Sesuai dengan apa yang diminta Reno.Malam ini mereka tak akan menginap dan akan pulang ke apartemen mereka.
Walaupun keputusan mereka tak disetujui oleh ibu Ratih dan pak Adi tapi Reno tetap keukeh akan pulang dan berjanji besok pagi ia akan mengantarkan Lina kembali lagi kesini.
Dan apakah kalian tau apa alasan yang dikatakan Reno kepada orang tuanya.Reno beralasan dia butuh waktu lebih lama untuk berduaan bersama Lina karna jika mereka tetap menginap disini Reno tak kebagian Lina karna Angga yang selalu menempel dengan istrinya.
Ya mendengar itu kedua orang tua Reno tak bisa berbuat banyak,ia tau jika Reno orang nya begitu pencemburu bahkan terhadap anak kecil seperti Angga.
Setelah makan malam selesai untungnya Angga langsung minta ditemani untuk tidur kepada Lina,mungkin karna kecapekan setelah bermain seharian.
Disaat Lina tengah menidurkan Angga,Reno bersantai sejenak dihalaman belakang menikmati secangkir kopi susu.
"Ren..."panggil sang kaka yang ikut duduk bersama Reno.
"Iya kak,ada apa..."Reno menjawab dengan santai sambil terus fokus kedalam layar handphonenya.
"Kamu tau siapa yang ada difoto ini..."Riki menunjukan sebuah foto yang ia ambil tadi siang bersama Evan ketika di mall.
"Kenapa bisa ada dia..."dengan seketika dia membulatkan matanya pada layar handphone yang ia pegang,ia takut salah lihat karna yang ada di foto itu adalah Evan.Reno terlihat semakin kesal karna Evan yang duduk tepat disamping istrinya.
"Kamu kenal dia..."Riki tersenyum begitu melihat sang adik sedikit tersulut emosi hanya dengan melihat foto itu.
"Ya bukankah dia Evan Permana model terkenal itu.."jawab Reno dengan mengembalikan handphone sang kakak.
"Apa kau juga tau apa hubungan Evan dengan istri mu..."Riki hanya ingin tau sudah seberapa jauh hubungan diantara mereka berdua,karna jika Reno tau tentang Evan menurutnya itu suatu hal yang bagus.
"Teman SMA nya Lina kak,kenapa kakak tiba tiba bertanya tentang dia..."Reno mencoba untuk bersikap tenang,walaupun sebenarnya ia tau jika sang kakak pasti punya hal yang ingin ia bicarakan lebih.Karna Riki merupakan orang yang sangat peka,dia senang memperhatikan sikap orang yang baru dikenalnya.
"Kamu yakin mereka hanya teman..."Riki bertanya secara perlahan lahan karna dia ingin mengetahui respon sang adik.
"Sebenarnya apa sih yang mau kakak katakan,langsung aja ke point nya..."Reno kini merasa tidak sabar untuk mendengarkan apa yang akan dikatakan sang kakak.
"Katakan apa yang kamu ketahui tentang hubungan mereka, setelah itu baru aku..."Riki ingin tau apa tebakannya saat ini benar atau tidak,akan sesuatu yang ada antara Evan dan Lina.
"Hmm aku tau apa yang akan kakak katakan.Baiklah aku cerita..."Reno bisa menebak pandangan Riki terhadap Evan pasti sama.Sama sama bisa merasakan jika Evan menyimpan perasaan untuk Lina.
"Seharusnya yang menjadi suami Lina sekarang bukanlah aku,melainkan dia si Evan itu.Dia datang melamar Lina tepat dimana Lina menandatangani kontrak pernikahan denganku.Aku pernah bertemu dia sebelumnya disaat aku sedang berdua bersama Lina dan aku tau dengan pasti Evan masih menyimpan rasa untuk Lina."Reno berkata jujur akan semua yang ia tau,karna dia pun ingin mendengar pandangan dari sang kakak akan sikap yang harus ia ambil untuk kedepannya.
"Ouh jadi perempuan yang menolak lamaran dia itu Lina..."Riki cukup terkejut akan fakta yang ia tau,Riki pikir hubungan Evan dan Lina hanya sebatas gebetan atau mantan pacar tapi ternyata lebih dari itu.
"Ya dia Lina..."Reno terlihat sedikit menarik nafas dalam beberapa kali, untuk melegakan sesuatu didalam tubuhnya uang terasa sesak.
"Ya sekarang aku mengerti kenapa dia bisa semudah itu menerima tawaranku..."Riki sekarang tau alasan kenapa Evan sangat mudah menerima tawaran kerjasama yang ditawarkan oleh Riki tadi ketika di mall.
Apalagi ada kata kata yang menegaskan jika memang Evan masih memiliki rasa untuk Lina.
"Mas bisa membawa semua anggota keluarga ke lokasi pemotretan di hari minggu nanti, biaya semua aku yang tanggung."kata kata Evan kembali terngiang dikepala Riki.Karna minggu ini dia akan melakukan pemotretan bersama Evan di Bandung.
Dan tak tanggung-tanggung Evan meminta pemotretan itu dilakukan selama dua hari,dengan menginap dihotel yang mewah dan itu ditanggung olehnya.
"Tawaran apa jangan bilang kakak mengajukan kerja sama dengan dia..."tebak Reno yang tau bila sang kakak pasti tak akan menyia-nyiakan kesempatan bagus karna bertemu dengan Evan.
"Kak Reno..."panggil Lina dari arah belakang membuat obrolan mereka terpaksa berhenti.
Sebenarnya Reno masih penasaran akan apa yang sebenarnya ka Riki ingin sampaikan,tapi tetap ia lebih ingin pulang dan bisa berduaan dengan Lina.
"Kalian mau kemana..."tanya Riki begitu melihat Reno yang langsung menghampiri Lina yang terlihat rapih dengan tasnya.
"Pulanglah..."jawab Reno santai sambil memakai jasnya.
"Pulang mau ngapain..."Riki terlihat sedikit terkejut,ia pikir sang adik akan menginap selama dia berada disini.
"Banyak yang harus aku lakukan bersama istriku kak.Katanya mau ponakan..."Reno mengatakan itu dengan santai tanpa melihat Lina yang pipinya sudah merah merona karna malu.
"Bikinnya disini aja kali..."saran Riki sama santainya dengan sang adik yang membuat Lina semakin malu.
"Gak,disini ada berandal kecil kakak yang tak akan membiarkan aku melakukan itu.."Rupanya inti dari alasan Renon masih tentang kecemburuannya.Dan itu membuat Riki tertawa geli.
"Udah akh, kita pamit ya kak..."pamit Reno dari hadapan Riki seraya membawa Lina dalam genggamannya.
Selama dalam perjalanan pulang Lina terlihat tertidur pulas dan Reno tau pasti Lina lelah karna ulah keponakannya yang selalu menempel padanya.
Melihat Lina yang tertidur disampingnya membuat Reno tak sadar mengembangkan senyum diwajahnya ketika dia menatap sang istri.
Reno tak tau jika kini ada sesuatu dalam dirinya yang selalu menuntutnya untuk terus terhubung dengan sang istri.Seperti apa yang ia lakukan tadi pagi,dia tau apa yang dia lakukan itu sedikit kekanakan.Tapi dia tidak bisa menahan diri untuk terus terhubung dengan Lina walaupun hanya bisa dia lakukan lewat telepon.
"Lina bangun sayang..."Reno membangunkan Lina lembut dengan mengusap pipinya.
"Bangun kita sudah sampai..."kali ini Reno tak hanya menyentuh pipi Lina tapi bergerak kearah leher,disana ia mencoba menyentuh leher Lina dengan tangannya mengelusnya lembut membuat Lina terlihat sedikit terganggu.
"Bangun sayang..."Reno sedikit memberanikan diri,karna kini bukan tangannya yang berada dileher Lina melainkan bibirnya yang terus mengecup leher jenjang sang istri.
"Kak..."Lina bangun dan berkata dengan sedikit merintih menahan rasa geli karna ciuman Reno dilehernya.
"Udah nyampe dari tadi loh..."Reno menyudahi kecupannya dileher dan beranjak kearah bibir Lina yang terlihat masih dipoles lipstik.
Cupp...
Reno mengecup bibir Lina dengan dua kali kecupan yang cukup lama.Reno masih bisa menahan diri untuk tak berbuat lebih pada Lina, walaupun sebenarnya sedari tadi ia sangat ingin meninggalkan jejak bibirnya dileher Lina.
"Yuk turun..."kini Reno membukakan pintu mobil untuk Lina turun.
Lina terlihat masih bengong dengan jari telunjuk yang menyentuh bibirnya seakan akan ia masih bisa merasakan kehangatan bibir Reno disana.
Cupp....
Reno kembali mengecup bibir Lina dengan jari telunjuk Lina yang berada diantara bibir mereka.
"Kita masih bisa melanjutkannya didalam,tapi bisakah sekarang kita masuk dulu..."ajak Reno yang kini berbicara dengan jarak yang sangat dekat dengan Lina,bahkan hidung mereka terlihat sedikit bersentuhan.
"Akh iya ayo..."Lina keluar dari mobil setelah berhasil mendorong Reno sedikit menjauh darinya.Lina terlihat sangat salah tingkah karna menahan malu.
"Bisa bisanya aku..."gumam Lina ia kembali menyentuh bibirnya sambil terus berjalan lebih cepat meninggalkan Reno yang terus merengek karna Lina tinggal.
"Masa aku ditinggal,gandeng donk.Aku lama tau nungguin kamu tadi keluar dari mobil."rengek Reno dengan sengaja.Karna ia senang melihat Lina yang salah tingkah seperti sekarang.
maaf kakak tadi salah masukin babnya.Jadi sekarang aku perbarui...