Hari itu rumah alm Henry Wijaya ramai oleh kerabat yang sedang mempersiapkan untuk tahlilan tujuh hari kepergian Henry Wijaya dan Indriyani.
Muka Adelia dan Anastasia masih terlihat sembab karena mereka berdua begitu kehilangan orang tua mereka secara bersama dan tiba-tiba.
Tahlilan dimulai jam 2 siang dengan orang sekitar kompleks perumahan. Seperti biasa, makanan sudah disiapkan oleh catering Yani Shu. Xena tampak santai menggendong Raffa dan Pras menggendong Mika memasuki halaman rumah Henry Wijaya.
"Xena sini gw yang gendong. Ini pasti Mika kan?", ujar Delon PD.
"Salah Delon, ini Raffa, yang sama papanya itu Mika", ujar Xena.
"Yah maaf deh, abis mereka berdua sama banget si", ujar Delon lalu mengambil Raffa dari gendongan Xena.
"He .. Ni gendong Mika juga", ujar Pras.
"Ya bos mana bisa, saya bisanya cuma gendong satu anak doang. Tuh kasih Madeline, dia lagi ngangur", ujar Delon sambil menunjuk ke arah Madeline.
"Sini Pras, aku yang gendong Mika", ujar Madeline lalu mengambil Mika dari gendongan Pras.
"Delon, loe ada program magang kan semester depan?", tanya Pras.
"Iya, semester depan ada program magang. Lagi bingung mau magang dimana", ujar Delon.
"Loe masuk Lexi aja. Ada kerjaan buat loe di Lexi. Kalo mau nanti semester depan loe temui gw dikantor", ujar Pras.
"Beneran ne bos? Terimakasih banyak ya bos", ujar Delon senang.
"Sekalian persiapan, loe lolos tes, loe bisa langsung kerja di Lexi Group", ujar Pras santai sambil duduk disamping Madeline yang sedang memangku Mika.
"Beneran ni? Pasti akan berusaha sebaik mungkin. Sayang jadi dong kalau aku kerja setelah tamat kuliah kita langsung nikah", ujar Delon berbicara dengan Madeline.
"Kerja dulu baru nikah", ujar Madeline lembut.
"Tenang sayang, pasti aku bisa lolos tes kok", ujar Delon penuh semangat.
"Tes apaan?", tanya Xena tiba-tiba.
"Itu si Delon, kalo udah lulus kuliah aku suruh ikut tes di Lexi Group, kalo lolos dia bisa kerja di Lexi Group. Trus mau langsung nikah sama Madeline", ujar Pras tersenyum.
"Tenang Delon, ngga lulus di Lexi Group, loe masuk WD Group aja, ada gw yang bisa backing loe", ujar Xena ceria.
"Wah ngga salah deh gw punya sahabat loe Xena", ujar Delon sambil merangkul bahu Xena.
"Delon, Peraturan nomor satu di Lexi Group. Di larang keras menggoda istri CEO walaupun loe sahabat nya", ujar Pras judes.
"Waduh maaf bos", langsung Delon menarik tangannya. Madeline dan Xena cekikikan melihat Delon di bully oleh Pras.
"Hei kalian lagi ngapain disini", tanya Xavier yang menggendong Kirana dan digandeng Luna.
"Kak Luna sudah baikan? Uda ke dokter belum?", tanya Xena melihat Luna lalu mencium keponakannya Kirana.
"Sudah mendingan. Uda ke dokter katanya darahku lagi rendah banget", ujar Luna.
"Uda kak, istirahat aja dulu. Kak Xavier, Kirana kalau siang titip di rumah aja. Si Mba mau kok jagain Kirana, soalnya Kirana ngga rewel anaknya. Aku libur kuliah hari Rabu, nanti tiap Rabu aku ambil ke rumah biar kak Luna istirahat", ujar Xena.
"Iya, mungkin besok aku titip Kirana ke rumah kamu. Eh aku minta yayasan baby sitter kamu dong soalnya aku lihat kamu awet pakai mereka", ujar Xavier.
"Iya nanti aku kasih nomor WA mereka. Aku juga taunya dari teman aku yang pernah pakai jasa mereka. Yayasan mereka ngga main-main rekomendasi orang. Kalau orangnya ngga bener kerjanya langsung sama mereka ngga dipakai lagi", ujar Xena.
"Iya, ambil dari yayasan aja. Bagus juga kita urus anak sendiri tapi kan jasa baby sitter bagus juga seenggaknya kita bisa istirahat juga kalau Uda terlalu letih. Jangan terlalu di paksa Luna. Harus ada waktu "Me Time" juga loh", ujar Pras.
"Jee si Bawel so nasehatin", ledek Xavier.
"Gw ngomong bener kale Bro. Ngapain kita capek-capek kerja kalau istri kita menderita. Kita cari uang buat anak istri, buat mereka bahagia, setuju kan loe", ujar Pras santai.
"Setuju banget bos", ujar Delon.
"Jah loe mah setuju aja Delon, lah yang ngomong bos babe loe", ujar Xavier sambil memandang meledek ke arah Delon.
"Dia mau gw masukin ke Lexi Group juga biar dia cepet nikah sama Madeline katanya kalau Uda lulus kuliah", ujar Pras menggoda.
"Pras rese ne daritadi ngeledek mulu", ujar Madeline yang duduk disebelah Pras.
"Jee padahal kan loe mau juga cepet nikah Madeline, ngaku deh", ledek Pras lagi yang membuat muka Madeline memerah.
"Kak Pras itu muka nya kak Madeline kaya udang rebus, merah banget", ujar Xena.
Mika mulai berontak di pangkuan Madeline, akhirnya ia pindah ke pangkuan Pras. Raffa yang ada dalam gendongan Delon ikut berontak minta dipangku Pras juga.
"Sini kasih Raffa ke gw juga Delon", ujar Pras lalu keduanya duduk di pangkuan Pras sambil memegang botol susu yang diberikan Xena.
"Makanya punya anak satu persatu, dua sekaligus gitu repotnya double juga kan", ujar Xavier.
"Jee dikasih rezekinya dua, ngapain di tolak. Tuhan sudah berikan setiap anak rezekinya masing-masing. Selalu bersyukur itu yang paling utama", kata Pras.
"Iya pak Ustad", ujar Xavier meledek.
Tampak masuk rombongan Leo dan Naomi diikuti Takeshi dan seorang wanita cantik yang sedikit mirip Xena.
"Ada om Leo dan Aunty Naomi tuh. Hai om Leo aunty Naomi", sapa Xavier lalu mencium tangan keduanya demikian juga dengan Luna dan Xena.
"Hai kak Takeshi, ini pasti tunangannya ya", sapa Xena saat berjabatan tangan dengan Takeshi lalu dengan gadis di sebelah nya yang memandang Xena dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Iya saya Nina, tunangan Takeshi", ujar Nina sambil menggandeng tangan Takeshi.
"Om Leo, Aunty Naomi maaf ngga salaman, ini repot sama anak dua ini", sapa Pras.
"Pras anakmu tambah ganteng aja, anteng banget duduk berdua gitu. Hei ini pasti Kirana ya?" tanya Naomi sambil mencium Kirana yang digendong Xavier.
"Iya Aunty, ini Kirana", ujar Xavier.
"Aunty, om, masuk dulu, Mommy sama Daddy ada di dalam nemenin Aunty Anastasia sama Uncle Michael. Sakura mana? Ngga ikut?", tanya Xena lembut.
Mata Takeshi memadang lembut ke arah Xena yang membuat Nina mempererat pegangan tangannya.
"Takeshi ada aku di sini", bisik Nina yang membuat Takeshi berusaha mengalihkan pandangannya.
"Sakura ada teman-temannya datang jadi ngga bisa ikut. Salam aja katanya sama kalian. Aku ke dalam dulu ya, ayo dad", ajak Naomi kepada Leo yang kemudian mereka masuk ke dalam rumah.
"Kak Nina orang Indonesia ya atau orang Jepang yang bisa berbahasa Indonesia?", tanya Xena lembut.
"Aku orang Indonesia. Panggil Nina saja, sepertinya kamu lebih tua dari aku. Aku baru berumur 23 tahun", ujar Nina agak sombong.
"Oh beda dikit ya. Aku baru 22 tahun jadi aku justru lebih muda dari Nina", ujar Xena lembut.
Takeshi tersenyum meledek Nina yang tadi beranggapan Xena lebih tua darinya padahal sekali lihat orang juga tau kalau Xena terlihat lebih muda dari Nina.
Raffa menggapai tangannya ke arah Xena. Xena lalu duduk di samping Pras dan Raffa langsung berpindah ke pangkuan Xena, Mika juga berotak ingin dipangku oleh Xena.
"Mika sama papa aja", ujar Xena lembut.
"Masuk dulu ke dalam Takeshi, Nina, ketemu sama Daddy dan Mommy aja dulu", ujar Xavier yang hanya diangguki Takeshi lalu berjalan masuk sambil menggandeng Nina.
"Kok mukanya mirip kamu Xena, tunangan Takeshi", kata Xavier.
"Kata Lily, itu dia operasi plastik biar mirip sama aku kak", ujar Xena pelan.
"Serius Xena?", tanya Madeline tak percaya.
"Ngga tau bener atau ngga tapi aku taunya dari Lily yang cerita. Lily dikasih tau Takeshi", ujar Xena.
"Loe ada apa si sama Takeshi, Pras? Takeshi sinis banget liat loe", ujar Xavier.
"Tuh loe tanya Delon aja ada apa. Dia tau kok", ujar Pras.
"Itu Takeshi beberapa kali datang ke kampus buat cari Xena. Takeshi suka sama Xena suruh Xena bercerai sama Pras dan mau dinikahi dia", ujar Delon pelan.
"Pantesan loe hajar orang sampe segitunya. Sahamnya loe buat anjlok banget. Tender nya loe sabot beberapa kali. Parah loe. Pasti ajaran Daddy ya", ujar Xavier.
"Nah tuh loe tau. Gw sekarang pemegang saham terbesar CAT makanya dia ngga bisa macam-macam lagi sama Xena. Tapi gw sabot tender mereka juga cara jujur ngga lewat jalan belakang loh. Ngga maen gw cara curang", ujar Pras tenang.
"Parah loe Pras", ujar Xavier.
"Kak Pras hanya melindungi apa yang menjadi miliknya kak dan aku justru bangga dengan suamiku", ujar Xena lembut yang dihadiahi ciuman di kening oleh Pras.
"He berdua jangan pamer Napa", ujar Delon sewot.
Mereka berenam - Xena, Pras, Xavier, Luna, Delon, Madeline - tertawa bersama dan bincang-bincang mereka berlanjut ngalor ngidul dengan keakraban. Tampak dua pasang mata milik Takeshi dan Nina memperhatikan setiap gerak gerik Xena. Yang satu memandang dengan kasih sayang sedang yang lain dengan kecemburuan yang amat sangat.