seperti biasa jika tidak mengerjakan misi Lalin menjadi turor untuk agen-agen baru, Ia cukup terkenal dikantornya selain karena cantik juga prestasi dan kemampuannya yang luar biasa dalam beladiri, teknologi ataupun ilmu pengetahuan lainnya. bagi para junior mendapatkan tutor seperti Lalin adalah anugrah yang di tunggu-tunggu tiap saat mereka bisa sekalian menikmati keindahan yang menentramkan netra.
sudah hampir tiga jam Lalin melatih, keringat bercucuran membasahi kaosnya ini sesi terakhir yaitu latihan tanding.
"Kalian boleh menyerang Saya secara bersamaan ini pertarungan bebas" saat ucapan itu selesai Lalin resmi dikroyok
Lalin bergerak gesit, menghindar dan menyerang balik. Bukan hal yang sulit menjatuhkan Mereka tapi tiba pada saat sebuah bukulan mengenai perut Lalin, lalin terpukul mundur beberapa langkah larut terjatuh memegang perutnya rasa sakit yang tiba-tiba bersarang.
Dolli salah satu agen baru itu langsung mengambil inisiatif mengendong Lalin membawanya kebagian medis yang ada kantor.
Alisya dokter yang sedang bertugas jaga buru-buru berlari menghampiri sahabatnya yang digendong tak berdaya menahan sakit
"Apa yang terjadi?" Tannyanya sambil mengecek kondisi Lalin
"Tadi Miss, terkenal pukulan dan tiba-tiba terjatuh kesakitan" Dolli menjelaskan
"Baik, tinggalkan Dia disini. Silakan Kamu lanjutkan kegiatan kamu"
Dolli menurut buru-buru keluar
"Perut Aku sakit banget Sya" Lalin mengeluh
Alisya mengecek perut lalin menekan ini dan itu bertanya sakit atau tidak, meraba-raba.
Mata alysa ikut shok melihat rembesan dari celana Lalin darah.
Alisya buru-buru memasang infus dan menyuntikkan sesuatu ketubuh Lalin,
lima belas menit berlalu, nyeri di perut Lalin mereda.
"Kapan terakhir kali Kamu dateng bulan?" Sebuah pertanyaan keras dan tegasmeluncur dari mulut alisya
"bulan lalu, memang Aku kenapa?"
"Hampir saja Kamu membunuhnya!"
"Maksud Kamu... Aku...."
"Kamu hamil, empat mingguan. Aku gak nyangka selama ini Rey selalu bilang kamu itu gak pernah mau disentuh tapi sepertinya Rey berhasil meluluhkan kamu. Selamat ya aku senang sekali" Alisya terus berkata tanpa menapsirkan ekspresi sahabatnya yang kepalang tak percaya melamun tak bereaksi.
"Hamil! Empat minggu?" Lalin bertanya member jelas
"Iya, selamat ya. Aku akan menghubungi Rey dan memberitahu kabar baik ini" Alisya bersemangat mencari kontak Rey di handphonenya
"Jangan beritahu siapapun Sya!"
"Kamu mau kasih Rey kejutan?" Tebak Alisya
Alisya beru sadar saat memperhatikan wajah Lalin ada yang salah dengan reaksi Lalin.
"Apa bukan Rey?"Tebak Alisya
Lalin tetap tak menjawab hanya air matanya yang melesat jatuh tak tertahankan.