"khristal nya tidak ada disini.." bagaikan disambar petir dengar ucapan ibu ini.
"hah..!! ibu jangan bohongi kita ya, khristal pasti disini." jawab gue dengan nada ketawa saking ga percayanya.
"khristal memang ga da disini nak.." jelas nya lagi.
"ibu jangan becanda deh.." mencoba belum percaya lagi.
"nak, ibu ga becanda.Dia memang disini hampir sebulan lebih, tapi dia udah pergi dari sini seminggu lalu."
"bohong...ibu pasti bohong.." tanpa sadar gue ngebentak ibu itu.
"dirles, jaga ucapana lo, jangan emosi apa lagi sampai bentak ibu ini." tegur sera.
"apa hah? ibu ini udah bohongi kita, gue yakin ini bohong sama kita." bentak gue kembali pada sera.
"hemmm maaf bu, kalau boleh tahu kemana ya khristal nya pergi? Apa alasannya pergi lagi ya bu?" tanya sera sopan.
"maaf nak, ibu ga tahu kemana dia pergi, dan alasannya kata dia pengen berlibur aja. Dia ngidam pengen liburan jauh.." jawaban ibu sontak buat gue kaget.
"APA? dia ngidam liburan?"
"iya nak, udah seminggu dia pergi dan sekarang belum pulang.."
"tapi maaf bu, saya masih yakin dia masih dirumah ini.." tegas gue dan tanpa minta izin gue langsung masuk kerumahnya.
"Khristal....khristal....khristal lo dimana? Khristal jawab gue.." teriak gue mencari dia didalam.
"dirles, lo tahan emosi lo.." ucapan dia gue abaikan
"khristal....khristal...gue yakin lo masih disini kan, khristal ini gue datang..." teriak gue mulai frustasi saat lihat ditiap kamar ga da.
"khristal....argh.., plis kemari khristal. Hiks...hiks..., lo dimana khris...., gue disini khris..." tangis gue kembali.
"dir..." panggil sera.
"ohh..., pasti dia lagi didapur loh sera, khristal kan suka masak. Iya...iya..dia pasti lagi masak, gue mau kagetin dia lagi akh..." ucap gue ngaur saking frustasinya.
"ya ampun dirles..." teriak sera saat gue berlari kedapur.
Gue terus aja mencari dia didalam rumah ini, airmata gue ga bisa berhenti, gue semakin takut..,semakin takut ga bisa menemukan mereka lagi.
Bahkan suara sera dan ibu tadi pun gue abaikn, biarkan aja mereka tahu kegilaan gue sekarang, gue ga peduli mereka lihat betapa hancur nya keadaan gue sekarang. Biar mereka tahu, ini lah bukti bahwa gue takut kehilangan khristal dan anak kita, bahkan gue ga sanggup hidup tanpa mereka.
"khristal..." panggil gue saat berada didapur. Lagi-lagi gue kembali menangis, ternyata ruangan ini sama seperti ruangan lain. Dia ga ada didapur.
Langkah gue semakin lemas, semakin ga kuat untuk berlama tinggal didunia ini, lebih baik gue mati aja timbang ga melihat mereka lagi.
Jadi bener mereka ga dirumah ini lagi, mereka bener udah pergi.
"khris..., lo kemana sebenarnya pergi? hiks...hiks...kemana lagi gue mencari kalian?" gue bicara sendiri sambil menyandar didinding kayu dapur.
"argh....argh....,brengsek lo dir..!! Ini semua karena lo, semua karena kebodohan lo..dasar tolol lo dir.." teriak gue sambil memukul kepala sendiri lalu kembali memukul dinding dapur berkali-kali.
"hiks.....hiks...., mau sampai kapan kita pisah khris? gue pengen ketemu sama lo khris, gue pengen ketemu anak kita khris.."
"kata ibu tadi, lo ngidam ya? Anak kita pengen liburan ya khris? Kenapa lo ga kasih tahu ngidam lo khris?? hiks...hiks...gue bisa nemani kalian liburan khris, papa akan nemani kalian liburan nak." ucap gue udah hampir lemas, kepala gue udah mau pecah memikirkan mereka.
"sekarang gue udah ga tahu mencari keberadaan kalian lagi dimana, gue udah kehilangan jejak kalian, hiks...hiks..." yang masih menangis.
"gue mau minta maaf sama lo khris.., hiks....hiks...gue pengen memeluk kalian khris." ucap gue lemah saking udah kehabisan menangis.
"gue pengen kasih kabar bahagia buat kalian khris.." ucap gue terakhir.
Lalu gue mendengar langkah sera dan ibu tadi menghampiri gue, dan gue ga mau melihat mereka, yang tadinya gue menyandar didinding sekarang merosot terduduk dilantai, gue menyembunyikan wajah gue ditekukan lutut gue. Meski isak tangis gue masih ada namun ga segilak menangis tadi.
"nak..." sapa ibu tadi sambil mengusap kepala gue tapi gue masih diam aja.
"nak..kenapa kamu menangis nak?"
tanya siibu, gue pun masih diam namun badan gue masih terus bergetar karena menangis tadi.
"nak, pulang lah kerumah, ibu kan udah bilang sama kalian, kalau dia ga ada disini."
"gue ingin ketemu sama mereka bu." akhirnya gue bersuara dan menatap sendu si ibu.
"iya, ibu tahu nak..tapi mereka ga ada disini nak." gue pun menggeleng.
"dirles ga mau pulang bu, dirles nunggu mereka disini aja bu sampai mereka balik dari liburannya." ucap gue keras kepala.
"nak, kita ga tahu kapan dia pulang, pulang lah nak, kalau khristal lihat kamu dengan keadaaan seperti ini, dia akan merasa semakin sedih dan bersalah sama kamu nak?"
"bener kah bu?" tanya gue memastikan.
"iya nak, pulang lah kerumah. Percaya lah dia akan baik-baik aja disana. Dia wanita kuat kan? Kamu tahu itu kan nak?" si ibu masih setianya mengusap kepala gue dengan lembut.
"tapi dirles ga mau pulang, dirles takut nanti kehilangan mereka lagi bu." ucap gue semakin panik.
"jangan takut nak, mereka masih dihati kamu meski takdirnya kalian ga bersama lagi."
"kamu pulang ya nak, jangan seperti ini lagi, dan kalau kalian ketemu suatu saat, kamu harus lebih ganteng lagi nak, lebih gemuk nak, lebih rapi lagi ntar mereka ga mengenal kamu loh.." ucap si ibu menghibur, aku sontak memeluk ibu itu.
"bu, maafin gue dirles, maafin dirles yang udah buat dia sedih.." ucap gue sambil meluknya.
"iya nak, kamu juga ga salah kok nak, kamu janji ya kalau kalian ketemu suatu saat harus lebih ok lagi. Hehehe..jangan seperti ini lagi ya nak."
"iya bu, dirles janji..,tapi kalau khristal kesini pliss kabari dirles ya bu.., tolong dirles bu..." ucap gue memohon dengan wajah memelasnya.
"iya nak, tapi itu tunggu dapat izin mereka ya, ibu ga mau nambah beban mereka"
"huftt...iya bu. Dirles bakalan setia menunggu mereka kok."
"nah, gitu lebih baik nak.." dan gue pun mengangguk.
"sini ibu bantu kamu berdiri.." ucapnya sambil bantu gue berdiri, dan berjalan menuju pintu rumah.
"ibu. Kita pulang dulu ya. Maafin tingkah dirles tadi ya bu, maafin dirles yang sembarangan masuk dan ribut disini" ucap gue minta maaf.
"gapapa kok nak, ibu ngerti kok.." dan gue pun kembali pamit lalu berjalan kemobil dengan meninggalkan sera yang masih sama ibu tadi.
"ibu, maafin sikap dirles tadi ya, dan makasih bu..., udah kasih support sama dirles tadi." ucap sera.
"sama-sama nak, ga perlu minta maaf. Ibu mengerti kok. Dan buat kamu..jangan sedih ya nak, dia ga ada maksud nyakitin hati kamu, mungkin dia hanya merindukan mereka. Dan kamu tolong jaga dia ya, demi khristal dan bayi mereka." sumpah ucapan siibu tadi buat sera kaget, maksudnya apa coba.
"bu, maksud ibu apa ya?" tanya sera bingung
"ibu tahu kok hubungan kalian sekarang apa.., kamu ga usah mikir kalau ibu marah. Ga kok nak.." astaga!! pasti siibu salah paham sama hubungan sera sama dirles.
"bu, sebenarnya hubungan saya dan dirles ada_" ucapan sera terpotong karena suara klakson mobil dirles.
Ting....ting...ting...
"nak, itu dirles udah manggil kamu, kamu susul dian kalian hati-hati dijalan ya.." cela ibu.
"iya bu, tapi sera mau ngomong sebenarnya sama ibu. Kalau kita sebe_" dan terpotong lagi.
Ting...ting....ting...
"nak, kamu ga perlu menjelaskan sama ibu. Yaudah kamu pulang ya, dirles juga butuh istirahat. Hati-hati nak."
"huh..!! baik bu, kita pulan dulu. Terima kasih bu ." pamitnya setelah siibu mengangguk.
****
Begitu tante kedepan pintu rumah, gue langsung keluar lewat pintu belakang dapur, gue sembunyi dibalik dinding kayu dapur.
Jantung gue beneran berdetak kencang banget saking kaget lihat dia beneran kesini. Ada apa dia kesini ya? pikir gue dalam hati.
Namun saat dirles masuk dan berteriak memanggil nama gue, gue langsung menutup mulut, gue takut kalau aja gue spontan membalas sapaannya.
Dan jantung gue semakin sesak saat mendengar teriakan dirles yang ga seperti biasanya, gue merasakan dia marah dan frustasi. Dan gue juga mendengar sera memanggil namanya berusaha untuk menghentikan sikap gegabah dirles suaminya.
"nak.., itu papa kamu. Hiks...hiks...dia memanggil mama sayang. Hiks...hiks...dia mau apa mencari kita berdua nak.?" tanya gue sama sibaby.
Namun, ntah karena kontak batin antara bayi gue dengan dirles, gue mendengar suara itu semakin dekat ketelinga gue. Gue membalikkan badan gue dan mengintip dicelah dinding kayu dapur.
Begitu melihatnya dengan jelas, gue menganga saking kaget bukan main. Gue hampir menangis menjerit, ingin menghapiri dia, ingin memeluk dia. Dan gue semakin menggigit kuat tangan gue agar tangis gue tertahan.
Gue menangis melihat keadaan dia sekarang, dirles..papanya anak gue kelihatan sangat rapuh dan berubah. Dia semakin kurus, wajahnya ga setembam dan ganteng dulu. Matanya sekarang udah berkantong kayak panda.
"lo kenapa jadi berubah seperti ini dir? hiks...hiks...hiks...seharusnya hidup lo lebih bahagia sejak nikah dengan sera, apa sera ga bisa urus lo seperti gue urus lo? gue ga suka lihat kondisi lo sekarang dir...hiks...hiks.." ucap gue pelan.
"sera lo kenapa ga janji sama gue? Mana lo janji lo kemarin akan bahagiakan dan menjaga dirles buat gue? hiks...hiks...gue kecewa sama lo ser."
"nak., papa kamu berubah nak.., hiks...hiks...mama pengen menghampiri dan memeluk papa nak tapi sekarang papa bukan milik kita lagi nak." gue ajak bicara sibaby.
"nak.., kamu lihat papa kamu kan? itu papa kamu nak, dia semakin dekat dengan kamu nak. Nah, kamu udah lihat secara langsung kan nak? papa kamu mencari kita nak.."
"kata papa dia mau nemani kita liburan nak, hiks...hiks..., tapi kita ga boleh merusak hubungan papa sama istrinya nak, kita harus bisa menahan ya nak.."
Namun saat ucapan dirles terduduk dilantai, gue juga kebawa ikut terduduk dilantai menyamakan tinggi kita. Gue semakin hancur melihat sefrustasi ini, gue memegang dinding dimana tubuhnya bersandar, gue mengelus dinding bermaksud untuk mengusap kepalanya mencoba buat menenangkan dia biarpun dibatasi sama dinding dan gue setengah mati menahan isakan gue kembali dengan menggigit kuat tangan gue.
Namun saat dia mengatakan ingin meminta maaf dan ingin memberi kabar bahagia sama kita, elusan tangan gue didinding kayu langsung terhenti dan gue kembali mematung akibat syok dan takut mendengar kabar bahagia apa yang dimaksud dia.
"ya Tuhan, kabar bahagia apa yang dia maksud? apa kah dia mau kasih kabar bahwa dia akan mendapatkan anak? kabar bahwa sera juga hamil?" tanya gue dalam hati dengan penuh sesak
"hiks....hiks...jadi ini maksud kedatangan kalian dir? kalian mau kasih kabar kehamilan sera? hiks...hiks...,buat apa dir? kurang puas lo udah nyakiti gue dir..? belum cukup dir? Ya Tuhan...hiks...hiks..., tolong hentikan penderitan gue. Hiks...hiks..." tangis gue dalam hati.
"nak, papa kamu jahat..papa masih jahat sama kita nak..hiks...hiks..." adu gue sama sibaby dan terus mengelus perut buncit gw.
ceklekk....
"tante...hiks...hiks...hiks..." tangis gue pecah saat mereka udah pergi.
"sabar nak..." balas tante memeluk dan mengusap kepala gue.
~•~•~
(Eeeee, dasar kau dirles..😈😡😒
ya ampun Khristal, kamu salah paham..
😂😢😥😭)