Daniel dan Mirella berjalan - jalan di perkampungan dekat pantai mereka berlibur.
"gimana kalau Kita beli satu rumah didaerah sini,,kalau Kita butuh refreshing Kita bisa kesini" kata Daniel pada Mirella. "tidak perlu, kita perlu banyak nabung untuk anak Kita" jawab Mirella yang mendapat pelukan oleh Daniel. "eh...jangan peluk - peluk,,,kalo di Drakor mereka memang tidak malu,,tapi aku malu" kata Mirella yang membuat Daniel tertawa lebar.
Saat mereka melihat - lihat kegiatan warga disana mata Daniel tertuju pada seorang wanita seumuran mamanya. Entah kenapa Daniel tiba - tiba merasa takut. Melihat Daniel yang agak aneh Mirella mengengam tangan Daniel erat. " kamu sakit?" Tanya Mirella. Daniel tidak menjawab, dirinya terus fokus pada wanita tersebut. Nampak wanita tersebut berbicara pada seorang laki - laki mungkin suaminya.
Daniel mengabaikan rasa takut dalam dirinya dan mendekati wanita tersebut. "mau beli ikan asinnya,,silahkan dipilih, dijamin bersih, ini buatan kami sendiri,,dan yang penting tidak ada bahan pengawetnya" tawar wanita tersebut. Daniel tidak menjawab, namun terus memandang wanita tersebut. Mirella juga hanya diam memperhatikan Daniel.
" kami juga membuat terasi sendiri, dijamin ini lezat,,kalian harus coba" tawar wanita tersebut kembali. Daniel mengerjapkan matanya saat kesadarannya kembali, dirinya berhasil mengatasi rasa takut dalam dirinya. "apa kabar Bibi?" Tanya Daniel pada penjual tersebut. " baik,,,ayok diborong ,kalian mau beli apa,,Tenang saja,,kalau mau ikan segar juga Ada, udang segar,,kepiting juga Ada" kata wanita tersebut sambil tersenyum ramah.
"Bibi ingat dengan anak laki - laki sekitar 17 tahun lalu" kata Daniel dingin. Suara Daniel terasa sangat dingin, bahkan Mirella juga kaget dengan nada bicara Daniel, pasalnya Selama ini Daniel selalu hangat bahkan dari awal pernikahan mereka, walau Daniel tidak mengharap pernikahan tersebut namun Daniel selalu memperlakukannya dengan baik, jadi kenapa Daniel begitu dingin pada penjual ikan tersebut.
Bibi tersebut menampakkan wajah yang sangat terkejut. "apa maksudnya?" Tanya Bibi tersebut. "Bibi harusnya ingat, apa yang Bibi lakukan pada seorang anak lelaki 17 tahun lalu, apa Bibi tahu anak tersebut tidak bisa bertahan ketika sampai dirumah sakit" kata Daniel lagi. Kekagetan Bibi nampak semakin menjadi. " tidak mungkin....siapa kamu....siapa kamu!" teriak Bibi tersebut histeris sehingga membuat orang - orang yang Ada disana menghampiri mereka.
"Ada apa ini, siapa kalian" kata lelaki yang tadi berbicara dengan Bibi tersebut. "tidak Ada apa - apa ,,kami hanya Tanya pada Bibi,,masih ingatkah dengan anak laki - laki 17 tahun yang lalu" jawab Daniel dengan angkuh. "anak laki - laki apa?, kakak coba katakan....apa yang dia katakan ini, anak siapa yang sedang dia bicarakan?", Tanya paman tersebut kepada Bibi penjual ikan.
Paman meminta semua orang untuk kembali beraktifitas dan membawa kakaknya ke rumah beserta mengajak Daniel dan Mirella juga. Paman ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi sampai kakaknya histeris seperti itu.
Sampai dirumah mereka disambut istri paman, disana juga Ada anak perempuan yang Kira - Kira seusia 14 atau 15 tahun, karena anak itu memakai seragam SMP, mungkin dia baru pulang.
"sialhkan duduk,,anggap saja ruamh sendiri" kata istri paman dengan ramah.
"jadi...kakak,,apa yang mereka bicarakan?" Tanya paman pada Bibi kembali. "kakak tidak tahu apa yang mereka bicarakan" kata Bibi penjual ikan tadi dengan keras. "kami hanya bertanya, apakah Bibi ingat dengan seorang anak laki - laki 17 tahun dulu" kata Daniel dingin. "Ada apa dengan anak laki - laki 17 tahun lalu??, kak...Ada apa sebenarnya?" Tanya paman pada kakaknya.
"tanyakan saja pada mereka, jangan tanya pada kakak,, kakak tidak tahu apa yang mereka bicarakan", kata Bibi kekeh.
Istri paman datang dengan nampan berisi air. "silahkan diminum,,pasti haus kan,,apalagi cuaca seperti sekarang" katanya sambil meletakkan diatas meja. "apa mungkin kamu putra kakak kami?" Tanya istri paman pada Daniel. Sejujurnya Daniel juga Mirella terkejut dengan pertanyaan tersebut. Namun dalam ingatan Daniel wanita itu menyiksa anak tersebut, jadi....Daniel langsung memandang ke arah Bibi penjual ikan.
"bukan,,kami hanya ingin bertanya pada Bibi tentang seorang anak lelaki 17 tahun lalu,,,kalau memang Bibi tidak tahu, juga tidak masalah,, berarti kami salah orang" jawab Mirella. "kenapa kalian mencari orang 17 tahun lalu?" Tanya Bibi penjual ikan akhirnya penasaran juga. "maaf kami tidak bisa cerita, karena Bibi bukan orang tersebut" kata Mirella sambil meminum minuman didepannya.
"wah....minuman ini segar sekali" puji Mirella. Paman dan juga istrinya tersenyum mendengar pujian Mirella. "ah....non ini,,,ini cuma air kelapa biasa,, rasanya juga sama saja dengan air kelapa biasanya" kata istri paman nampak malu. "tidak bi,,ini memang lain...pasti ada resep rahasianya,,ini coba lah...." kata Mirella sambil menyerahkan minuman kepada Daniel.
"gimana kabar nak banget kan" kata Mirella pada Daniel. "iya...ini rasanya beda" kata Daniel. "ah...kalian pandai memuji,,ini hanya air kelapa biasa" jawab istri paman salah tingkah.
"jadi paman sudah lama kah tinggal disini?" Tanya Mirella setelah keheningan melanda mereka. "iya,,Bibi orang sini, akhirnya Bibi menikah dengan paman dan kami bikin gubuk sederhana ini" cerita istri paman. "paman aslinya orang Mana?" tanya Mirella kembali. "paman Asli dari Kota B" jawab paman. "sudah lama kah kalian menikah?" Tanya Mirella lagi. "sudah....hampir 20 tahun ya bu" kata paman pada istrinya. "iya,,anak pertama kami sedang kuliah di kota S,, dan yang tadi anak kedua kami masih SMP" cerita Bibi.
Ketika Mirella berbincang dengan paman dan juga istrinya Daniel tak melepas pandangan ya kepada Bibi penjual ikan tadi. segala gerak - geriknya tak luput dari pandangan mata Daniel.
"paman, Bibi, Bibi,, kami pamit dulu,,maaf ya kalau kami ganggu kalian,,ayuk sayang kita lanjut jalan - jalan lagi"ajak Daniel pada Mirella. Dan mereka pun pergi.
Tanpa Daniel juga Mirella sadari ternyata istri paman tadi mengikuti mereka, saat Daniel juga Mirella hampir mencapai Mobil mereka Bibi tadi memangil.
"Ada apa bi?" Tanya Mirella yang melihat wanita tersebut nampak kelelahan , mungkin tadi berlari mencari mereka. 'apa Dompet atau hp kami ketinggalan', batin Mirella. "Huh....huh....biarin Bibi nafas dulu" kata Bibi tersebut dengan nafas tersengal.
Setelah nafas Bibi teratur, Daniel mengajak duduk didalam Mobil saja, biar lebih leluasa bicara. "jadi...kenapa Bibi mengejar kami sampai Bibi capek seperti itu?" Tanya Daniel kali ini. "maaf kalau Bibi boleh tahu, kenapa kalian menanyakan tentang 17 tahun lalu?" Tanya Bibi tersebut. "begini...bi...." mengerti maksud Daniel, Bibi tersebut menyebutkan namanya. "Narti, pangil saja bi narti". Daniel menganguk mengiyakan. "jadi begini bi narti,, kami sedang mencari kebenaran yang terjadi 17 tahun lalu, yang berhubungan dengan kakak ipar Bibi tadi" jawab Daniel lebih ramah dari saat dirumah tadi.
"apa kamu putra kakak ipar Bibi,, benarkah ini nak?" Tanya Bibi sambil mengengam tangan Daniel. "ini yang hendak kami Cari tahu" jawab Daneil. Bibi tersebut memeluk Daniel sambil terisak. "syukurlah....kamu baik - baik saja nak,,Bibi juga paman tidak berhenti mencemaskanmu, kami tidak tahu apa yang terjadi padamu nak" kata Bibi tersebut sambil terus menangis.
Daniel juga Mirella hanya diam. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka katakan. "gimana kabar Bibi Selama ini?" Tanya Daniel pada Bibi tersebut. "baik....kami baik - baik saja, mereka memperlakukanmu dengan baik Kan nak,,,mereka tetap menyayangimu Kan?" Tanya Bibi tersebut. Daniel hanya menganguk mengiyakan.
Mereka terdiam dengan pikiran masing - masing yang berkecamuk. Daniel juga Mirella yang bingung, karena sepertinya mereka salah orang. sedang Bi Narti bahagia karena pemikiran ya yang bisa jadi salah juga sebenarnya.
"kenapa kalian tidak pernah mengunjungiku?" Tanya Daniel melanjutkan sandiwaranya. Bi Narti mengeleng sambil terus membelai wajah Daniel. "kami tidak bisa melakukan itu nak,,,bukan kami tidak menyayangimu atau kami melupakanmu,, bagaimanapun sejak kamu lahir, kamu sudah bersama dengan kami,,tapi....kami tidak mau karena rindu kami, kami egois dan membuat masalah seperti waktu itu" jelas Bibi.
Daniel memandang kearah Mirella. "ah....Bibi,,kok saya tidak pernah melihat Bibi sebelumnya ya?" Tanya Mirella. "nak....Bibi sudah tidak menemui ...."."suami" jawab Mirella mengerti arah pembicaraan bi Narti. "iya...Bibi sudah tidak menemui suamimu Selama 17. tahun lebih, jadi wajara kalau Kita tidak pernah bertemu" kata Bibi , Kali ini mengengam tangan Mirella sayang. "ah....Bibi tidak pernah menemuinya disekolah kah dulu,,Kan kami satu sekolah" kata Mirella melanjutkan. "iya kah nak?, pernah...tapi tentu kamu tidak melihat Bibi, karena kami bertemu di ruang tamu disekolah,,kadang diluar gerbang sekolah saat kalian pulang" jelas Bibi.
Mirella mengingat - ingat lagi,,pernahkan Dani dulu bertemu dengan seseorang. Tapi dirinya tidak juga dapat mengingat.
"nak...Bibi pulang dulu,,nanti kalian datang lagi ya,,,Bibi sangat senang bertemu dengan kalian" kata Bibi sambil berlalu.
"rasanya Bibi salah orang" kata Mirella saat mereka tengah berdua memandang punggung Bibi yang Kian menjauh. "coba kamu tanyakan pada sahabatmu yang lain, pernahkah Dani dikunjungi Bibi atau pamannya" kata Daniel. Dengan segera Mirella menghubungi Bian, karena dulu yang sering bersama Dani adalah Bian.
"kenapa La?" Tanya Bian saat muncul wajahnya dilayah hp Mirella. "bagaimana kabarmu?" Tanya Mirella basa basi. "yah...kamu lihat sendirilah...." kata Bian sambil mengarahkan kamera pada setumpuk pekerjaannya. "kenapa bisa sesibuk itu bro?" Tanya Daniel yang ikut perbincangan istri dan sahabatnya itu. "heh....gara - gara nenek lampir itu" kata Bian dengan muka kesal. sementara Mirella juga Daniel tertawa terbahak. "jangan tertawa,,,atau ku tutup nih" kata Bian dengan kesal. "baik lah...maaf - maaf...memangnya Rio sudah tidak datang kekantor?" Tanya Daniel Kali ini. "nenek lampir itu...sudah cuti Dua Minggu yang lalu,,jalan - jalan terus sama si Miska " kata Bian semakin mengebu. "eh...kenapa kalian menelponku,,,jangan bilang kalau kalian pamer liburan" kata Bian yang melihat hamparan Laut dibelakang Mirella dan Daniel.
"hehehe....bukan,,,kami menelpon ingin bertanya sesuatu" kata Mirella mulai serius. "kenapa?" Tanya Bian menangapi. "Ada seorang wanita namanya bi Narti,, dia mengakui sebagai Bibi Dani,, tapi karena kami belum percaya, jadi kami bilang padanya kalau Dani diluar negeri dan belum bisa menemuinya" cerita Mirella. Bian nampak mengerutkan keningnya, seperti sedang mengingat - ingat sesuatu. "Bibi itu bilang katanya dulu waktu sekolah SD sering menemui Dani juga, tapi....aku tidak pernah melihat Dani ditemui seseorang selain sopirnya waktu itu" kata Mirella melanjutkan ceritanya. "bi Narti itu ...suaminya namanya Pak Anwar Kan??" Tanya Bian pada Mirella juga Daniel.
"kami tidak tahu, yang datang hanya wanita itu saja" jawab Mirella. "kalau benar nama suaminya Pak Anwar memang kenapa?" Kali ini Daniel yang bertanya. " lah...Kan kamu satu rumah sama Dani masa kamu ngak tahu,,bukannya kalian saudara?" Tanya Bian. "tapi tidak pernah ada bi Narti yang ini,,bi Narti yang dirumah itu asisten rumah tangga kami sudah dari lama,,tapi suaminya bukan Pak Anwar" jawab Dani mulai kesal.
"jadi memang ada yang menemui Dani disekolah?" Tanya Mirella lagi. "iya,,sering mereka datang, sambil bawakan makanan" cerita Bian. "jangan - jangan...mereka yang menculik Dani ya,,,mereka pura - pura jadi paman dan bibinya, baik padanya lalu dibawa deh Dani pergi,,iya Kan" kata Bian disana. "ya....kamu memang Paling pintar Bian,,udah dulu ya....kami mau naik banana boat dulu" kata Mirella mengakhiri pangilan teleponnya pada Bian
"berarti wanita itu memang kakak ipar bi Narti" kata Daniel. "kenapa dia menyiksa anak lelaki itu" kata Daniel lagi.
"Kita pulang....Kita tanya mama" kata Daniel pada Mirella. Karena rasa penasaran ini, akhirnya Daniel menyetir dengan kecepatan yang tinggi, untunglah jalan lengang Hari itu.
Begitu sampai rumah Daniel juga Mirella segera mencari mama. beruntung mama sedang Ada ditaman belakang.
"kenapa sih kalian ini,,kenapa berlari sampai terwngah engah gitu,,,Mira....kamu sedang hamil kenapa lari seperti itu,,,yuk Kita masuk"kata mama sambil mengandeng tangan Mirella untuk diajak masuk. "ma....Kita ngobrol disini saja," kata Daniel sambil duduk ditempat duduk yang Ada disana, diikuti juga dengan Mirella. Mama hanya menghela nafas melihat kelakuan putra juga menantunya itu.
"ma....kami ketemu dengan wanita itu" kata Daniel. Mama mengerutkan keningnya tidak mengerti. "wanita jahat itu" kata Daniel lagi. dengan segera mama memeluk Daniel posesif. Dapat Daniel juga Mirella rasakan mama takut, namun juga marah,juga sangat khawatir. "apa yang dilakukannya sekarang,,apalagi,,apa dia menyakiti kamu lagi,," kata mama sambil membingkai wajah Daniel dengan tangannya.
Daniel mencium tangan mamanya yang ada dipipinya. "tidak ma,,dia tidak akan dapat melakukannya lagi" jawab Daniel. "ma....sebenarnya apa yang terjadi,,kenapa bisa wanita itu melukai Daniel seperti itu,,siapa dia sebenarnya?" Tanya Mirella. "jadi....kamu sudah ingat?" Tanya mama pada Daniel.
Daniel tidak menjawab, dirinya hanya menganguk saja.
"semua bermula dari papamu, di hari itu adalah hari yang tidak dapat mama lupakan juga, saat Daniel sakit mama menelpon papa untuk segera pulang,,namun hp papa tidak diangkatnya, mama tentu saja tambah khawatir,, mama mencoba menelpon bodyguard papa juga tidak ada yang mengangkat hp mereka, malam itu papa tidak pulang, Daniel kecil juga terus rewel dan panasnya tidak turun- turun, hingga mama membawanya kerumah sakit" cerita mama.
Daniel juga Mirella masih menyimak apa yang diceritakan mama.
"keesokan harinya papa menelpon mama, waktu mama bilang Daniel dibawa kerumah sakit papa langsung panik, tentu saja, karena Selama ini Daniel adalah hidup kami, akan kami lakukan apapun untuk anak kami ini"kata mama sambil kembali mengelus wajah Daniel dengan sayang.
"Tapi....Hari itu berbeda,,papa datang kerumah sakit bukan sendiri, tapi dengan anak lelaki seusia dengan Daniel, bahkan namanya juga mirip, Dani." kata mama menerawang.
"mama tidak Tanya siapa anak itu?" Tanya Daniel.
"kamu benar, mama tidak Tanya, mama mengabaikannya, karena mama fokus pada kamu yang masih lemah saat itu" kata mama sambil tersenyum.
"seminggu kemudian kamu diijinkan pulang ,,disitulah mama baru menanyakan pada papa, siapa anak itu,,untuk apa dia disini,,papamu menjawab, kalau anak itu bernama Dani, dan sudah papa angkat menjadi anak kami, papa berdalih ini untuk melindungimu, saingan bisnis, atau musuh papamu, atau orang jahat lain,,akan bingung Mana yang anak kandung kami, karenanya papa membawa Dani pulang" cerita mama lagi. "ya Tuhan....ma...papa angkat Dani hanya untuk jadi tameng Daniel?" Tanya Daniel terkejut. Tapi tidak Mirella Karena dirinya sudah pernah mendengar tentang hal itu.
mama menganguk. " itu yang dikatakan papamu, mama tentu saja tidak setuju, tapi mama bisa apa" jawab mama lagi penuh kepasrahan.
"namun....ternyata tidak seperti itu, papamu memperlakukan kalian seperti anak kembar,, segala sesuatunya papamu beli kembar, baju, sepatu, mainan segalanya, sedangkan dirimu yang tidak menyukai itu selalu menyimpan semua pemberian papa, hingga mama mengajakmu ke panti asuhan untuk memberikan segala yang tidak kamu pakai atau kamu butuhkan pada mereka, yah...selalu terjadi seperti itu, kemudian semakin Hari ternyata anak mama semakin berubah, bahkan tidak mau sekolah disekolah yang sama dengan Dani, awalnya papa menolak keinginan itu, namun mama tanpa persetujuan papa mendaftarkan kamu disekolah lain,,Dan....ya...anak mama memang anak mama, selalu berprestasi dalam banyak hal, kalau ditanya apa mama sayang sama Dani, tentu saja mama menyayanginya seperti mama menyayangimu, namun perhatian papamu yang berlebihan padanya membuat mama kesal juga" cerita mama.
"pernahkah mama tes DNA,, siapa tahu Dani anak papa?" Tanya Daniel. Mama tersenyum mendengar pertanyaan Daniel. "sudah mama lakukan tanpa sepengetahuan papa, dan hasilnya menunjukkan kalau tidak ada hubungan diantara mereka, mama melakukannya satu dirumah sakit disini, yang kedua di singapura" jelas mama.
"lalu....siapa wanita itu ma?" Tanya Mirella penasaran.
Paragraph comment
Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.
Also, you can always turn it off/on in Settings.
GOT IT