"Lo...." Tangan Nata terangkat ingin menampar pipi mulus Dara. Namun dengan gesit, Dara menangkisnya.
"Apa? Lo mau tampar gue? Dengar ya, Nata. Gue nggak caper dan gue bukan cewek murahan. Jangan pancing emosi gue, gue diam bukan berarti lo bisa seenaknya termasuk tampar gue."
Dara menghempaskan tangan Nata dengan kasar, ia menatap perempuan di depanya dengan tatapan tajam. Dirinya memang pendiam, tapi bukan berarti ia lemah dan mudah di tindas.
Setelah itu Dara melenggang pergi dari sana, sedangkan Nata yang tidak terima itu memanggilnya dengan kesal. Ia tidak menyangka jika Dara akan melawannya.
"Mau kemana lo, Dar? Gue belum selesai."
Bodo amat, Dara tidak peduli. Mau itu belum selesai atau sudah selesai, dirinya tidak peduli. Dara masih terus berjalan, entah dirinya tidak tahu kemana. Yang pasti ia ingin menjauh dari sana. Menghadapi Nata selain membuang waktu, itu sama saja dengan makan hati.
Terima kasih yang sudah membaca ceritaku hingga bab ini. Ngomong - ngomong, kritik, saran dan pendapatnya tentang ceritanya Aidan dan Caca sangat di tunggu ♥️ Aku pengin tau pendapat kalian tentang kisahnya anaknya Kelli - Reyhan ♥️ Sekali lagi terima kasih yang masih bertahan membaca ceritaku sampai bab ini♥️