Kue itu diantarkan oleh salah seorang prajurit. Ia belum pernah melihat prajurit itu sebelumnya. Kenalan Durk dan Diorin akunya dengan sopan dan meyakinkan. Ia mengatakan sahabat Wander itu mengirimkan sekotak kue gandum buat Wander dan keluarganya.
Melihat kue yang bulat dan putih, berbau demikian manis dan lezat itu, ia sontak kaget, menyadari betapa laparnya ia. Sudah berapa lama ia tidak makan? Ia dengan muram teringat akan kedua anak perempuannya, juga si kembar. Penjatahan makanan mulai perlahan menunjukkan pengaruhnya bagi kesehatan keluarganya, walau keluarganya termasuk beberapa yang beruntung selalu kebagian jatah lebih dahulu.
Tapi bagaimanapun, Wuan harus diberi makan duluan. Lalu, ia akan menyisakan untuk si kembar, demikian rencananya.