"Siapa dia.... cantik sekali..." pikir Yukina.
Chaku berdiri di depan mereka berdua.
"Hm.. hm... rupanya darling memanggil temannya. Honey. Itu namanya." Kata Chaku sambil menunjuk ke arah Megan.
Spontan Megan terkejut.
"Apa maksudmu?!" Kejutnya.
"Honey... honey... hm... tidak suka?" Tanya Chaku.
"Namaku Megan!" Balas Megan.
"Hm... Sweetheart, itu lebih manis." Kata Chaku.
"Woi!" Teriak Megan.
Yukina memegang bahu Megan sambil berkata,
"Sudahlah... dia memang seperti itu. Biarkan saja."
Megan akhirnya diam.
"Waaah benar-benar surga... melihat darling dan sweetheart!" Kata Chaku.
Yukina dan Megan bersiap untuk menyerang.
"Hm.. gaya yang indah sekali." Kata Chaku.
Mereka berdua menerjang bersama.
Chaku membuat hujan gumpalan lem di ruangan itu. Tetapi berkat Megan, gumpalan-gumpalan lem itu berubah menjadi gas.
"Tch... lemku." Keluh Chaku.
"Dia lengah!" Kata Megan.
"Benar." Jawab Yukina.
"Lengah?" Tanya Chaku.
"..... ya." Jawab mereka berdua.
Tanpa disadari, tepat di atas Chaku, Megan mengubah hujan lem itu menjadi padat, hanya di atas Chaku saja yang padat.
Chaku menghindar dari lem padat itu.
"Tch... aku mulai kesal dengan kalian." Kata Chaku.
Chaku menembakkan banyak gumpalan lem panas, sehingga itu melelehkan 6 pedang sebagai sayap Yukina, dan juga pedang yang ia bawa.
Meskipun Megan mengubah gumpalan lem panas itu menjadi padat, itu tetap melelehkan segala sesuatu.
"Bagaimana ini." Pikir mereka berdua.
.
.
Megan melihat, bahwa Yukina merasa sedikit putus asa karena semua pedangnya telah hancur.
Tetapi Megan merasakan sesuatu.
"Yukina." Panggilnya.
Yukina melihat ke arah Megan.
"Kamu masih memiliki banyak pedang. Masih ada 4. Sekarang kamu sedang membawanya." Kata Megan.
Yukina menjawab,
"Padahal aku baru menguasai 2 baju zirah, kamu mengatakan masih ada 4? 1 sudah hancur. 1 lagi aku sedang pakai saat ini."
Megan menggelengkan kepalanya,
"Bukan itu. Ada 4 pedang tersisa di dalam baju zirah ini. Aku bisa merasakannya."
Yukina berpikir sejenak, lalu ia menangkap apa maksud Megan.
"Benar... kenapa tidak daritadi." Kata Yukina.
.
.
"Woi woi... bisa-bisanya kalian mengobrol di saat peperangan ini?" Tanya Chaku.
Chaku melontarkan banyak sekali gumpalan lem panas. Megan mengubah mereka menjadi gas, meskipun tetap bisa melelehkan apapun, tetapi setidaknya partikel-partikel itu berpisah-pisah.
Yukina mengarahkan tangan kanannya ke arah Chaku. Chaku tidak tahu apa yang sedang ia lalukan.
Megan terus menerus mengubah gumpalan lem itu.
.
.
"Begini saja?" Tanya Chaku.
Chaku menjebak Megan di dalam gumpalan lem panasnya itu.
"Maaf Megan, tapi... terimakasih." Kata Yukina.
Chaku pun kebingungan. Tetapi ia mulai merasakan sesuatu.
2 detik kemudian, Chaku telah ditebas oleh 4 pedang Yukina. Tubuhnya mulai terluka.
"A-Apa ini...?" Kejut Chaku.
Megan tersenyum.
"Kita menang... Yukina." Kata Megan pelan.
"Benarkah?" Tanya Chaku.
Megan dan Yukina pun terkejut, muka Chaku yang sebelumnya terlihat seperti lelaki bangsat, sekarang berubah menjadi penuh amarah.
"Menurutmu luka seperti ini bisa mengalahkanku?!" Tanya Chaku.
Chaku melihat ke atas, ia merentangkan kedua tangannya.
Gumpalan lem mengumpul di atasnya, gumpalan lem itu lebih besar dari yang sebelumnya.
"Besar sekali!" Kejut Yukina.
Megan mengubah gumpalan lem yang menjebaknya menjadi gas, tetapi gas itu diserap oleh Chaku.
"Deadly glue." Kata Chaku.
Gumpalan lem itu terkumpul dari tubuh Chaku.
"Bagaimana ini?!" Pikir mereka berdua.
"Lebih baik kalian mati saja." Kata Chaku.
"Aku lelah dipermainkan." Sambungnya lagi.
Lalu ia melemparkan gumpalan yang amat besar itu ke arah mereka berdua.