Setelah pulang dari rutan, Syila dan Tito pergi ke taman kota. Tito telah menyiapkan alat-alat untuk melukisnya. Kegiatan ini juga diharapkan bisa mengurangi kegalauan hati Arsyila. Tito tahu Syila sedang sedih dengan kasus yang menimpa Ernest. Tito tidak menyangka kalau gadis polos yang sudah dianggap seperti Adiknya sendiri ini, ternyata bisa jatuh cinta sedalam ini terhadap laki-laki. Tito menatap haru kepada Syila. Dia menyuruh Syila untuk memulai kegiatan melukisnya.
" Ayo gunakan ini Syila, luapkan semua beban dan emosimu di atas kanvas ini. Kamu tidak perlu marah-marah, menangis ataupun teriak-teriak. Tapi tuangkanlah semuanya di sini." Ucap Tito sambil menunjuk ke arah kanvas.
Syila menuruti perkataan Tito. Karena dia juga meminta izin kepada Bundanya untuk melukis bersama Tito. Dia tidak ingin berbohong, lagipula benar kata Tito daripada dia marah-marah lebih baik dia meluapkan emosinya di atas kanvas ini.
Kita belok ke Tito dan Zahra dulu sambil nunggu Ernest keluar dari rehab ya. Masih kasihan sama Ernest. Tapi siapa sebenarnya dibalik kejahatan Adrik? percaya ga kalo Alvin yg melakukan?