasuki satu ruangan yang berada di ujung. Namun yang ia dapati, lagi-lagi kosong. Raut wajah Agas berubah, menjadi lebih mendung dari sebelumnya yang secerah matahari.

"Agas? " sapa seorang wanita bergaun putih selutut tepat di ujung pintu. Pemuda yang barusan di panggil membalikkan tubuhnya.

"Kamu cari Agnes?" tanya wanita itu sambil tersenyum simpul, dan diangguki pelan oleh Agas.

"Em, iya Kak. Agnes dimana yah? " Agas bertanya dengan ragu, membuat wanita yang menjadi lawan bicaranya terkekeh.

"Aduh, kamu lucu banget sih kalo kaya gitu. Ngga usah gugup ah liat cewek secantik aku, "

Eh?

Agas mengernyitkan dahinya heran saat wanita yang ada di hadapan nya membanggakan diri. Ia menjadi lebih sedikit, mungkin bisa di katakan ilfiel.

"hehehe.. " balas Agas dengan kekehan garing.

"Agnes ada di lantai atas, temuin aja. "

Setelah mendengar itu, Agas tau,jika temannya yang satu itu pasti sedang melakukan yang dia sering lakukan.

Ting... Ting... Ting...

     Dentingan piano mendominasi ruangan klasik dengan warna emas yang mencolok. Sebuah grand piano berada tepat di tengah ruangan tersebut, dengan seorang gadis yang memainkannya dengan nada lembut. Agas memasukki ruangan itu, lalu berjalan mendekat ke arah gadis yang masih menekan tuts-tuts piano.

     Senyum simpul terlukis di wajah pemuda 18 tahun itu, yang berdiri di samping sang gadis. Setelah permainan selesai, suara tepuk tangan menjadi penutup nya.

"Agas! " seru gadis itu terkejut saat seseorang bertepuk tangan setelah ia menyelesaikan bermain pianonya.

"Agnes! " Agas menirukan nada terkejut gadis yang diketahui bernama Agnes itu.

Keduanya kemudian tertawa bersama saat merasa ada hal lucu diantara mereka, hanya mereka yang tau. Agnes menghentikan tawanya, lalu memandang wajah pemuda yang ada di hadapan nya.

"Tumben ke sini? Lagi ngga sok sibuk ceritanya nih? " sindir Agnes dengan halus, membuat Agas yang merasa tidak terima langsung menggembung kan pipinya kesal.

"ih, bukan sok sibuk, tapi kan emang sibuk tau, " jawab Agas dengan nada manja.

Agnes kembali tertawa, lelaki ini jika sudah bersama dengannya,sifat anak kecil yang tidak dilihat orang lain pasti akan muncul kalau ia sudah menggoda pemuda yang satu itu.

"iya, iya deh, "

"Kenapa main piano? " tanya Agas langsung,karena sedari tadi ia begitu penasaran dengan kegiatan yang jarang di lakukan oleh gadis itu, yaitu bermain piano.

"Eh, emang ngga boleh?"

"Siapa yang bilang ngga boleh? "

"Yaitu kamu barusan,ahahaha" Agnes tertawa lagi, sementara Agas mendengus kesal saat ia kembali di goda oleh gadis itu.

"Au ah, sebel! " Agas merajuk, dengan membalikan badannya membelakangi Agnes, kemudian menekuk kedua tangannya.

"Ish, kaya anak kecil aja ngambekkan, " goda Agnes kembali. Yah, gadis itu memang gemar menggoda teman dekatnya itu.

Agas masih terdiam, enggan membalik badannya lagi. Masih sedikit merasa dongkol saat berhadapan bersama teman gadisnya.

Agnes menghela nafa sebentar.

"Minggu depan aku mau mengadakan konser tunggal."


CREATORS' THOUGHTS
Tiktik_rain Tiktik_rain

kalian suka karakter siapa?

Affreda?

Bramasta?

Agas?

don't forget bintangnya okeeeehhh:)

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login