Download App
13.8% Biarkan Mata Berbicara / Chapter 33: Aku Ingin Mati...

Chapter 33: Aku Ingin Mati...

Diriku bagaikan patung , jiwa ini bagaikan telah kehilangan raga , air mata ini pun telah habis terkuras , hanya bisa tersenyum lara , meratapi tubuh papa yang telah terbujur kaku , Aku pun menertawai diriku sendiri

Karena aku telah berhasil menjadi anak durhaka bagi kedua orang tuaku , meratapi , menyesali , dan menangisi hingga air mata berganti menjadi darahpun tidak akan berhasil merubah semua kenyataan ini .

Kini aku hanya bisa menciumi tangan papa , dan ber bisik pelan di telinga papa...

" Pa... Titip mama disana ya , tolong jangan sakiti mama lagi , jagain mama ... sampai Anjani datang..".

Antoni dan Oman pun hanya bisa terdiam melihatku , mereka tidak bisa berbuat apa apa dalam hidupku .

" Anjani , Apakah Papa mau di semayamkan disamping mama ?" .

Sambil membelai belai rambutku , Antonipun bertanya padaku, Akupun terdiam dan hanya bisa memandangi tubuh papa, akupun bertanya dalam hati kepada papa ,

" Pa.. Anjani harus ambil keputusan apa ?".

Perlahan bibir inipun mampu untuk menjawabnya ....

" Aku ingin.... papa di kuburkan menjadi satu bersama mama ." Dengan keyakinan yang tersisa akupun berkata kepada Antoni dan Oman .

" Keputusan ini , benar benar sudah yakin...!?" .

Antoni mengangkat dagu ku dan menatap ku , dia merasa jawabanku seperti main main.

" Iya , biarkan Papa bersatu dengan mama , biarkan dia menjalankan tugasnya menjaga mama disana ".

Dengan tersenyum simpul aku menjawab pertanyaan nya .

" Anjani kalo itu memang sudah keputusan lo , kita mah ngedukung aja , jujur .... gue sih juga setuju dengan keputusan lo itu ... ".

Oman berkata sambil memegang pundakku , dia menyetujui keputusan ku .

Pemakaman papa sangat berbeda dengan mama , banyak pelayat yang menilai diriku terlalu pilih kasih ,

Diriku hanya bisa terdiam dan mendengarkan semua ocehan mereka terhadapku , aku menyadari aku harus terima semua ini , karena ini semua akibat ulahku .

" Anjani , ada orang yang ingin ketemu sama lo !".

Oman menghampiriku dan berkata ada seseorang yang ingin bertemu dengan ku .

" Siapa ...??? , mana mungkin ada sanak saudara yang mau melayat datang ke sini , waktu pemakaman mama saja , aku menunggu sampai tutup tanah sekalipun tidak ada yang mau datang ".

Dengan nada cuek , aku berkata kepada Oman .

" Bukan dari family lo , tapi ini sipir penjara yang sering titip surat untuk lo !".

" APA...!!! ". Sontak aku dan Antoni terkejut mendengar informasi itu dari Oman .

" Suruh dia kesini man , kita memang mau bertemu dengannya ...". Dengan semangat Antoni , ingin bertemu dengan sipir itu .

Tanpa basa basi , Oman pun segera mempertemukan kami . Ternyata sipir itu masih muda dan tampan .

" Malam mba Anjani , perkenalkan saya Yudi , teman papanya mba Anjani waktu dipenjara , tadinya saya tidak berani datang kesini , tapi ... karena saya sudah berjanji kepada papanya mba Anjani , jadi saya harus menyampaikannya , dan saya merasa saat ini juga papanya mba Anjani bisa melihat saya , bahwa saya sudah melaksanakan janji saya ...".

Tertegun aku melihatnya dan terharu diriku mendengar kata kata yang di ucapkan oleh sipir ini .

Aku sama sekali tidak menyangka , begitu sayang nya dia kepada papa , membuat diriku tertunduk malu dan merasa tidak berharga di matanya .

Aku anak kandungnya , tidak pernah sekalipun menghiraukan nya , tapi orang yang ada dihadapan ku ini bukan siapa siapa , dia bisa begitu sayang dan hormat kepada papa . Aku hanya bisa tertunduk malu .

" Kalau boleh saya tau , memang titipan apa yang ingin Bapak sampaikan kepada Anjani...? ".

Antoni pun bertanya kepada nya .

" Aaah... jangan panggil saya bapak mas... panggil saja saya Yudi , Usia kita seumuran mas...hehehehe ".

Dengan tertawa dia membuat suasana tegang menjadi cair seketika .

" Oooh... heheeheh... maaf kalo gitu ya, kenalin gue Antoni , dan ini Oman... kami sering bersama sama ".

Antoni dan Oman akhirnya bersalaman memperkenal kan diri masing masing .

" Yud , memang apa yang dititipkan papa sama kamu ?

memang sudah berapa lama kamu kenal papa ?".

Akupun segera mengintograsi nya , mungkin agak kelewatan sikapku ini , tapi rasa penasaran ku lebih besar dari rasa menghormatinya sebagai tamu .

" Saya kenal papanya mba...".

" Eeeiiit.... lo ga mau di panggil bapak karena katanya seumuran , tapi lo manggil gue mba... mbaa.. hhhmmmm.... udah kita panggil nama aja ok..!".

Aku memotong perkataannya karena dia terlalu sopan terhadapku . dengan tersenyum dia meminta maaf dan melanjutkan misinya .

" Saya kenal sama papa mu , ketika saya mau mengerjakan skripsi saya , papamu adalah tokoh utama di skripsi saya , dia bercerita banyak dari awal kenal mamamu , dan kamu ...".

" Tunggu dulu....! Apa maksudnya kenal mamaku dan aku ??...". Diriku langsung bertanya setelah aku mendengar cerita yang janggal ditelinga .

" Maaf Anjani , aku tidak bermaksud membuat dirimu semakin membenci papamu , tapi dia mencintaimu dengan seluruh jiwa raganya ".

" Tolong di perjelaskan pertanyaan gue tadi , gue tidak paham dengan kata kata lo tadi soalnya !".

Aku pun semakin mencecarnya .

" Anjani , kamu harus berjanji ya , dan kalian juga berjanji , tidak akan berfikiran macam macam kepadaku dan pak Bondan.... tolong berjanji lah dulu , ini memang berat , sebelum pak Bondan di makamkan aku pingin clear masalah ini semua...".

Mungkin bukan hanya diriku saja yang menjadi penasaran dengan semua misteri ini Antoni dan Oman pun semakin bersemangat untuk mengetahui apa yang sebenarnya Yudi ingin sampaikan dan apa yang papa telah sembunyikan dariku ...

" Anjani , Pak Bondan... sebenar adalah papa tirimu ".

Dengan kepala tertunduk dia berkata pelan dan jelas kepada kami , dan akhirnya aku pun sudah tidak ingat apa yang kulakukan .

" Anjani .... kamu sudah siuman..!".

Antoni segera memberikan ku segelas air mineral , dan membenarkan posisi badanku agar aku bisa duduk dengan benar . Rasanya kepalaku ini masih penat dan terlalu penuh dengan semua masalah yang tidak ku pahami asal usulnya . Rasanya untuk menangispun aku tidak mampu lagi , kukepal tangan ini sekencang kencangnya dan ku berkata dalam hati....

" Yaa Tuhaaan.... kenapa hidupku menjadi rumit seperti inii , apa rencana Mu untuk ku selanjutnya...".

Aku terpaku memandangi tubuh papa yang tertidur di didalam peti . Jika di perbolehkan ingin rasanya diri ini berteriak sepuas puasnya hingga pita suaraku putus ,

atau aku ingin berlari sejauh jauhnya sampai aku tidak bisa berlari lagi , ingin rasanya diriku melampiaskan semua amarah ini...! , semua kekeselan ini ....! dan semua kebodohan ini....!.

Pantas saja aku merasa diriku selama ini tidak merasa ada ikatan bathin dengan papa .

Pantas saja aku bisa dengan begitu kejamnya marah dan benci kepada papa , sepertinya diriku ini lebih mencintai iblis dari pada papa .

Dan ternyata.... saat ini.... aku mengetahui alasannya..

Mata ku ini tidak lagi menangis , jiwa ini tidak lagi meratap , semua sirna tertimpa dengan rasa penasaran dan keingintahuan asal usul diriku sebenar

nya . Aku berfikir , hidupku kini seperti sebuah cerita dalam novel , atau cerita dalam drama korea , cerita yang menggambarkan seorang anak yang mencari jati dirinya , atau cerita seorang anak yang dibuang oleh keluarganya .

" Aaaaaacchhkkk.... sakiit rasanya kepalaku ini ".

kupukul pukul kepalaku ini tengan tangan ku .

" Heeii.. lo kenapa Anjani..? jangan kayak gini aah..!"

Antoni memegangi tanganku dengan kuat , sehingga tanganku tidak bisa di gerakan sama sekali .

" Anjani , masih ada waktu untuk menyelesaikan semua ini ok , yang penting sekarang kita berdoa buat papamu dulu ya..." .

Antoni merangkul tubuhku dan dia membujukku untuk bersikap dewasa dalam menerima kenyataan ini .

Aku pun berdiri dan menghampiri tubuh papa , ku lihat wajah papa untuk terakhir kalinya sebelum tutup peti .

" Pa... terima kasih atas semua ini , aku berjanji aku tidak akan mengecewakanmu dan mama , selamat jalan pa , tenanglah disorga Bapa , dan tolong jaga mama disana ".

Lalu dengan diiringi lagu lagu penyembahan peti pun di tutup . dan papa di berangkatkan menuju tanah pemakaman .

Sesuai permintaan ku , papa di kuburkan menjadi satu dengan mama .

Ku peluk gundukan tanah papa dan mama , Kuciumi nisan mereka berdua dan berkata ...

" Kalian telah menjadi satu dalam cinta , suka dan duka

tunggulah aku , kita akan bersama sama kumpul disurga Bapa ".

Dengan senyum kepastian , Aku pun pergi meninggal kan papa dan mama yang kini telah bersatu kembali . Kulangkahkan kakiku , dan kubulatkan tekadku , kini aku mempunyai tugas yang baru , yaitu harus mencari

siapa ayah kandungku ??...

========= °°° =========


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C33
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login