Jika Si Berandal itu mudah ditangani, ia tidak akan dipanggil Berandal. "Ucapanmu ini salah, lain kali itu kapan? Aku pikir tidak perlu memilih hari lagi, hari ini sangat bagus. Benar kan, teman-teman?"
"Ya!" Teriak Si Nyamuk. "Bos, akhirnya kamu datang juga. Wanita Si Biksu Sesat itu berasal dari kalangan atas. Bagaimana? Cantik kan?"
Lalu terlihat empat atau lima orang terhuyung-huyung turun dari platform tinggi di sebelah mereka.
Guan Tongtong terlalu banyak minum, dan pikirannya pun menjadi kacau. "Siapa kalian? Beraninya kalian menghalangi jalanku! Awas saja! Aku akan menyuruh Ayahku membereskan kalian satu per satu."
"Yehey." Kedua mata Si Berandal itu tampak bersemangat. "Baiklah, aku juga suka sikapnya. Kak, kamu juga tahu, aku suka yang ini. Kamu bisa menawarkan harganya padaku. Berapa banyak yang bisa kubayar untuk mendapatkannya?"
Guan Tongtong meraih satu gelas di bar lalu melemparkannya ke arah Si Berandal.