Download App
90.2% Suamiku Tersayang / Chapter 129: asumsi

Chapter 129: asumsi

Melihat kondisi mamanya sekarang,, Daniel meminta Mirella untuk menemani mamanya istirahat, sedang kan Daniel menyusul papanya yang pergi keruang kerja papanya itu.

Daniel melihat papanya sedang memandang sebuah foto. Bukan foto yang asing, karena itu adalah fotonya saat kecil.

"Ada apa?" Tanya papa saat melihat sang putra duduk. Daniel meletakkan kopi dimeja sang papa. Dirinya sengaja membuatkan papanya kopi sebelum mereka memulai obrolan yang dirinya sendiri tidak tahu, apakah itu penting atau tidak.

"minumlah pa,,ini Daniel sendiri yang buat" kata Daniel sambil tersenyum.

"kopi buatanmu Enak" puji sang papa. Daniel tersenyum mendengar pujian papanya. "Kalau tidak Enak,,cafe Daniel tidak Akan laku" kata Daniel sambil tertawa. Yang membuat papanya juga ikutan tertawa.

"papa tahu, kamu kesini bukan untuk memberi papa kopi Kan??jadi katakan Ada apa?" Tanya papanya. "papa benar,,,Daniel emang Ada perlu dengan papa" kata Daniel lagi. "katakan saja" kata sang papa.

"baiklah, Daniel tidak Akan sungkan lagi,,,Daniel Akan mengajak mama langsung saat kami pindah ke jerman" kata Daniel sambil tetap memandang papanya. Nampak keterkejutan dari wajah papanya. "kenapa?" Tanya nya rendah. "karena Daniel ingin mama baik - baik saja" kata Daniel lagi.

"Namun sebelum itu,,Daniel mau tanya tentang apa yang dibahasan mama tadi,,,siapa yang terluka?, apa hubungannya semuanya dengan Daniel?" Tanya Daniel pada papanya. "mamamu hanya bercanda aja tadi...." Kali ini Daniel dengan tidak sopannya memotong perkataan sang papa.

"sebelumnya Daniel pernah mendengar Dani mengatakan pada Mirella tentang sesuatu yang mirip seperti yang mama katakan,,tapi....Daniel tidak merasa pernah melalui hal itu" kata Daniel lagi dengan wajah datar.

papa Daniel kembali terkejut. "jadi....Dani mengatakan sesuatu?? katakan....katakan apa yang dikatakan Dani,,,katakan pada papa" kata papa dengan memaksa. Daniel terkejut dengan sikap papanya. "itu yang ingin Daniel tahu,,,ada apa sebenarnya dengan Daniel,,,rahasia apa yang kalian sembunyikan terhadap Daniel?" tuntut Daniel.

Papa terdiam, menghela nafas berat dan menyugar rambutnya. "kamu baik - baik saja,,dan akan pastikan kamu baik - baik saja" kata sang papa. Daniel memicing mendengar perkataan sang papa, kecurigaannya semakin menjadi. "bukankah ini hidup Daniel???" Tanya Daniel ambigu.

Papa diam, begitu pula dengan Daniel, hingga sepi menyelimuti ruangan itu. "sebenarnya Daniel ingin dengar langsung dari papa, namun nampaknya Daniel harus cari tahu sendiri" kata Daniel tetap duduk memandang wajah papanya.

"papa tahu selama ini Daniel selalu merasa ada sesuatu yang kalian sembunyikan,,dari ketika Daniel mengetahui kebenaran bahwa selama ini papa mengetahui keberadaan Dani, namun papa pura - pura tidak tahu,,padahal papa tahu bagaimana mama juga Daniel selalu berusaha mencari Dani." suara Daniel tenang saat mengatakan hal itu.

"Dan....papa...." papa ingin mengatakan sesuatu namun Daniel memberi isyarat untuk diam dulu. "pendidikan Dani yang bagus, juga pekerjaan yang prestisius membuat Daniel juga yakin kalau Dani tidak pernah kekurangan". papa memandang Daniel dengan terkejut, jantungnya berdetak semakin cepat.

"banyak hal yang aneh,,sampai kemaren ternyata papa menyerahkan perusahaan ke Dani " kata Daniel tetap tenang memandang papanya. "bukankah kamu yang menolaknya..." kata papa pada Daniel.

Daniel tersenyum mendengar perkataan papanya. "kemaren papa tidak tahu kalau Daniel akan masuk kantor kan?? Daniel juga tidak tahu akan ada acara tersebut,, sekejap saja Daniel sudah dapat tahu, kalau papa memang memberikan perusahaan pada Dani,, tapi karena Daniel datang akhirnya papa ubah rencana untuk menjadikan kami berdua kandida, kalau Daniel tidak mengundurkan diri....Dani juga pasti yang akan terpilih,,,bukan karena kemampuan Daniel kalah dengannya tapi karena orang - orang yang hadir disana adalah orang papa" kata Daniel lagi.

"Daniel....kamu salah paham nak,,,tidak seperti itu...papa hanya ingin kalian bersaing memberikan yang terbaik itu saja" jelas sang papa.

Namun Daniel hanya tersenyum. "persaingan seperti apa yang papa inginkan,,papa tentu tahu dari manapun Daniel tetap lebih ungul dibanding Dani,,papa tahu itu...." kata Daniel dengan senyum sinisnya. "pendidikan....papa jelas tahu Daniel lebih baik dari Dani,,,jangan katakan masalah biaya, karena papa lebih tahu dari siapapun,,,Selama ini papa membiayai pendidikan siapa,,,prestasi lain,,,papa juga orang yang Paling tahu selain mama, dan sekarang....urusan pekerjaan,,,papa juga sangat tahu pencapaian Daniel juga Dani,,,jadi...orang awam juga tahu siapa yang lebih baik diantara kami berdua" kata Daniel . "kami jangan terlalu sombong, itu tidak..."kata - kata papa terpotong oleh Daniel kembali.

"itu kenyataan,,,dari dahulu semenjak papa membawa Dani pulang kerumah, perbedaan antara kami berdua sangatlah kelihatan, tapi papa selalu mengangap kami sama,,papa membelikan kami baju yang sama,, papa membelikan kami mainan yang sama,,tapi....itu semua adalah kesukaan Dani,,bukan Daniel" kata Daniel lagi. Papa jelas kaget dengan penjelasan putranya tersebut. kini papa duduk dengan lemas, segala hal yang Ia lakukan adalah untuk kebaikan putranya, namun ternyata dirinya justru menorehkan Luka yang teramat dalam pada putranya tersebut.

"Daniel yakin kalau Daniel anak papa juga mama,,,seyakin Dani juga anak papa" kata Daniel yang membuat papanya menatapnya nyalang. "jelaskan pada papa, apa maksud kata- katamu itu" kata sang papa.

"bukan hanya Daniel,,,mama juga berfikiran yang sama" kata mama yang tiba - tiba masuk dalam ruang kerja papa dan langsung ikut bicara. "mama..." panggil Daniel. Mama duduk disamping Daniel dengan Mata yang tidak lepas memandang sang suami. "apa maksudnya ma..mama Kan tahu..."kata papa.

"mama tidak tahu,," kata mama ketus.


Chapter 130: sebuah bayangan

Papa terdiam dengan frustasi menghadapi istri juga putranya. Dirinya mengira hanya putranya saja yang berfikirnya sulit ditebak, namun dirinya lupa kalau putranya menuruni kepandaian istrinya. "ma...mama tahu papa melakukan semuanya untuk siapa, mama juga tahu...." dan seakan tidak mendapat kesempatan untuk membela diri, perkataan papa selalu dipotong istri atau anaknya, Kali ini istrinyalah yang langsung memotong ucapannya. "mama tidak tahu,,untuk apa, untuk siapa, dan yang pasti mama tidak tahu, kenapa papa membawa Dani dulu, tapi mama akui mama juga menyayangi anak itu seperti mama menyayangi Daniel, bahkan mama juga selalu mengatakan sama Daniel untuk bersabar, menerima segala sesuatu yang papa kasih walau Daniel tidak menyukainya, kalau mama tanya, pernahkan papa memperhatikan dulu,,Daniel tidak pernah memainkan mainan yang papa belikan untuknya, papa tidak pernah memperhatikan itu" kata mama kesal, jika mengingat Masa lalu.

Mendengar perkataan istrinya, ingatan papa berputar kembali kemasa kanak- kanak sang putra. Papa ingat memang Daniel seperti tidak pernah mengunakan segala sesuatu yang dirinya berikan. "jadi....kamu tidak suka,,kenapa kamu tidak bilang nak..." kata papa sambil memegang bahu Daniel. "tidak masalah, Daniel tidak mau banyak anak lain yang mau kok pa" kata Daniel sambil tersenyum.

"maksudnya?" papa memandang Daniel tidak mengerti. "setiap bulannya mama selalu mengajak Daniel mengunjungi panti asuhan, karenanya Daniel memang selalu memberikan barang - barang Daniel yang tidak Daniel gunakan lagi" cerita Daniel. "jadi papa jangan khawatir, semuanya terpakai kok", kata Daniel tersenyum.

"ma,pa,, sudah tidak perlu Kita bahas lagi tentang Dani,, Daniel tidak masalah kok kalau memang Dani anak papa dengan wanita lain selain mama, iya Kan mam,,mama juga udah ikhlas Kan" kata Daniel kepada mamanya. "yah....mau bagaimana lagi,,toh Selama ini mama sudah sayang juga padanya" kata mamanya sambil duduk disofa disebelah Daniel.

"mama....Daniel berapa Kali papa harus bilang,,papa tidak pernah selingkuh" kata papa kesal karena merasa istri juga anaknya menganggap dirinya tukang selingkuh. "iya mama percaya" jawab mama yang membuat papa justru semakin frustasi.

"mam,,pa,,Daniel ingin Tanya satu Hal pada kalian,, dan Daniel harap kalian menjawab dengan jujur" kata Daniel mulai serius. "Ada apa?" Tanya papa mama bareng. "cie...kompak banget sih" kata Daniel yang mendapat lemparan bantal sofa diwajahnya. Inilah keluarganya,,walau mereka baru saja bersitegang namun detik berikutnya mereka sudah bercanda bersama.

"mam,pa, apa Daniel amnesia?" Tanya Daniel yang membuat kedua orang tuanya terdiam saling pandang. "kenapa bertanya demikian?" tanya mama sambil mengengam tangan Daniel. "Daniel merasa ada satu hal penting yang Daniel lupakan, seperti sesuatu yang sangat menyakitkan, namun Daniel sama sekali tidak bisa mengingatnya" kata Daniel lirih. "ah....kamu kebanyakan nonton film" kata mamanya sambil memukul pelan pundak Daniel.

"tidak ma,,awalnya Daniel tidak yakin, namun....semakin kesini Daniel semakin yakin kalau memang ada ingatan Daniel yang hilang,,dan Daniel juga yakin ini sesuatu yang sangat menyakitkan..." kata Daniel lagi. "apa kamu ingat, kalau kamu pernah menangis di Disney Land waktu Kita liburan, karena kamu takut Donal?? " tanya papanya kini. "bukan Donal pa,,,tapi Ariel " dengus Daniel kesal.

"iya....Ariel..." kata Daniel lagi mengejutkan mama papanya. "Ada apa dengan Ariel?" Tanya mamanya. "iya ma....ingatan Daniel yang hilang berhubungan dengan Ariel, mermaid dengan ekor hijau....berambut merah itu...ah...."teriak Daniel semakin mengejutkan orang tuanya. "Daniel....katakan pada mama,,kamu kenapa nak,,," kata mamanya panik sambil mencoba memeluk Daniel."Daniel...Dan...Daniel..." teriak papa tidak Kalah panik.

Daniel memegang kepalanya erat, tubuhnya berguling - guling dilantai, terlihat sangat kesakitan. Mama terus mencoba memeluk Daniel erat. sementara papa mulai menghubungi dokter keluarga juga ambulance untuk datang. " tenanglah Dan....sebentar lagi ambulance datang" kata papa ikut membantu mama menenangkan Daniel.

Mirella yang mendengar teriakan suaminya juga bergegas menuju ruang kerja mertuanya. betapa terkejutnya dirinya mendapati sang suami yang tadi baik - baik saja mengerang kesakitan. "ya Tuhan....Daniel" teriak Mirella langsung memeluk erat Daniel.

Awalnya Daniel menolak segala pelukan seperti yang dilakukannya pada orang tuanya tadi namun Mirella terus mengeratkan pelukannya. Hingga akhirnya Daniel tenang.

Dokter datang setelahnya, dengan segera memeriksa Daniel. Namun dokter mengerutkan keningnya bingung. "dok,,bagaimana kondisi anak kami?" Tanya papa tidak sabaran. "maaf Pak,,tapi...kondisinya baik - baik saja, sepertinya kita harus kerumah sakit untuk melakukan pengecekan secara menyeluruh" kata Dokter pada papa Daniel hingga membuat mereka yang mendengarnya semakin dilanda perasaan tidak menyenangkan.

"maaf Pak, Ada ambulance datang". bi Sari memberi tahu. Dokter juga semuanya bergegas membawa Daniel kerumah sakit memakai ambulance, walaupun tenang , tapi Daniel masih diam saja.

Sesampai dirumah sakit dokter segera membawa Daniel untuk diperiksa lebih lanjut. Papa, Mama, juga Mirella menunggu dengan khawatir. "ma...sebenarnya ada apa dengan Daniel,,dia tadi sehat - sehat saja kok?" Tanya Mirella pada mertuanya. Namun bukan jawaban yang didapat hanya pelukan erat juga isak tangis dari mertuanya itu.

Papa juga tidak bisa diam dan duduk, dari tadi mundar - mandir kesana kemari, dirinya benar - benar bingung dengan kondisi putranya. " kalau Ada apa - apa dengan Daniel, mama tidak Akan memaafkan papa" kata mama tiba - tiba membuat papa menghentikan langkahnya juga Mirella menatap tidak mengerti. "ma...." kata papa dengan lirih. memandang sendu kearah istrinya. Dirinya juga khawatir sama seperti istrinya, namun dirinya tidak mengerti bagaimana istrinya mengatakan hal itu padanya.

Daniel sudah dipindahkan keruang perawatan ditemani Mirella, sekarang papa juga mama sedang bersama Dokter mendengarkan hasil pemeriksaan Daniel. "bapak, ibu,,kami tidak menemukan penyakit berbahaya dari putra kalian, dan kondisinya fisiknya baik - baik saja" kata Donter. Papa juga mama kaget mendengarnya. "tapi...dok,, tadi anak kami mengerang kesakitan sambil memegangi kepalanya dok" kata mama menceritakan apa yang dialami Daniel tadi. "Kita masih menunggu hasil lab nya bu,,tapi seharusnya hasilnya tidak Akan berbeda dari yang Saya katakan" kata Dokter sambil tersenyum. "apa kemungkinan terburuknya dok, biar kami bisa bersiap - siap untuk tindakan selanjutnya" kata papa Kali ini. "Kita berdoa saja dulu ya Pak, " kata Dokter kembali.

sementara diruang perawatan Daniel, Mirella masih memeluk erat Daniel. " kamu tahu,,kamu bikin aku takut,,, kamu sakit apa sih??" rajuk Mirella pada Daniel.

Daniel tersenyum mendengar rajukan manja istrinya tersebut. " aku tidak sakit, hanya saja, tadi tiba - tiba ada bayangan yang muncul dalam kepalaku,, bayangan yang sangat mengerikan" cerita Daniel. "hantu kah?" Tanya Mirella penasaran sambil menegakkan badanya menghadap Daniel. Melihat reaksi istrinya Daniel tersenyum dan kembali membawa Mirella kepelukannya. "bukan hantu, bayangan itu....terlihat seorang anak kecil, dan seorang wanita juga beberapa orang, wanita juga orang - orang itu menyiksa anak kecil tersebut, anak itu memohon ampun namun mereka justru semakin menyiksanya...auh..." kata Daniel. Mirella segara memeriksa suaminya. "apa yang sakit, bilang sama aku" kata Mirella panik. "tidak,,hanya saja...saat wanita itu menyiksa anak tersebut, seakan sakitnya dapat aku rasakan" kata Daniel. "apa bayangan itu sangat nyata,, bagaimana wajah wanita itu, apa kamu bisa mengenalinya?" Tanya Mirella lagi. Gelengan Daniel menjadi jawaban. "tidak,,aku tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas, namun...suaranya terngiang didalam otakku" kata Daniel lagi. "dia mengatakan....hei bangun...bangun...jangan pura - pura mati,, Dan banyak caci maki yang lainnya" cerita Daniel.

"jangan - jangan ....bayangan itu,,ingatan kamu yang hilang" kata Mirella tiba - tiba. Daniel yang mendengarnya kaget, namun dirinya juga malah meyakini hal itu. "berarti,,anak kecil itu....aku?" Tanya Daniel entah pada dirinya sendiri atau pada Mirella. "ya Tuhan....sayang...." peluk Mirella.

Mirella benar - benar tidak habis pikir Daniel kecil mengalami hal tersebut.

# maaf ya....kalau typo betebaran dimana - mana, terima kasih untuk suportnya Selama ini🙏🙏🙏🙏


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C129
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank 200+ Power Ranking
Stone 0 Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login

tip Paragraph comment

Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.

Also, you can always turn it off/on in Settings.

GOT IT