Download App
70.8% Lihatlah Aku Yang Mencintaimu / Chapter 97: Mulai masalah..

Chapter 97: Mulai masalah..

Dirles masih aja anggap ini becanda, siapa sih yang percaya sama omongan gue? gue akuin ini sangat kelewatan sekali ngomongnya.

"APA??" teriaknya.

"dir.."

"jangan becanda deh sayang, ulang tahun gue masih lama."

"dir, dengarin gue ngomong dulu.."

"udah..udah..lagi kejedot otak kamu kayaknya, sini bobo kita.." dirles menarik tangan gue.

"dir.."

"udah diem deh sayang, bobo dulu biar besok otak kamu ga rusak lagi." bahkan dia udah meluk aku.

"dir.." masih ngototnya gue bicara.

"sssstttt..., udah malam."

Huh, gue pun menghela nafas mungkin belum sekarang waktu yang pas, besoklah gue akan ngomong serius lagi sama dia. Gue pun memutuskan untuk tidur dengan berada dalam pelukannya. Pelukan ternyaman bagi gue.

****

Setelah dia beneran tertidur gue membuka mata kembali. Gila.., gue ga habis pikir sama ucapan dia tadi, otak istri gue ini kenapa jadi heng gini sih.

Gue masih menganggap dia hanya bercanda atau lagi eror aja. Ya kali dia beneran ngucap kayak gitu, tapi disatu sisi gue merasa rada ga enak nih. Jangan bilang ketakutan gue terjadi lagi. Gue pun menatap wajah cantiknya, kalian tahukan kalau gue sangat mencintai istri gue ini.

"sayang.." ucap gue pelan sambil elus kepalanya.

"kamu kenapa bisa ngomong kayak gitu sih?"

"kamu lagi becandakan sayang? kamu ga mungkinkan serius?"

"tapi, ini juga sebenarnya yang gue takutkan setelah ulang tahun jagoan kita kemarin."

"tolong sayang, jangan berbuat konyol lagi.  Cukup dulu kamu melakukan hal bodoh dengan membantu gue bertunangan dengan sera." tangan gue masih mengusap sayang kepalanya.

"semoga ketakutan gue ini ga terjadi ya.." lalu tanganp gue beralih ke bibirnya, mengusap lalu mengecup bibirnya.

"suami kamu ini terlalu mencintai kamu sayang, ga mau kehilangan kamu dan anak kita kedua kalinya."

"gue bisa gila sayang, jangan ya sayang.."

"semoga kamu besok ga mengucapkan kata gila tadi ya.."

Setelah mengucapkan kalimat tersebut,  gue kembali tidur dan semakin mengeratkan pelukannya.

****

Pagi ini gue beneran kembali ga mood, tapi hanya sendiri aja ga didepan anak-anak. bisa-bisa mereka takut lagi dengan mamanya.

"pagi sayang.." ucap dirles sambil ngecup kening gue.

"pagi anak papa.." dirles pun mengecup kening sha dan dean.

"pagi papa.." jawab sha.

"ayo kita sarapan, maaf ya papa lama turun."

"no plobem papa.." jawab sha, sementara gue masih dalam mode mood jelek.

Kita pun kembali makan dan pada akhirnya kita pun selesai makan. Seperti biasa, gue antar mereka kedepan.

"mama kakak sha pelgi dulu ya.."

"iya sayang, baik-baik ya sayang disekolahnya."

"beles mama.., ummachhh.." Sha pun mencium gue dan adeknya dean, gue pun membalasnya.

"kakak sha langsung kemobil aja deh, pasti papa mau makan bibil mama. Ya kan papa?" gue ketawa dengar ucapan anak gadis gue, kayak udah hapal aja.

"iya donk, udah sana tunggu papa dalam mobil, papa mau makan bibir mama kamu."

"uuuuuhhh.." ledek sha lalu berlari masuk mobil. Dan dirles sekarang menghadap gue.

"kamu kenapa sayang? kok beda hem?"

"gapapa kok.."

"huh!! masih masalah semalam?"

"pikir aja sendiri." ketus gue.

"ga mau mikir ahk, ga penting juga. Omongan kamu kayak orang sakit jiwa."

"ihhh,  dir.."

"apaa hem..?"

"gue ser_"

"ssst..., ga mau denger gue, udah ya gue pergi dulu ntar kita berdua telat."

"iya.." jawab gue males.

"sayang.."

"hem?"

"jangan merusak kehidupan bahagia kita.., aku sangat mencintai kamu dan anak-anak kita." gue pun terdiam.

"kita pergi dulu ya.." dia mau mencium bibir gue namun ga kena karena gue memalingkan wajah gue, terlihat nada geram dari dia.

"hati-hati dirumah ya sayang.." dia mengelus kedua pipi gue dan mengecup kening gue, mau menolak udah keduluan disambar sama dia.

"hey jagoan, papa sama kakak sha pergi dulu ya. Tos dulu jagoan.." Dirles mengajak tos ala lelaki sama jagoannya yang dibalas sama dean. Dan akhirnya mereka pun pergi meninggalkan rumah ini, kita pun masuk kedalam rumah.

Jam udah pukul 12 siang dan beberes udah selesai semua, waktunya gue rehat bentar sambil memantau dean yang lagi asyik main sama dunianya sendiri.

Gue pun kembali melamun disofa ini, melamun sama ucapan gue semalam. Gue tahu kenapa dirles menolaknya, tapi hanya dengan cara ini gue bisa bantu sera dan james.

Siapa tahu james yang mandul, karena dia biasa aja ga terlalu stres mikirkan anak,  beda sekali dengan sera.

Dan gue pun meminta suami gue, ya karena dirles pernah mencintai sera, siapa tahu juga dengan cara ini dia mau balas pengorbanan sera dulu karena pada akhirnya mereka ga bersatu.

Lagiankan mereka berhubungan badan ga pakai perasaan, hanya sebagai bantuan untuk sahabatnya. Salahkah gue? iya tahu salah, tapi kan.....

"Dean...." suara teriakan dari belakang menyentakkan gue dari lamunan.

Dean? gue pun menoleh kearah dean. Ya Tuhan, anak gue 3 langkah lagi akan jatuh ke kolam renang.

****

Selama dikantor gue ga konsen, terganggu mulu akibat ucapan dan tingkah penolakan khristal tadi. Untuk pertama kali dia menolak gue cium hanya karena tadi malam.

Ceklekk..!!

"dirles.."

"eh,  papa.."

"kamu kenapa? tadi rapat papa lihat kamu ga fokus gitu, ada masalah nak?" ya, papa robert yang masuk ruangan gue.

"engga kok pa, ga ada apa-apa kok."

"yakin nak? ga ada hubungannya sama istri dan cucu papa?"

"hahaha, ya enggalah pa, papa kan tahu keluarga dirles aman, damai, kompak, romantis bahkan ada gilanya juga, wkwkwk.." gue terpaksa bohong sama papa.

"baguslah kalau keluarga kalian baik-baik aja."

"dirlesss,, eh om." suara terompetnya josh yang tiba-tiba masuk ruangan gue.

"josh.." tegas papa, wkwkwkw..

"heheh maaf om, besar banget ya suara josh?"

"ck, udah tahu malah nanya lagi lo." sahut gue.

"yasudah,papa kembali keruangan dulu, kalian berbincanglah."

" iya pa.."

"iya om, maaf ya om sekali lagi." papa hanya mengangguk aja.

"oh ya dir.." papa membalikkan badannya sebelum keluar ruangan.

"ya pa?"

"jangan lupa jemput cucu papa sha disekolah.."

"ya iyalah pa, aman..." papa pun mengangguk lalu pergi, dan sekarang tinggal gue dan josh dalam ruangan.

"bro lo kenapa tadi pas rapat ga konsen gitu sih?"

"huh..! ada masalah sikit bro."

"masalah? masalah apa? kerjaan?"

"ga bro.."

"loh, trus masalah apa?"

"khristal.."

"hah!!" kagetnya, anjirlah gue pun kaget dengan suara kerasnya.

"josh, suara lo anjir.."

"eh, serius dulu bro, khristal kenapa? perasaan kalian adem aja tuh."

"entahlah bro, setelah pesta ulang tahun dean kemarin dia udah mulai aneh sih."

"maksudnya? yang jelas dulu."

"ini juga ada kaitannya dengan sera dan james."

"loh, ada apa sih sebenarnya? james ga ada cerita tuh sama gue, sera apa lagi.."

"lo tahukan james dan sera belum punya anak, maksudnya sera belum ada tanda hamil."

"iya gue tahu, trus?"

"saat pesta dean kemarin, sera dan istri gue bercerita. Sera cerita dengan apa yang menimpanya sekarang dan itu menjadi beban juga sama khristal."

"jadi hubungan sama istri lo apa sih?"

"iya, awalnya saat itu masalah udah clear sih, cuma kemarin saat james kesini, dia mendengar semua percakapan gue dan james. Dan iya, mengenai sera dan anak juga."

"trus?"

"dia kepikiran lagi dan dengan konyolnya dia semalam meminta gue memberika sera anak."

"APA??" teriak josh syok.

"iya, dia meminta gue berikan sera anak."

"astaga, ya Tuhan..., gila istri lo ya? sakit otaknya. Mikir ga sih dia ngomong gitu sama lo? suaminya sendiri?" josh ngomel, ga habis pikir sama khristal.

"entahlah josh, gue juga ga habis pikir sama dia, tadinya gue pikir dia minta gue hamilin dia trus anak dalam kandungannya dikasih buat sera nyatanya bukan gitu, dia malah nyuruh gue berhubungan badan sama sera. Gila ga?"

"wah...parah si khristal..!! gila..emang udah gila dia. Gimana kalau james dan sera mendengarnya, bisa-bisa mereka tersinggung dan marah banget."

"gue juga ga mau dulu cerita sama mereka, padahal yang gue tahu mereka sangat saling mencintai, lo tahukan cintanya james sama istrinya gimana."

"tahulah geblek, saat sera masih pacaran dan tunangan sama lo aja dia masih cinta sama sera."

"anjir lo, ga usah ungkit yang itu."

"udah lo ga usah tanggepin omongan gila istri lo. Lo juga ga maukan berhubungan badan sama sera?"

"anjiir, gila lo ya...!! cari mati lo kampret?? ya ga maulah gue, gue punya otak kali. Udah punya istri dan anak gue, parahnya lagi gue bisa dibunuh james."

"bagus..bagus..baguslah, jangan mau ya."

"ya iyalah.." balas gue sewot.

"heran bener gue sama khristal, eh anak lo jangan lupa jemput, udah pulang sekolah dia nih."

"astaga, hampir lupa gue..untung lo ingatin.  Gue jemput dulu ya bro.."

"iya hati-hati lo.." gue pun mengangguk lalu pergi.

Gue pun menjemput anak gadis gue ke sekolahnya sekaligus makan siang dirumah, untungnya sha ga terlalu lama nunggu gue.

Dan kita pun pulang hingga akhirnya kita sampai dirumah.

Ada yang aneh, biasanya dengar suara klakson mobil aja, ga lama dia udah depan pintu. Tapi ini kok belum nongol juga ya? masih marah kah dia? gue pun jadi geram.

Dan saat sha buka pintu pun, khristal dan dean belum ke depan juga. Kemana sih mereka? gue dan sha pun mencari mereka.

Mata gue disyokkan saat lihat jagoan gue berjalan pelan kearah kolam renang, dan beberapa langkah lagi dia pasti udah kecebur kolam. Jantung gue lemas ya Tuhan, gue langsung teriak nyebut nama dean sambil lari menghampiri dia.

"DEAN....." teriak gue, dan syukurlah dia berhasil gue tangkap namun dia menangis dalam gendongan gue, mungkin dia kaget sama suara keras gue.

~••~••~

(Eeeeee, khristal..khristal.., dari dulu kamu mah suka melamun ya.. 😂😅😰

Dean, kaget ya sayang..? untuk ada papa dirles ya.. 😊😥😘)


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C97
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login