Download App
68.95% Kannoya Academy / Chapter 310: Yukina....

Chapter 310: Yukina....

Teman-teman Yukina diberikan perawatan sedikit, dan mereka semua pulih kembali.

Yukina sudah dirawat selama 4 hari tanpa henti, tetapi keadaannya belum membaik. Stamina Yukina pada saat dibawa ke rumah sakit hanya 1 stamina saja, itulah sebabnya ia lemas sekali pada saat Ardolph membawanya.

Setiap teman-teman Yukina yang perempuan bergilir untuk menjaganya, kecuali Kurosa dan Asuka.

Asuka juga dirawat di rumah sakit itu pada kamar 345, dan Kurosa menjaga Asuka setiap saat. Asuka sudah siuman 2 hari setelah ia dirawat, tetapi ia masih perlu istirahat.

"Asuka... kamu terbangun..." kata Kurosa.

"Ya...." jawab Asuka.

Asuka mengingat sesuatu, ia terlihat mencari-cari sesuatu.

"Ini yang kaucari kan?" Tanya Kurosa sambil memberikannya pedang Alicia.

Asuka segera memeluk pedang itu dengan erat, Asuka tersenyum dan ia meneteskan air mata.

Kurosa tersenyum saat melihat Asuka baik-baik saja.

"Kurosa.... kamu terlihat lesu.... ada apa?" Tanya Asuka.

Kurosa menunduk sedikit,

"Tidak apa-apa.... tidak ada apapun." Kata Kurosa.

Asuka mengetahui ada sesuatu yang terjadi.

"Bagaimana dengan Yukina.... saat terakhir aku melihat status teman-teman, Yukina baik-baik saja.... apakah hanya pada perang ini ia tidak melakukan sesuatu yang berbahaya.... atau.... aku melewatkan banyak hal?" Tanya Asuka.

Kurosa menunduk,

"Ya, kamu melewatkan banyak hal..." kata Kurosa sedikit sedih.

.

.

Kurosa tidak bisa menahan air matanya, Kurosa menangis dan memeluk Asuka.

"AKU TAKUT JIKA YUKINA MENINGGALKAN KITA.... SEPERTI SUN HERO DAN NIGHT HERO...." Tangis Kurosa dengan keras di pundak Asuka.

"Apa..?!" Kejut Asuka.

Asuka segera beranjak dari kasurnya dan berlari keluar.

"Aaaa.... Asuka!" Kejut Kurosa.

Kurosa menyusul Asuka.

Asuka berlari dan mencari perawat yang lewat.

"Permisi... anu.... di manakah Yukina Ayami dirawat?!" Tanya Asuka panik.

"Dia ada di lantai 7 pada kamar 777." Kata perawat itu.

Asuka segera berlari menggunakan tangga. Asuka berlari menaiki tangga dari lantai 3 hingga lantai 7. Kurosa menyusul Asuka. Kurosa sedikit tertinggal karena Asuka lincah.

.

.

.

.

Asuka menemukan kamar no 777 dan segera memasukinya.

"Aaa... aduh..." keluh Asuka yang lalu terjatuh di atas lantai.

Yukina masih tertidur.

.

.

"Aah... aaah... Asuka.... kau cepat sekali..." keluh Kurosa.

.

.

Kurosa dan Asuka sampai pada kamar Yukina. Banyak sekali peralatan medis yang ditempelkan pada tubuh Yukina, ada infus, ada alat bantu pernafasan juga karena Yukina memiliki riwayat asma, dan alat-alat lainnya.

"Yukina..." kata Asuka khawatir.

Asuka merangkak karena tubuhnya masih kesakitan. Asuka merangkak ke arah kasur Yukina. Asuka berusaha untuk berdiri di samping Yukina. Asuka melihat Yukina.

"Yukina.... kamu melakukan apa saja... hingga seperti ini....?" Tanya Asuka.

Tangannya bergetar, lalu Asuka terjatuh ke atas lantai.

Kurosa membantu Asuka untuk berdiri lagi.

"Dia melawan Rei.... sendirian... ceritanya sangat panjang..." kata Kurosa sedih.

"Begitu..." kata Asuka.

.

.

3 gadis datang.

"Yukina.... kamu menyelamatkan kami... lagi..." kata seorang gadis dengan rambut kecoklatan.

"Takana.... Shinoka... dan Zeko..." kata Asuka.

"Ya... kita ingin melihat keadaannya." Kata Shinoka.

Datanglah juga ibu dan ayah Shinoka bersama dengan adik Shinoka, Tomio. Zuko juga datang.

Mereka melihat keadaan Yukina.

"Parah sekali...." kata ibu Shinoka khawatir.

"Yah... dia memang sering begitu.... tetapi ini yang terparah..." kata Kurosa sedih.

.

.

"Apa ini?" Tanya Asuka saat melihat ada semacam lampu neon di atas Yukina yang bersinar kehijauan dan menyinari tubuh Yukina.

"Itu alat medis untuk memberikan sihir penyembuh secara terus menerus tanpa henti, sehingga kemungkinan pasien bertahan akan lebih besar." Kata Tomio, adik Shinoka.

Shinoka mengelus-elus kepala Tomio,

"Adikku memang pintar ya..."

Tomio menjadi malu,

"Ka-Kakak... aku bukan anak kecil..." kata Tomio sambil berusaha untuk menyingkirkan tangan Shinoka.

"Hehehe.... tapi kamu tetaplah adikku..." kata Shinoka.

.

.

.

.

Tak lama, Shinoka, Takana, Zeko, Zuko, Tomio, dan ibu dan ayah Shinoka berpamit.

.

.

"Asuka.... anda harus dirawat.." kata perawat yang menyadari bahwa Asuka melarikan diri dari kamarnya.

Asuka dibawa kembali ke kamar 345.

Kurosa mengikuti Asuka, tetapi ia melihat ke arah Yukina sebentar. Kurosa mencoba untuk menahan rasa khawatirnya, lalu pergi menyusul Asuka.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Yukina terbangun di suatu tempat yang tidak begitu asing baginya.

Yukina melihat sekelilingnya.

"Yukina.."

Yukina segera menoleh ke arah sumber suara itu.

Terlihatlah, wanita berpakaian pahlawan yang berambut biru kehijauan.

"S-Siapa?" Kejut Yukina.

Wanita itu tersenyum.

Lalu muncullah seorang wanita berambut merah dengan pakaian yang sangat rapi. Di sampingnya, berdirilah seorang pria berpakaian santai dengan headphone bergelantung di lehernya. Seorang gadis dengan pakaian seragam sekolah muncul.

Seorang anak kecil berambut putih memakai seragam sekolah juga muncul. Ada seorang lelaki lain yang memakai pakaian ilmuwan. Dan yang terakhir, muncullah lelaki berpakaian kasual.

"Terimakasih." Kata mereka semua.

Anak berambut putih itu tertawa riang, lalu ia berlari pergi dengan berbahagia. Gadis itu menyusul anak itu.

Wanita berambut merah itu merangkul lengan pria berpakaian santai dengan headphone di lehernya.

Wanita itu meletakkan kepalanya di atas pundak pria itu.

"Ayo pergi." Kata wanita itu.

Pria dan wanita itu pergi.

Lelaki berpakaian ilmuwan itu juga pergi bersama dengan lelaki berpakaian kasual.

Wanita berpakaian pahlawan itu hendak pergi, tetapi ia berhenti sebentar.

"Yukina..." kata wanita itu.

"Apa?" Tanya Yukina.

Wanita itu menjawab,

"Aku memiliki permintaan untukmu."

"Apa itu?" Tanya Yukina.

"Begini.... aku melihat sikapmu pada saat bertarung... engkau tidak memikirkan kepopuleran.... engkau tidak memikirkan penghargaan..... engkau juga tidak berpikir tentang kekuatan.... jadi..." kata wanita itu.

Yukina mendengarkannya dengan seksama.

"Bisakah kamu menjadi pahlawan berikutnya....?" Tanya wanita itu.

Lalu wanita itu berkata.

"Bukan... bukan pahlawan... tidak hanya itu...."

Wanita itu melihat ke arah Yukina,

"Bisakah kamu membuat pahlawan generasi berikutnya yang memiliki hati sepertimu?" Tanya wanita itu.

Yukina berpikir sebentar.

Wanita itu tersenyum.

"Aku yakin kamu pasti bisa." Kata wanita itu.

Lalu wanita itu melambaikan tangannya pada Yukina, lalu ia meninggalkan Yukina.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C310
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login