Download App
7.98% Kannoya Academy / Chapter 35: There's still a hope

Chapter 35: There's still a hope

"Semuanya." Kata Junko tiba-tiba.

"Ya, Junko?" Tanya Denzel.

"Masih ada satu cara!" Kata Junko.

"Apa itu?" Tanya Rheinalth.

"Kalian, tariklah perhatian sang naga. Jaga naga itu agar tidak menghancurkan kota. Tenang, dia tidak akan mati jika diserang terus-menerus. Denzel, ikutlah denganku." Kata Junko.

"Eh? Kenapa aku?" Tanya Denzel.

"Alasannya adalah,

1. Kamu diperlukan untuk menolong Ermin dalam kondisinya sekarang.

2. Kamu mengetahui rumah Ermin. Meskipun kamu tidak mengetahuinya, kamu bisa mencarinya semudah di dalam game.

3. Kita harus bisa membobol rumahnya.

4. Kita harus mencari sumbernya.

Dan yang terakhir, aku mencintaimu! "Kata Junko.

"Alasan yang lain masuk akal, tetapi alasan terakhir..." kata Denzel.

Junko segera menarik tangan Denzel dan berlari serta berkata,

"Semoga ini berhasil!"

"Denzel, dimanakah rumah Ermin?" Tanya Junko.

"Di jalan ********* no ***." Kata Denzel.

"Kita akan segera ke sana!" Kata Junko.

Mereka pun berlarian ke rumah Ermin.

"Hoi! Naga!" Teriak Ardolph.

"Jangan panggil aku naga! Panggil aku sang ratu." Kata naga itu.

"Yah terserahlah. Rasakan ini!" Kata Ardolph.

Ardolph melihat ke arah Yukina, memberi sebuah sinyal.

"Earth mountains!" Kata Ardolph.

"Wind slasher!" Kata Yukina.

Gundukan tanah yang tinggi muncul dari permukaan tanah. Angin Yukina segera menghancurkan gundukan-gundukan itu dan angin itu bertiup ke arah naga itu, menghalangi pandangan sang naga.

"Kau pikir aku selemah itu?" Tanya sang naga.

Naga itu meniupkan angin kencang sehingga kepingan gundukan tanah itu tersebar hilang dari padangab sang naga.

"Ini rumahnya!" Kata Denzel.

"Kita harus masuk!" Kata Junko.

"Oke." Kata Denzel.

Lalu Denzel hendak mengetuk pintu rumah Ermin.

"Bukan begitu Denzel, kita harus menyelinap." Kata Junko.

"Hah? Apakah kita mau mencuri?" Tanya Denzel.

"Yah.. semacam itu. Tetapi ini demi kebaikannya." Kata Junko.

"Baiklah." Kata Denzel.

Denzel merentas semua sistem keamanan di rumah Ermin. Ermin adalah anak bangsawan yang kaya, jadi Ermin memiliki sistem keamanan yang canggih. Tetapi secanggih-canggihnya sebuah sistem, tidak ada yang tidak bisa direntas oleh Denzel.

"Junko, pintu terbuka." Kata Denzel.

Lalu mereka segera masuk.

"Cari sumber sihir disini. Pasti berpusat pada 1 ruangan dan 1 benda!" Kata Junko.

"Baiklah." Kata Denzel.

Denzel mulai memainkan hologramnya. Akhirnya Denzel menemukannya.

"Lewat sini!" Kata Denzel.

Mereka menuruni sebuah tangga. Dan akhirnya mereka sampai.

"Pantas saja." Kata Junko.

"Ice trap!" Kata Rheinalth.

"Hohoho! Aku dapat eskrim rupanya." Kata naga itu sambil memakan 'ice trap' milik Rheinalth.

"Wind chaos!" Kata Yukina.

Angin ribut itu menerpa naga itu dan menebas sisik naga itu. Tetapi ia baik-baik saja.

"Huh, dasar nyamuk-nyamuk kecil!" Kata naga itu.

Naga itu menangkap Rheinalth dan menggenggamnya dengan kencang.

"Rheinalth!" Teriak Ardolph.

"Denzel, patung itu harus segera dihancurkan!" Kata Junko.

"Baiklah!" Kata Denzel.

Denzel memukul patung itu, punggung patung itu segera retak. Patung itu berbentuk seekor naga.

"Aduh!" Kata naga itu.

Naga itu segera melepaskan Rheinalth dan dengan cakarnya ia memegang punggungnya itu.

"Ada yang aneh!" Kata Rheinalth.

"Hiyaa!" Kata Junko sambil memukulkan cambuk darahnya ke patung itu. Cakar naga itu segera putus.

"Aaargh!" Kata naga itu. Rupanya naga itu berteriak kesakitan.

Cakarnya berdarah.

"Dia terluka dengan sendirinya!" Kata Yukina.

"Hey kalian! Jangan hancurkan sang naga!" Kata seorang kakek-kakek yang tiba-tiba muncul. Kakek itu segera memukul Denzel hingga terjatuh.

"Apa yang kau lakukan? Apakah kamu mau mencelakai keluargaku?" Tanya kakek itu.

"Kakek. Maaf, tapi ini harus dihancurkan, demi cucumu, Ermin." Kata Junko sambil memukulkan cambuknya ke arah patung itu. Dengan segera kepala patung itu terputus dan remuklah patung itu.

"Aaaaaarghhhh! Tidaaaak!" Kata naga itu.

Tiba-tiba mukanya berdarah-darah.

"Apa yang terjadi?" Tanya Ardolph.

"Sepertinya kak Junko dan kak Denzel berhasil!" Kata Mira senang.

"Kalian!" Kata naga itu. Lalu naga itu menembakkan bola-bola api dari sekeliling sayapnya.

"Awas!" Kata Yukina.

"Tidak!" Kata kakek itu.

"Maafkan sebelumnya kek, tetapi ini demi Ermin. Sihir yang ada di dalam patung itu telah menguasai Ermin dan Ermin meliar karenanya." Jelas Junko.

"Tidak mungkin, sihir naga itu baik hati dan-" kata kakek itu, tetapi Junko segera memotong perkataan kakek itu,

"Sihir naga itu suka menguasai dan menghancurkan. Maafkan sebelumnya kakek, tetapi sebenarnya anda mencari perlindungan di tempat yang salah." Kata Junko.

"Sekarang, aku harus berlindung kepada siapa?" Tanya kakek itu.

Junko tersenyum dan berkata,

"Berlindunglah kepada Yang Maha Esa." Kata Junko sambil meninggalkan kakek itu dan mengangkat Denzel.

"Kak Junko telah menghancurkan sumbernya! Pasti ini akan jadi lebih mudah!" Kata Mira.

"Sekarang kita harus apa?" Tanya Yukina.

"Kita tunggu komando dari Junko." Kata Rheinalth.

"Sebenarnya masalah sudah selesai, tetapi sekarang sisanya kita harus serahkan kepada sang pemilik tubuh itu sendiri, Ermin."

"Jadi, kita hanya bisa menunggu?" Tanya Rheinalth.

"Sayangnya ya." Kata Mira.

"Jadi, kita tidak bisa berbuat apa-apa, Junko?" Tanya Denzel.

"Sayangnya, itu benar." Kata Junko.

"Kita hanya bisa berharap kepadanya, Ermin. Berjuanglah, Ermin!"


CREATORS' THOUGHTS
Mikhalexa123 Mikhalexa123

Hai para pembaca, terimakasih karena telah membaca Kannoya Academy sampai pada saat ini. Untuk yang pertama, saya akan membahas tentang patung sembahan itu. Patung sembahan itu tidak ada hubungannya dengan agama manapun, tetapi itu adalah patung buatan seorang penjahat yang belum diketahui identitasnya dan akan muncul pada kurang lebih chapter 250 an, dan di chapter tersebut akan ada penjelasan mengenai patung itu. Sebelumnya maaf jika sudah membuat ketidaknyamanan pada para pembaca. Terimakasih

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C35
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login