Hari ini sepertinya Zhu Haimei tidak mungkin pergi ke kota, karena harus membantu kak Huang untuk menyiapkan makanan. Ia merasa harus membalas kebaikan kak Huang yang terakhir kali juga datang ke rumahnya untuk membantunya memasak.
Setelah selesai bersih-bersih, Zhu Haimei pun beristirahat sebentar. Setelah melihat jam menunjukkan pukul empat, ia pun bergegas pergi ke rumah kak Huang dengan membawa sebuah semangka.
Ketika kak Huang tahu bahwa yang datang adalah Zhu Haimei, ia menyambutnya dengan hangat. "Aduh, kamu datang saja aku sudah senang. Kenapa harus repot dengan membawa semangka?" Qiang Qiang yang mendengar ibunya mengatakan semangka, segera berlari menghampiri sang ibu. "Bu, aku ingin makan semangka." Kak Huang yang mendengarnya pun langsung menepuk kepalanya anaknya. "Hei, kenapa kamu begitu tidak sopan, panggil bibi."
"Bibi!" Panggil Qing Qiang dengan keras.
Zhu Haimei pun terkejut saat mendengar panggilan tersebut, tetapi ia menyukainya.
Begitu memasuki rumah kak Huang, ia melihat ada dua meja yang disatukan dan dikelilingi oleh sepuluh kursi lipat. Tampaknya kak Huang mengundang lebih banyak orang daripada waktu makan bersama di rumah Zhu Haimei. Selain itu, ada juga meja kecil dengan empat kursi lipat yang diletakkan di samping meja itu.
Zhu Haimei lalu mulai menggulung lengan bajunya dan masuk ke dapur. Di salah satu sudut dapur ada sayuran hijau, kentang, terong, kacang panjang, mentimun, cabai, serta bok choy. Semua sayuran tersebut ditanam di ladang sayur kak Huang sendiri. Meskipun jumlahnya sedikit, tetapi masih ada makanan yang dikeringkan, jamur kuping, jamur shitake, dan jamur kuping putih. Sedangkan untuk hidangan dagingnya, ada bacon dan daging ayam.
Karena kampung halaman Wu Tianlei ada di daerah timur laut Tiongkok, maka tidak heran jika di rumahnya ada banyak makanan kering.
"Adik, bagaimana kalau aku yang mencuci dan memotong sayurannya, dan kamu yang menjadi koki utama hari ini?" Kata kak Huang sambil tertawa.
Zhu Haimei pun langsung menjawab. "Baik, kenapa tidak? Berapa banyak orang yang datang hari ini? Aku lihat ada sekitar sepuluh kursi lipat. Apakah makanannya cukup?"
Kak Huang langsung tertawa mendengarnya. Jika membicarakan masalah jumlah orang yang akan datang, keluarganya cukup memiliki kebanggaan tersendiri. Kenapa? Karena suaminya memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang, jadi tamunya akan memenuhi dua meja tersebut. Mereka semua pasti akan datang jika tidak memiliki acara mendadak.
Kak Huang lalu menjawab pertanyaan Zhu Haimei dengan jawaban yang sedikit membingungkan. "Saat terakhir kali aku makan di rumahmu, itu adalah saat-saat terbaik dalam hidupku sejak datang ke sini." Dan Zhu Haimei pun tiba-tiba mengerti apa maksudnya. Mereka berkumpul di sini bukan hanya untuk makan-makan, jadi ia tidak perlu mengkhawatirkan tentang porsi makanan.
Zhu Haimei lalu segera mengalihkan topik pembicaraan. "Apakah kak Huang punya tepung?"
"Punya, tepung dan minyaknya aku bawa dari kampung halamanku, jadi silahkan menggunakannya sesuka hati." Jawab kak Huang.
Tidak lama kemudian, ada orang yang mengetuk pintu rumah kak Huang. Kak Huang pun langsung pergi untuk membukakan pintu. Ia terkejut saat melihat siapa yang datang. "Eh, Chunlan, kamu sudah datang ya, ayo cepat masuk."
Zhu haimei yang ada di dapur lalu mengintip keluar. "Oh!" Serunya. Ia kenal dengan wanita itu. Ia pernah membuatnya menangis, wanita itu bukanlah orang yang pemberani. Dan benar saja, Chunlan yang merupakan istri Lin Haisheng itu langsung menciut begitu melihat Zhu Haimei.
Kak Huang lalu segera menarik tangan Chunlan untuk mempersilahkannya masuk. "Dengar-dengar, kamu hamil ya."
Chunlan pun menundukkan kepalanya dan menjawab dengan malu. "Iya, sudah tiga bulan."
"Ayo sini, hari ini kamu jangan melakukan apapun. Di sini sudah ada aku dan istri kapten Shen." Kata kak Huang.
Zhu Haimei pun berjalan mendekati mereka. "Benar, dulu aku yang jahat, jangan dimasukkan ke hati ya. Hari ini aku yang akan memasak makanannya, anggap saja untuk menebus kesalahanku yang dulu."
Chunlan terkejut mendengarnya dan langsung menoleh pada kak Huang yang sedang menatapnya lalu menganggukkan kepala. Hati Chunlan pun menjadi tenang.
Sepertinya Chunlan adalah orang yang berkepribadian cukup hangat, bukan seperti kak Huang yang cekatan dan rapi, ataupun Zhong yan yang sangat pintar dalam menjalin hubungan sosial. Hal tersebut membuat Zhu Haimei memiliki prasangka baik padanya.
Sementara Chunlan menemani Qiang Qiang bermain di luar, Zhu Haimei dan kak Huang sibuk memasak di dapur. Pertama, mereka memasak satu panci tudoudunji (kentang ayam bumbu kecap), kemudian memasak fenzhengmuer (hidangan yang terbuat dari telur dan jamur kuping). Setelah itu, kak Huang merendam banyak jamur kuping lalu mengukusnya. Kemudian ia mengeluarkan kacang dan menggorengnya lalu menyajikannya pada dua piring besar. Sekarang ia sibuk mencampur jamur shitake dengan gula pasir, lalu menyajikannya di baskom.
Tak lama kemudian, ada seorang wanita yang datang dengan seorang gadis kecil berusia tiga tahun. Kali ini, Zhu Haimei tidak begitu mengenalnya. Kak Huang pun memperkenalkannya. "Ini adalah Guizhi, istri wakil komandan kompi Li Fu An. Saat kamu datang ke sini, ia sedang kembali ke kampung halamannya dengan anaknya. Sekarang, ia sudah kembali ke sini lagi." Guizhi ingin masuk ke dapur dan membantu mereka, tetapi mereka tidak membutuhkan bantuannya. Selain itu, ia juga sedang membawa anaknya.
Peluit di tempat latihan pun terdengar, tidak lama kemudian mereka mendengar suara sekelompok orang yang naik ke atas. Orang-orang tersebut benar-benar kuat, bahkan suara langkah kaki mereka bisa sampai terdengar dari lantai lima.
Wu Tianlei lebih dulu masuk ke rumah. "Istriku, harum sekali aroma masakannya." Begitu sampai di dapur dan melihat Zhu Haimei sedang memasak, ia pun menjadi malu. "Haimei, ternyata kamu yang masak ya." Lalu kak Huang datang dan berkata, "Dengan kemampuan memasakku, mana mungkin meja itu bisa dipenuhi dengan masakan? Ini semua berkat bantuan Haimei."
"Kalau begitu, kamu jangan terlalu kelelahan, Haimei." Kata kak Wu.
Zhu Haimei pun menjawabnya dengan cepat. "Aku tidak akan kelelahan." Sebenarnya memasak di dapur pada saat cuaca panas seperti ini adalah sebuah siksaan. Belum lagi mereka menggunakan api untuk memanggang, hingga membuat udara di dalam dapur menjadi sangat panas. Akan tetapi terakhir kali ada makan-makan di rumahnya, kak Huang juga ikut membantu. Oleh karena itu, Zhu Haimei harus tetap membantu demi membalas kebaikan kak Huang. Ia lalu dengan tenang menyajikan fenzhengmuer di baskom, kemudian menambahkan beberapa bahan.
Para tamu pun berdatangan satu per satu dan Shen Dongyuan datang tepat pada saat Zhu Haimei sedang mengeluarkan tudoudunji. Begitu melihat Zhu Haimei mengenakan celemek, Shen Dongyuan pun mengerutkan keningnya. "Kamu yang masak?" Zhu Haimei pun menjawab. "Iya, aku pergi masak dulu." Lalu Zhu Haimei kembali ke dapur.
Di atas meja kecil, ada buah semangka yang telah dipotong dan salah satu potongannya sudah digigit seseorang. Kalau dilihat-lihat, itu adalah gigitan anak kecil. Shen Dongyuan lalu mengambil satu potong semangka yang masih utuh dan membawanya ke dapur. "Di dalam sini terlalu panas. Makanlah."
Zhu Haimei terlampau senang saat menerima pemberian Shen Dongyuan barusan, hingga ia ingin berjingkrak kegirangan, tetapi kemudian ia sadar dan mencoba untuk tetap tenang. 'Begitu senangnya kah dirimu, Zhu haimei?' Pikir Haimei. Ia lalu menerima semangka tersebut sambil tersenyum. "Terima kasih."
Setelah menyerahkan semangka, Shen Dongyuan tidak segera pergi dari dapur, ia menanyakan masakan yang ada di dalam panci. Lalu perasaan senang yang sudah berhasil di pendam Zhu Haimei pun muncul lagi. Pada akhirnya, ia menyuruh Shen Dongyuan untuk segera keluar dari dapur.
Orang yang datang semakin lama semakin banyak, tetapi Zhu Haimei tetap tak beranjak dari dalam dapur. Setelah itu, ia mendengar suara seorang wanita. "Aduh, ramai sekali ini, aku tidak terlambat datang kan?" Ia sangat mengenali suara itu, itu adalah suara Zhong Yan.
"Kak Huang, kemampuan memasakmu semakin lama semakin hebat ya, aku sampai bisa mencium aroma masakanmu dari dalam rumahku." Kata Zhong Yan. Mendengar itu, Zhu haimei pun tersenyum pahit. Zhong Yan benar-benar seorang penjilat.
Kak Huang lalu menjawabnya dengan tertawa kecil. "Jangan begitu, istri Kapten Shen lah yang membantuku memasak semua ini."
Kali ini, ia tidak mendengar suara Zhong Yan melainkan suara orang lain. "Masakan istri Kapten Shen sekarang sudah terkenal enak di seluruh daerah militer ini. Hari ini ternyata kita punya keberuntungan yang baik untuk bisa memakannya. Tapi yang paling beruntung tentu saja Kapten Shen, iya kan kapten Shen?"
"Tentu saja." Jawab Kapten Shen dengan bangga. Dan saat mendengar itu, Zhu Haimei mengumpat dalam hati.
Zhu Haimei kemudian mendengar Zhong Yan kembali angkat bicara. "Aduh, ternyata istri kapten Shen menjadi sangat baik hingga orang-orang memujinya. Aku akan pergi ke dapur untuk melihat apa ada yang bisa aku bantu. Tidak baik jika hanya menunggu makanan seperti ini."
Tetapi Kak Huang dengan cepat menariknya. "Jangan, Guru Zhong. Kamu adalah seorang guru. Di dapur juga sudah ada aku dan Haimei, kamu duduk saja di sini untuk menemani Chunlan dan Guizhi."
Zhong Yan pun memanfaatkan hal itu untuk kembali ke tempat duduknya.