Yang berjalan di barisan paling depan bukanlah diriku melainkan Paman Kuro karena ia adalah yang paling tua di Bajak Laut Flowers ini.
Penampilanku sekarang ini sama seperti sebelumnya akan tetapi ada tambahan Pedang Murasame di Pinggang dan juga Pedang Kayu di punggungku yang bersama dengan Sniperku.
Aku, Nojiko, dan Silver yang cenderung memiliki kemampuan mengamati daerah sekitar menggunakan kemampuan kami untuk mengamati pergerakan monster monster yang ada di Pulau ini.
Di sepanjang perjalanan, kami bertemu dengan beberapa Monster. Meskipun begitu, para Monster itu tidak menyerang kami dalam jarak 100 meter.
Yang ada di pikiran kami saat ini adalah mereka tidak akan menyerang kami jika kami tidak mengangkat senjata atau mengeluarkan senjata.
Setelah beberapa menit berjalan ke tengah tengah Pulau, akhirnya kami sampai di tempat yang dipenuhi oleh para Monster yang tampak melindungi sesuatu.
"Shiro..... Lihatlah! Mereka sangat banyak. Ayo kita kabur saja" ucap James sambil bersembunyi di belakangku
"Apa yang kamu katakan? Kita sudah tidak bisa kembali lagi"
Mendengar aku berkata seperti itu, James hanya bisa pasrah saja dan mencoba untuk memberanikan diri.
Setelah beberapa saat, para monster monster itu tadi bergerak menyamping seolah olah memberikan kami Jalan.
"Apa yang terjadi? Kenapa mereka memberikan kita jalan?" tanya Firo
"Ayo pergi. Mereka tidak akan menyerang kita" ucap Silver
Di depan kami terdapat jalan yang dibukakan oleh para Monster monster itu dan di belakang kami terdapat banyak monster yang mengelilingi kami.
Karena tidak ada pilihan lain selain berjalan maju ke jalan yang dibuka oleh para monster itu.
Sesuai perkiraanku, monster monster yang ada di belakang kami mengikuti kami dari belakang dan juga monster monster yang membuka kan jalan kami tadi.
Setelah beberapa saat berjalan, kami tiba di tempat yang tampak seperti Gua dan sekali lagi karena tidak ada pilihan, kami memasuki Gua tersebut.
"Apa kau merasakannya, Silver?"
"Ya, di depan sana ada dua orang dan juga banyak Monster yang mengerumuni orang tersebut"
"Ja-jangan jangan kedua orang itu di bunuh oleh para monster monster itu?" tanya William dengan wajah ketakutan
"Tenanglah! Para Monster itu seolah olah menuruti apa yang dikatakan oleh orang tersebut. Lebih baik kita lebih cepat pergi ke tempat itu" jawabku
Meskipun kami memasuki sebuah Gua, akan tetapi kami tidak bisa lolos dari kepungan para Monster yang berada di luar Gua tadi.
Mereka tetap mengikuti kami meskipun kami memasuki Gua.
Ketika kami sampai di tempat yang penuh dengan Monster itu dan juga dua Orang tersebut, aku sangat terkejut dengan apa yang ada.
Apa yang pertama kali aku lihat adalah sebuah Batu besar berwarna biru tua dengan satu orang Pemuda yang memiliki Rambut berwarna Hitam dan juga Pedang di punggungnya.
"Apa itu Poneglyph, kak?" tanya Silver kepadaku
"Kemungkinan besar saja itu Poneglyph"
Dalam pikiranku saat ini hanyalah aku tidak menyangka kalau di pulau misterius ini terdapat sebuah Poneglyph berwarna Biru Tua.
Poneglyph yang berwarna Biru Tua bisa dikategorikan dengan Poneglyph Sejarah dan Instruksional saja.
Meskipun ini bukanlah Road Poneglyph, aku tetap bersemangat karena akhirnya aku bisa menemukan Poneglyph.
"Jawab pertanyaanku! Siapa kalian dan bagaimana cara kalian menemukan Pulau ini?" tanya Pemuda yang berdiri di depan Poneglyph itu
"Maafkan kami jika kami memasuki wilayah kalian tanpa izin. Kami adalah Kelompok Bajak Laut Flowers. Namaku adalah Cheveux Shiro sebagai Kapten Bajak Laut ini"
"Bagaimana kamu menemukan pulau ini?"
"Kami menemukannya karena salah satu teman kami memiliki kemampuan Buah Iblis Kaze Kaze no Mi yang memungkinkan untuk berubah menjadi angin"
"Begitu ya, kalau begitu berikan alasanmu memasuki Gua ini!" ucapnya
"Kami tidak memiliki pilihan lain karena kami diikuti oleh kawanan Monster monster ini. Selain itu, kenapa kamu sendiri bisa berada di Pulau ini?"
"Itu karena sejak kecil aku sudah hidup di Pulau ini"
"Begitu ya. Aku ingin meminta satu permintaan saja"
"Katakan saja"
"Bolehkah aku membaca Poneglyph yang ada di belakangmu itu dan juga menyalinnya?"
Ketika aku mengatakan hal seperti itu, dia langsung memasang kuda kuda menyerang.
Aku sama sekali tidak mengetahui apa yang ingin ia lakukan. Yang paling pasti adalah dia ingin menyerang kami.
Setelah beberapa saat keadaan hanya terdiam, ada satu orang lagi yang terlihat sudah tua namun tubuhnya bisa dibilang sangat sehat.
"Kinoe, apa yang terjadi?" tanya Kakek itu tadi kepada Pemuda yang berdiri di depan Poneglyph
"Ada penyusup, kek"
"Apa yang kamu inginkan, Pemuda?" tanya Kakek itu kepadaku
"Saya hanya meminta izin untuk membaca Poneglyph itu saja. Jika anda melarangnya, maka saya tidak akan memaksanya"
"Apakah kamu bisa membacanya?"
"Kemungkinan besar saya bisa membacanya"
"Baiklah, kemarilah dan lakukan apa yang ingin kamu lakukan"
Setelah mendengar hal itu dari Kakek tua itu tadi, aku beserta dengan teman temanku langsung berjalan menuju ke tempat Poneglyph itu berada.
Aku berani berasumsi kalau Kakek tua itu dan Pemuda berambut hitam itu adalah penjaga dari Pulau ini dan juga Poneglyph yang ada di Pulau dan Gua ini.
Selain itu, Leon, William, James, Sai, Otavio, Firo, Nojiko sangat bingung dengan apa yang selama ini aku bicarakan dengan kedua orang itu tadi.
Mereka sama sekali tidak mengetahui apa itu Poneglyph dan kenapa aku ingin membacanya.
Ketika aku sudah berdiri di depan Poneglyph itu, aku langsung membacanya mulai awal sampai akhir.
Apa yang aku dapatkan dari Poneglyph yang aku baca ini hanyalah informasi tentang Sejarah Kuno saja.
"Apa yang tertulis pada Batu itu?" tanya Kakek tua itu kepadaku
"Poneglyph ini hanya menginformasikan tentang Sejarah Kuno saja dan juga letak Poneglyph selanjutnya"
"Aku punya pertanyaan kepadamu"
"Apa itu?"
Aku tidak menyangka kalau Kakek Tua itu tadi memiliki pertanyaan kepadaku yang merupakan pendatang baru di Pulau ini.
"Jawablah jujur kepadaku! Aku sudah menjaga Batu ini sejak lebih dari 100 tahun yang lalu dan belum ada satupun orang yang bisa membaca batu ini. Jika kamu sudah menemukan batu ini dan membacanya, apakah itu artinya Tugasku untuk menjaganya sudah selesai?"
"Ya, kamu sudah tidak perlu menjaganya lagi. Aku bisa membawa Batu ini berlayar denganku jika diizinkan"
"Baiklah, aku percayakan Batu ini kepadamu dengan satu syarat"
"Apa itu?"
"Bawalah cucuku ini pergi bersamamu"
Bruuuukkkk...
Setelah Kakek tua itu tadi mengatakan hal seperti itu, dia langsung terjatuh ke belakang.
Dengan gerakan yang cepat, Silver langsung memunculkan Kayu di punggung kakek tua itu supaya tidak jatuh ke tanah.
"Kakek... Apa yang terjadi padamu?" tanya Pemuda yang membawa Pedang itu tadi
Karena khawatir, Bibi Julia yang merupakan Dokter Kapalku langsung berinisiatif untuk mengecek kondisi Kakek Tua itu tadi.
Setelah beberapa menit ketika Bibi Julia mengeceknya, akhirnya dia menemukan jawabannya.
Dari raut wajah Bibi Julia yang terlihat lesu dan menundukkan kepalanya, aku bisa mengerti apa yang terjadi.
"Aku mengerti kok. Kakek, kamu sudah berjuang dengan keras untuk menjaga Batu Poneglyph ini. Serahkan saja sisanya kepada kami dan Istirahatlah dengan tenang"
"Hoi... Apa yang terjadi dengan Kakek?" tanya Pemuda itu tadi dengan nada agak tinggi
"Kinoe, jangan berbicara seperti itu. Kakek tidak apa apa. Namamu Shiro bukan?"
"Iya" jawabku
"Ajaklah cucuku yang bernama Kinoe ini untuk ikut bersamamu. Aku percaya kamu bisa mengubah Dunia ini menjadi lebih baik"
"Baiklah, saya menerima hal itu" ucapku
"Ohh iya, aku punya satu lagi. Setelah aku meninggal kali ini, Buah Iblis yang aku makan akan kembali muncul lagi. Aku ingin kamu mendapatkan Buah Iblis itu karena tergolong sangat langka"
Kali ini aku sangat kaget karena tidak kusangka kalau Kakek Tua ini mempunyai Buah Iblis.
Untuk Tipe Buah Iblisnya sendiri aku belum mengetahuinya karena dia sama sekali tidak memberitahukannya kepadaku.
"Kinoe, ingatlah pesan terakhir Kakek"
"Baik, Kinoe akan mendengarkannya"
"Kamu ikutlah bersama dengan Shiro dan teman temannya. Kakek yakin mereka adalah orang orang yang akan menuntunmu menjadi lebih baik"
"Jika itu keinginan kakek, Kinoe tidak bisa menolaknya"
Setelah mengatakan hal seperti itu, aku dipanggil olehnya untuk mendekatkan telingaku ke mulutnya.
Sebelum kematiannya, aku dibisikkan sesuatu oleh Kakek Tua itu dan menyimaknya baik baik.
Tak lama kemudian, kakek tua itu tadi meninggalkan dunia ini di usianya yang lebih dari 100 tahun.
"Kakek, Kakek, Kakek, Bangunlah! Hei hei, apa yang terjadi pada Kakekku?" tanya Kinoe kepada kami
"Namamu Kinoe bukan? Maafkan kami. Kakekmu telah meninggal dunia. Dia sudah berjuang dengan harapan ada yang memasuki Pulau ini dengan tujuan mencari tahu tentang Batu Poneglyph ini"
"Ini Bohong bukan? Kakek berkata kepadaku kalau dirinya tidak akan mati"
"Ini adalah Kenyataannya. Kita tidak bisa berbohong pada kenyataan"
Setelah hal itu, Kinoe menangis dengan keras di hadapan Kakeknya.
Tak lama kemudian, di samping jasad Kakek Tua itu tadi tiba tiba muncul sebuah Buah yang tampaknya merupakan Buah Iblis yang dimakan oleh Kakek ini.
Buah itu memiliki bentuk buah seperti Buah Pir dan berwarna Biru cerah.
Disaat itu juga, kami menguburkan Jasad Kakek Tua itu ke dalam tanah dan memberikan penghormatan terakhir.
Kakek itu sudah menjaga Batu Poneglyph ini selama ratusan tahun karena perintah seseorang untuk menjaga batu ini supaya tidak jatuh ke tangan orang jahat.
"Kinoe, jika kamu menyayangi kakekmu, lakukanlah permintaan terakhirnya. Aku tidak memaksamu untuk ikut dengan kami. Jika kamu sudah memutuskannya, datanglah kepada kami"
"Terima kasih. Tunggulah 2-3 hari lagi"
"Baiklah. Kami akan berlayar dalam waktu 3 hari lagi menuju ke Alabasta. Dan juga ingatlah satu hal ini. Mulai sekarang dirimu adalah Teman kami"