Download App
39.72% Isi Kontrak Pernikahan / Chapter 29: Isi Kontrak Pernikahan

Chapter 29: Isi Kontrak Pernikahan

"Aku tau kamu gak tidur sayang..."panggil Reno yang sukses membuat Lina mengangkat wajahnya yang ia benamkan dibantal.

"Maaf..."kali ini Reno berkata sambil mengelus kepala Lina lembut,dia duduk tepat disamping Lina yang tengah tidur telungkup.

"Maaf soal perlakuanku kemarin,memang tak seharusnya aku melakukan itu kepadamu..."Reno mengatakan itu dengan penuh ketulusan,karna sekarang mengabaikan Lina itu membuatnya tak nyaman.

Lina masih tak memberi tanggapan dia hanya menatap wajah Reno datar tanpa ekspresi,wajahnya yang ingin ia sembunyikan karna bengkak akibat tangisannya tadi kini secara tak sadar ia tunjukan kepada Reno.

"Maaf ya..."Reno kali ini mengusap sisa air mata diwajah Lina yang hanya terlihat setengah karna posisi Lina yang masih telungkup.Rupanya Reno sadar akan keadaan mata Lina yang terlihat bengkak dan Reno yakin Lina habis menangis.Dan itu pastinya karna dia.

"Akhh iya aku nggak apa kok,aku gak marah..."Lina yang baru sadar akan perlakuan Reno dengan secara tidak sengaja membuang muka nya kearah lain,dia terlalu kaget karna baru kali ini Reno bersikap lembut kepadanya apalagi dengan kata kata sayang yang tadi Reno ucapkan..

"Mau marah pun kamu pantas kok,aku yang tak tau apa apa tentang kamu malah seenaknya berbuat begitu..."Reno berbicara dengan memandangi punggung Lina yang kini memalingkan wajah darinya.

"Hey..."Reno mencoba untuk membalikan badan Lina untuk menghadap kearahnya.

"Udah kalo mau ngomong,ngomong aja aku dengerin kok..."Lina mencoba menahan Reno yang terus mencoba untuk membalikkan badannya.

"Ok..."Reno terdengar menurut dengan apa yang diucapkan oleh Lina.Tapi...

Greppp...

Reno ikut membaringkan diri dan memeluk Lina dari belakang,bahkan kakinya mengunci pergerakan kaki Lina dibawah sana.Entah mengapa Reno dengan berani melakukan itu,mungkin karna ia merindukan wangi tubuh Lina yang kemarin tak bisa ia peluk.

"Kak ikh,jangan gini juga donk..."protes Lina karna merasa tak nyaman.Dia terus mencoba menyingkirkan tangan Reno yang melingkar ditubuhnya.

"Aku tuh mau ngobrol sama kamu,tapi malah kamu cuekin..."kata kata Reno terdengar manja ditelinga Lina yang membuatnya sedikit berdebar.

"Iya iya kita ngobrol tapi bangun dulu donk..."Lina mengalah dan mengiyakan ajakan Reno.Karna sungguh tak nyaman mungkin tak nyaman lebih tepatnya itu tidak baik untuk jantungnya.

"Tunggu,biarkan aku begini dulu sebentar saja..."Reno malah memendamkan wajahnya keceruk leher Lina dan memeluk dengan sangat erat.

"Kak...."Lina semakin merasa tak nyaman dengan pelukan Reno yang kini dia rasa Reno tengah mencium lehernya.

"Sebentar saja..."Reno kembali meminta waktu untuk terus memeluk Lina dengan erat.Dan bibirnya tak mampu ia tahan untuk mencium leher Lina yang wangi,tapi ia masih bisa menahan nafsunya untuk tak berbuat lebih kepada Lina.

"Terimakasih..."ucap Reno sebelum ia bangkit dan melepaskan pelukannya kepada Lina.

"Kaka udah minum obat..."tanya Lina untuk membuka percakapan diantara mereka,karna Lina merasa salah tingkah dengan perlakuan Reno yang manis kepadanya.

"Belum,ntar aja..."jawab Reno dengan tersenyum,dia merasa senang saat melihat Lina yang terlihat salah tingkah dihadapannya.

"Aku ambilkan dulu ya obatnya..."Lina mencoba bangkit dari tempatnya tapi ditahan oleh Reno.

"Ntar aja,kalo mau tidur minumnya.Aku udah gak papa kok.Tuh kan panasnya udah turun..."Reno menempelkan tangan Lina kejidatnya.

"Tapi kak..."Lina mencoba menarik tangannya yang dipegang erat oleh Reno.

"Sstt...mau mendengarkan tentang kisahku..."Reno memperpendek jarak diantara mereka bahkan mereka menempel,tangan Lina terus Reno genggam sambil sesekali ia usap dengan tangan yang satu nya.

"Kak..."Lina masih mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Reno.Dia merasa tidak enak karna perubahan sikap Reno yang sangat drastis kepadanya.

"Aku tau pasti mamah kan nyeritaan semua kisahku dimasa lalu.Apa kamu tau aku punya dua panggilan untuk mamah.Aku biasa memanggilnya mamah ketika aku merasa sedang seperti anak kecil yang butuh perhatian,dan aku memanggilnya ibu ketika aku sadar aku itu sudah dewasa.Unik bukan...."Reno bercerita dengan terus mengusap usap tangan Lina lembut.

"Dulu sebelum aku bertemu dengan Laras aku adalah Playboy ya mungkin sampai saat inipun sama,tapi ada berbeda motif dibelakangnya.Dulu waktu SMA aku merasa bangga menjadi sebagai playboy karna aku merasa seperti seorang pangeran diantara laki laki lain.Haha narsis banget kan..."Reno terdengar sedikit tertawa dengan ceritanya.Dan dia tak memberi kesempatan Lina untuk berbicara.

"Tapi semenjak..."Reno menggantungkan ceritanya,seakan ia tak mau membahas seseorang di masa lalunya.

"Laras meninggalkan kakak karna...."Lina menyambung cerita Reno yang tertahan.Lina mengerti jika Reno masih menyimpan rasa sakit dihatinya.

"Ya semenjak dia pergi,aku menjadi seorang buaya darat yang memacari banyak cewek hanya untuk membuktikan mereka semua sama seperti Laras yang hanya mendekatiku karna uang,hanya karna mereka ingin mendapatkan barang yang ia mau lewat aku.Tapi..."Reno kembali menggantung kan kata katanya lagi,dan dia malah menatap Lina yang tengah asik mendengar ceritanya.

"Tapi..."Lina penasaran dengan kelanjutan cerita Reno yang menggantung.

"Tapi aku tau kamu berbeda dari mereka dan sangat jauh berbeda dengan Laras..."Reno mengucapkan itu dengan senyuman tulus diwajahnya.Ia ingin Lina tau Reno mengucapkan itu dengan sungguh-sungguh.

"Aku berbeda,haha..."Lina menyambut kata kata Reno dengan sebuah tertawaan yang terdengar seperti meledek dirinya sendiri.

"Aku tau kemarin aku terlalu cepat menyimpulkan.Aku terlalu cepat menuduh tanpa aku melihat bukti yang ada.Aku tak tau apa apa tentang kamu tapi aku malah menuduh mu dengan semua tuduhan yang sekarang aku tau itu gak benar..."Reno mengakui semu kesalahannya kepada Lina.Setidaknya setelah ini untuk kedepannya dia bisa bersikap lebih baik kepada istrinya.

"Emang kakak punya bukti apa kalo aku berbeda,apa kakak lupa aku itu minta uang yang gak sedikit untuk bayaran aku buat pernikahan kontrak ini,belum lagi kemarin aku minta uang tambahan untuk aku pindahan rumah kesini..."Lina masih tak percaya Reno bisa berkata hal hal yang tak pernah Lina pikirkan.

"Ya seperti yang kamu bilang,kamu kan anggep semua ini pekerjaan,jadi uang yang kamu minta itu aku anggap sebagai upah yang harus aku bayar."Reno terus menggenggam tangan Lina erat.Walaupun ia mengatakan kata kata itu dengan lancar tapi ada rasa sedikit sakit dihatinya,karna Reno sadar pernikahannya dengan Lina hanya sebuah kesepakatan yang akan berakhir diwaktu yang sudah ditentukan.

"Ya aku harap kakak gak lupa akan hal itu,dan membayarku tepat waktu."Lina mengatakan itu dengan senyuman diwajahnya.

"Oh iya satu hal lagi,ada yang perlu kita repisi point dikontrak kita..."Lina memberanikan diri mengemukakan pendapat nya mumpung Reno sedang bersikap tak biasa.

"Apa...Point apa yang ingin kamu tambahkan didalam isi kontrak pernikahan kita.."Reno terdengar bersemangat walaupun ia tak tau hal apa yang ingin Lina tambahkan didalam kontrak mereka.

"Dilarang cium cium dan peluk peluk aku..."Lina mengatakan itu dengan mentap mata Reno tajam.Sebenarnya ia bukannya tak suka Reno melakukan itu,hanya saja setiap Reno menyentuhnya ada perasaan didalam hatinya dan Lina tak mau perasaan itu tumbuh semakin menjadi jadi.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C29
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login