Karin menahan airmatanya. Ia terharu melihat begitu sayangnya Alice pada ibunya. Pengorbanan Alice pada ibunya begitu tulus. Ia begitu sabar merawat ibunya yang hanya bisa tidur di kamar. Sedangkan ia juga harus bekerja demi sekolah adik dan untuk biaya obat ibunya " kamu beruntung Alice masih punya ibu, sedangkan aku orang tua aku meninggal " ucap karin dalam hati. Ia terus memandang alice hingga terfikir pikiranya suatu hal.
" Oh, ya tante aku kupasin buah, tante mau buah yang mana" tanya Karin.
"Makasih nak karin, nanti ibu jadi ngrepotin nak karin" ucap ibu alice.
"Sudah gak tante gak apa, lagian tante udah aku anggap ibu aku sendiri. Tante mau buah jeruk ini, aku kupasin ya" ucap alice. Segera di ambil buah jeruk di ranjang buah yang ia bawa tadi. Ia segera mengupas jeruk itu. Ia ambil satu persatu di suapin ke ibu alice. Sedangkan alice masih menyisir rambut ibunya. Ia hanya tersenyum melihat karin yang begitu baik pada ibunya.
"Sekarang ibu segera istirahat ya, alice mau berangkat kerja nanti siang alice akan pulang bawa makan untuk brian dan ibu, ibu jangan kemana mana ya.semua udah aku siapin di atas meja. air putih, buah yang udah di kupas karin, dan sisa bubur ibu tadi. Alice akan segera pulang" ucap alice. Di ciumnya kening ibunya. Karin melangkah mendekat ke ibu alice dan mencium tangannya. " tante kita pergi dulu ya" ucap karin
Mereka segera pergi keluar dari kamar ibunya.
Mereka terus berjalan keluar sambil bercerita berbagai hal.
" karin apa di tempat kamu kerja ada lowongan" ucap alice.
" apa kamu sudah gak kerja di restoran dan toko roti itu" ucap karin.
Alice menundukkan kepalanya dengan berkata" aku di pecat dari kerjaanku" ucap alice dengan nada lesu.
Di pengangnya oundak alice dengan tangan kananya dengan berkata " gak usah sedih ,di kantor samping kerjaanku ada lowongan cleaning servis apa kamu mau, nanti kalau minat aku akan bilang ke teman aku yang kerja di situ dia bisa bantu kamu agar bisa keterima kerja" ucap karin.
Alice segera mengangkat kepalanya kembali. Ia sangat gembira mendengar ucapan karin. Ia sontak memegang ke dua bahu karin dengan menggoyang goyangkan bahu karin.
" apa benar aku mau kerja disana, hari ini juga aku siap kerja" ucap alice.
Karin tersenyum melihat temanya itu bahagia dan bisa tersenyum lagi seperti biasanya." baik sekarang aku antar kamu kantornya" ucap karin
Alice begitu bahagia,Di peluknya karin erat hingga menbuatnya tak bisa nafas.
" makasih karin, kamu memang sahabat terbaikku" ucap alice.
" iya tapi lepasin pelukanmu alice, aku gak bisa nafas" ucap karin menghela nafas panjang.
Alice segera melepas pelukanya " maaf aku terlalu senang karin. Sekarang ayo kita berangkat ke kantornya" ucap alice yang sudah berjalan dulu di depan karin. Ia begitu bersemangat untuk kerja.
Karin segera berjalan mengikuti alice yang sudah lebih dulu di depannya.
Langkah alice berhenti tepat di depan tempat kerja karin. "Di mana tempatnya" ucap alice menoleh ke arah karin.
Di pegang tangan alice, ia menggandeng masuk alice di sebuah kantor samping tempatnya bekerja.
" kamu tunggu di sini, aku telfon teman aku dulu" ucap karin melepaskan tangan alice dari genggamannya. Ia segera pergi menelfon temannya.
Tak berapa lama ia kembali ke tampat alice berdiri.
" tunggu sebentar dia segera kesini" ucap karin
" karin sepertinya aku pernah lihat kantor ini" ucap alice.
"Udah mana mungkin kamu pernah lihat, mukin anganmu saja" ucap karin. Ia menoleh ke kanan melihat temanya yang sudah berjalan mendekat ke arah mereka.
" hai karin" ucap angga teman karin.
"Hai juga" jawab karin.
" oya kenalin ini alice, di teman aku yang aku bilang tadi mau kerja disini jadi cleaning servis" ucap karin dengan memegang bahu alice.
Alice mnuodorkan tangan kananya ke arah angga.
" aku angga!! Apa benar kamu mau jadi cleaning servis. Kalau memang mau sekarang kamu bisa langsung kerja " ucap angga.
Tanpa berfikir panjang ia merima tawaran angga itu. " iya aku amu, sekarang aku butuh kerjaan " ucap alice. Tersenyum ke arah angga dan karin.
" ya sudah sekarang kamu ikut aku, lebih baik kamu ganti baju dan mulai bekerja" ucap angga.
"Ya sudah aku titip alice denganmu ya, sekarang aku pergi kerja dulu" ucap karin . Ia beranjak pergi dari kantor itu.
" ayo ikut aku" ucap angga berjalan menuju ke suatu ruangan di ambilnya baju cleaning servis di laci tempat ia bekerja. Ia segera menyodorkan baju itu ke arahku.
" cepat ganti baju dan mulai bekerja, hari pertama kamu bekerja nanti kamu ngepel dan membersihkan kaca di ruangan lantai 25 ya. Karena yang biasa bersihin di sana sudah keluar" ucap angga.
"Baik" jawab alice dengan menundukkan kepalanya ke arah angga.
" ya sudah cepat kerjakan, sekarang aku pergi dulu" ucap angga yang mulai beranjak pergi ninggalin alice.
Dengan segera alice ganti bajunya dengan baju kantor yang deberikan angga tadi. Ia berjalan meuju kamar mandi kusus untuk pegawai clening servis.
Di pakainya baju itu yang terlihat pas di lekuk tubuhnya. Ia segera pergi ke lantai 25, alice berjalan menuju ke lift. Terlihat seseorang berjalan terburu buru menuju ke lift. Tak mau kalah ia segera masuk ke dalam lift lebih dulu dan memencet angka 25.
Ia berdiri di pojok lift dengan menundukan mukanya.
Pria itu segera masuk ke dalam lift, ia mau memncet angka 25 namun sudah terpencet duluan.
Tanpa memandang ke belankang pria itu terus melihat jam tangan di tangan kanannya. Ia terus berdiri tak menghiraukan wanita yang berdiri di belakangnya.
Lift sudah berhenti tepat di lantai 25. Pria itu segera keluar dari lift di depannya sudah menunggu pegawainya dengan berkas di tangannya.
" pak ini berkas yang mau di tandatangani, dan bapak sekarang di tunggu di ruang rapat" ucap pegawai wanita itu.
Dengan segera ia mengambil bolpoin di saku jasnya dan mulai tanda tangan di berkas itu.
" baiklah aku segera kesana, bilang ke clien kita suruh nunggu sebentar aku mau ke kantor dulu ada berkas yang ketinggalan" ucap pria itu.
" baik pak adrian" ucap pegawai wanita itu. Ia langsung pergi menuju kantornya.
Alice yang di belakangnya mendengar ucapan pegai itu memanggil kata adrian. Ia teringat adrian yang pernah dia tampat kemarin.
Ia segera mengangkat kepalanya melihat sekeliling ruangan itu terlihat sama waktu aku pertama kesini. " iya ini bukanya kantor pria itu" ucap alice dalam hati. Ia mulai gugup mengerjakan pekerjaannya. Ia takut jika adrian tahu dia bekerja di kantornya. Pasti adrian akan memecat alice.
Ia teringat membawa masker di saku celananya. Ia segera mengambil masker itu dan di pakainya masker wajah itu segera.
" semoga dia gak tahu kalau ini aku" ucap alice.
Ia segera membersihkan kaca terlihat gedung yang menjulang tinggi di balik kaca itu. Ia yang takut ketinggian melihat ke arah bawah di balik kaca itu. Gedung itu terlihat sangat tinggi. Ia sontak terkejut dan jatuh tak sampai ke bawah adrian yang berjalan di sampingnya menangkap tubuh alice. Di tatapnya mata lmalice perlahan tanpa menyadari jika itu adalah alice wanita yang pernah nampar dia.
" kamu gak papa" ucap adrian dengan lembut.
" aku gak papa" jawab alice yang mulai beranjak berdiri kemabali.
" ya udah lain kali kalau kerja hati hati" ucap adrian yang beranjak pergi menuju ke ruang rapat dengan segera.
Ia temenung merasakan kelembutan dia, ternyata dia punya sisi lain yang lembut juga. Ia terus terdiam dan membayangkan kejadian tadi.
" apa si kenapa aku jadi mikirin dia" ucap alice.
Ia segera membersihkan kaca itu kembali tanpa melihat ke arah bawah.
Tak berapa lama akhirnya jam istirahat tiba. Ia segera pergi ke ruang istirahat.
" eh kamu anak baru ya, kamu gak ke kantin di sana sudah di sedikan makanan untuk pegawai" ucap salah satu temanku sesama cleaning servis.
" benarkah" ucap alice.
" iya, sekarang ayo kita ke sana" ucap teman baru alice. Ia menggandeng tangan alice menuju ke kantin perusahaan. Telihat para pegawai makan di tempat sama dengan pegawai lainya. Pemandangan yang begitu baik di sini tak memandang derajat jabatan rendah atau enggak semua makan di tempat yang sama. Pegawai rendahan seperti alice makan dengan pegawai kantor lainnya yang jabatannya lebih tinggi darinya. Dengan menu makan yang sama. Ternyata Pemilik kantor ini begitu baik tak memandang rendah pegawai lainnya.dia menganggap derajat semua pegawainya sama.
" hai kamu ngapain melamun di situ . Ini piring kamu ayo ambil makan di depan" ucap teman baru alice itu.
Alice segara mengambil makanan yang sudah di sediakan di depannya.
Dengan membawa piring di tangannya ia melihat tempat duduk yang kosong. Terlihat di ujung dekat kaca ada 3 kursi yang kosong. Ia segera berjalan menuju ke kursi itu sebelum ada orang lain yang menempati.
Ia segera duduk dengan nyaman, tiba tiba dia teringat teman barunya itu yang masih di belakang. Ia melambaikan tangan ke arahnya.
Tak menyadari adrian dan temanya berjalan membawa makanan dan duduk di depannya.
Teman alice yang menyadari ada adrian di depannya hanya menunjukkan jari ke arah alice. Alice tak mengerti apa yang di bilang temannya itu.
" kamu menoleh ke belakang" ucap teman alice dengan nada pelan.
Alice tak mendengar apa yang di bicarakan. Namun ia bisa memahami dari gerakan bibirnya. Ia segera menoleh ke depan. Terlihat adrian di depannya sedang asyik berbicara dengan temannya.
Adrian menatap ke arah alice, " sepertinya kamu pegawai tadi yang mau jatuh ya" ucap adrian menatap ke arah alice.
Ia masih tetap memakai maskernya agar adrian tak menyadari bahwa itu dia.
" apa kamu mau makan, tetap pakai masker gitu. Lebih baik di lepas dulu" ucap adrian. Ia mengulurkan tangan ke arah alice. Di pegangnya masker itu.
" gak usah aku lagi flu, nanti pak adrian bisa kena firusku" ucap alice memegang erat maskernya. Di ambilnya piring di atas meja ia mulai beranjak berdiri.
" lebih baik aku cari tempat lain, maaf menganggu pak adrian" ucap alice dengan menundukkan kepala ke arah adrian.
Adrian hanya tersenyum melihat tingkah alice yang begitu aneh.
Alice segera pergi duduk di samping temanya itu.
" untung aja aku punya alasan pergi dari dia" ucap alice pelan.