Takdir yang dilalui Lalin memang terkesan jahat, segala Masalah yang terjadi telah merenggut masa remajanya bahkan sekarangpun takdir seakan terus mempermainkannya. ditengah rasa kelelahanya cahaya itu bisa datang kapan saja tak terduga.
Benar sosok yang ia lihat didepannya ini tak mungkin salah lelaki dengan balutan seragam putih mematung tak berkutik.
"Gilang.... Kumohon selamatkan Aku"
"Bodoh..." Suara itu tercekat tak terucapkan Gilang buru-buru mengecek kondisi Lalin bertanya Sakit atau tidak, lalu segera terampil memasang infus di tambah beberapa cairan yang disuntikan dan membersikan setiap luka yang ada.
"Katakan padaku apa yang Mereka lakukan padamu?"
"Apa anakku baik-baik saja?" Lalin menghiraukan pertanyaan Gilang Dia malah balik bertanya
Gilang tak kuasa untuk menjawab, Dia hanya mengangguk menyakinkan lalu memeluknya lembut. Amarah terpancar dari sorot mata Gilang tangannya sudah gatal ingin menghantam tapi saat ini perempuan yang Ia sayangi lebih membutuhkan kasih sayang.
"jangan khawatir kamu akan baik-baik saja!"
setelahnya Lalin jatuh tertidur karena obat tidur yang Gilang berikan.
" istirahat yang tenang ya, Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu!"
...
"Maaf menunggu lama, kondisinya buruk sekali. sepertinya kita tidak bisa melakukannya dalam Minggu ini kondisinya harus setabil lebih dulu jika kita memaksa akibatnya akan patal"
"baiklah saya Akan menunggu, tapi izinkan beberapa pengawal berjaga"
"itu tidak Maslah, kondisi fisik nona itu buruk sekali apa yang sebenarnya terjadi maaf bukan saja ingin ikut campur"
"tidak mengapa dok, Dia itu tunangan Saya tapi Dia mengandung anak dari lelaki lain yang tidak tau siapa-siapanya. Dia korban pemerkosaan"
"saya dan keluarga tidak menginginkan anak itu!"
"baik saya akan mengurusnya, kalau ada perkembangan nanti akan saya hubungi"
....
"Yudhi tolong kamu cari tahu tentang keluarga Mentri keamanan Singapore, Keluarga Bernt. Susun rencana untuk menghancurkannya" Gilang langsung menghubungi Yudhi
"Baik, ada masalah apa?"
"Lakukan saja"
Gilang kembali keruangan Lalin melihat gadisnya terluka seperti itu hati siapa yang tidak sakit.
pelan-pelan Gilang melepaskan pakaian Lalin membersihkan tubuh lalin dengan handuk hangat, tubuh indah itu penuh dengan lebam bercak merah, luka miris sekali melihatnya. Gilang membersihkannya dengan hati-hati.
"Kamu menjaga anak Kita dengan baik, kali ini biarkan Aku yang menjaga kalian. jangan khawatir" Gilang mengecup lembut perut Lalin yang membuncit.
Gilang tidak tau sejak kapan Dia jatuh cinta pada Lalin, sejak pertama bertemu lalin sudah menjadi orang spesial untuknya.
saat itu Gilang yang ingin bolos sekolah tanpa sengaja menabrak Lalin yang saat itu juga ingin membolos. anehnya perempuan itu dengan senang hati mengajak Gilang bergabung dengan teman-temannya yang lain pergi ke suatu tempat. sebuah kebun tak terurus.
Gilang sering berselisih paham dengan Lalin, lalin begitu mencintai negeri ini sementara Gilang begitu membencinya.
"kau tau Gilang tidak semua anggota pemerintah itu korup, tidak semua dari mereka yang jadi pegawai negeri dengan menyogok, tidak semua bisa di kalahkan dengan uang, walaupun perbandingan itu kecil tapi ketahuilah kebenaran tetap kebenaran tidak semuanya hitam di negeri ini"