Download App
34.37% Cool Husband / Chapter 11: ada yang beda dengan alin

Chapter 11: ada yang beda dengan alin

Back to si dingin dan si gila

"bangun solat subuh."

"Hah!? Apaan."

"Solat subuh."

Gavin mah kalo bangunin gua ga tanggung-tanggung dia mah. Kalo sekali gua ga bangun di tarik kakinya. Dua kali ga bangun di pukul pake sapu lidi. Ketiga kali ga bangun di guyur pake air segayung.

Gua sama dia belum pernah berangkat sekolah bareng dari rumah. Karena gua pake motor dia pake mobil.

Terus juga karena dia itu terlalu rajin anaknya. Masuk jam 7 lewat 15, berangkat jam setengah 7.

Dan dia mainan nya perpus cuy. Beda banget sama gua yang mainannya kantin wkw.

"Gue berangkat." Ucap gavin seraya pergi menaiki mobil keluar garasi.

Sejam lagi otw aja. Ngapain jam segini otw yang ada di kampus gabut.

Pukul 07:05

"Berangkat lah."

Gua menaiki motor gua dan langsung tancap gas menuju sekolah.

Pas gua sampe sekolah anak anak pada rame depan kelas gua. Pas gua lewat mereka malah ngeliatin gua.

"Apa lu liat-liat mau berantem." Jengah gua

Saat gua duduk di kelas pun sama. Mereka masih pada liatin gua.

"Vin pada kenapa si." Tanya gua.ke gavin yang daritadi liatim gua juga di depan gua

Dia hanya menngedikan bahunya. Tanda tidak tahu.

Mimin langsung lari menghampiri gua dari luar kelas.

"Lah ini lo lin." Tanya mimin memastikan

"Iya emang kenapa si anjir."

"Baru pertama kali gua liat lu make up an gini."

"Aiih ketauan malu gua."

"Bacot lin gausah sok manis."

Saat itu juga gavin senyum dengan tipis ia tahu bahwa gua make up.

Karena baru banget gua make up ke kampus. Dulu gue itu orang yang paling bodoamatan masalah fashion. Rambut diikat kuda. Mukas pake bedak bayi doang. Terus sama minyak telon doang udah.

Tapi sekarang gua gatau lagi kenapa pengen make up aja. Soalnya sayang banget di rumah ada banyak make up ga di pake. Make kado pernikahan wkwk.

Tiba-tiba mamat dateng dengan rusuh.

"Alinnnnnn..." teriak mamat seraya berlari menuju gua sama mimin

"Berisik ya mat, gua tonjok lu."

"Eh kan udah cantik masa nonjok si."

"Ohh berarti dulu gua jelek ya mat."

"Ga gitu lin. Lafyuu." Ucap mamat seraya membentuk love dengan kedua tangannya.

Jijik.

___________________

Disini

Gua sama gavin berada. Di taman yang terbilang sepi. Hanya ada 2 atau 3 anak kecil. Tanpa pengawasan orang tua nya.

Mumpung jamkos gua ajak gavin keluar.

"Vin. Gua mau nannya." Ucap gua membuyarkan kecanggungan.

"Ya."

"Lu kenapa ga mau ikut ke jerman?."

"Hmm.. harus di jawab?."

"Yaa penasaran aja si."

"Hmm gue ga suka sama papi."

"Eh ga boleh gitu loh itu bapak lo yang menafkahi lu."

"Masalahnya dia bukan bapak kandung gua."

"Eh umm maaf gatau."

"Iya gapapa, gua ga suka sama dia. Mama sama papa pisah pas gue smp. Dan ga lama mama nikah sama dia yang gua sebut papih sekarang."

"Eh aduh maaf ya vin."

"Gapapa. Lu sendiri kenapa mau nikah sama gua."

"Umm.. mama.. mama punya penyakit jantung. Gua ga mau nyakitin mama. Apalagi sejak papa ninggalin mama karena pekerjaan."

"Sama ya."

"Kapan-kapan gua kasih tau deh tempat favorit gua kalo lagi sedih."

Ya gitu sekarang gua sama gavin udah akur.

Kalo ga gila berarti bukan alin. Gua melihat ada pohon mangga yang udah mau mateng buahnya.

"Vin lu bisa manjat pohon ga?."

Tanya gua ke gavin

"Engga."

"Yaudah gua yang manjat deh. Lu liatin ya kalo ada yang punya nya dateng."

"Ga mau." Ucap gavin seraya duduk di bawah pohon sambil memainkan handpone

Gue manjat pohon mangga lalu mengambilnya 4 buah.

Tiba tiba...

"Woi ngapain lu."

"Turun. Wah maling lu ya."

Anjir gue sama gavin auto panik. Gua lagsung loncat dan menarik tangan gavin yang sedari tadi diem.

"Vin ayo lari." Ucap gua

"Woi jangan lari lu." Kata abang yang punya nya.

Bodoamat gua sama gavin lari kenceng banget. Dan udah lumayan jauh gue sama gavin istirahat dulu dan juga gua rasa dia udah ga ngejar.

"Haah... duh cape gue." Ucap gua

"Ck! kalo mau mangga beli jangan maling."

"Ah elah baru pertama kali nyolog mangga ya lu."

"Gua ga pernah nyuri."

"Nah kan bener. Masa kecil lu kurang bahagia berarti."

Eh gavin malah jalan tanpa memberi aba-aba mau pergi.

"Viiiin tunggu."

"Ayoo cepetan udah mau jam 3, ada matkul."

💨💨💨

Pukul 14:45

Berada di kelas.

Pecah.

Tidak ada guru (lagi)

"Woi dengerin gua, bu ida kaga masuk. Dan ga ngasih tugas woooo." Teriak gua sebagai ketua kelas.

"Woooooo" teriak serempak seisi kelas.

Enak parah lah. Ini lah yang dinamakan syurga dunia bagi para siswa.

"Cok, cokiiii." Panggil gua yang tengah berada di atas meja guru.

"Oit lin." Jawab choki.

"Beliin makanan sama minuman." Suruh gua.

"Asiapp." Jawab choki yang langsung berjalan keluar.

Suasana kelas pecah banget kaya hari-hari biasanya. Guru juga ga heran ko sama kelas gua.

Tiba-tiba ada yang menarik tangan gua buat turun. Dan menyeret gua ke luar kelas.

"Apaansi." Ucap gua sambil melepaskan tangan dia dari gua.

"Lo ketua kelas kan?." Tanya gavin.

"Iya kenapa." Tantang gua.

"Ck! Pantes kelasnya kaya kebun binatang gini."

"Ah bodoamat, lo kalo ga suka noh ke perpus aja. Naik tangga yang itu tuh terus belok kiri." Arah gua.

Gavin melirik gua dan langsung meninggalkan gua. Bodoamat gua balik lagi ke kelas. Main gendang-gendangan lagi.

"Alin, boleh ngobrol sebentar?." Tanya leo.

"Oh iya iya, ngomong aja yo." Suruh gua yang masih duduk di atas meja gua.

Akhirnya gua banyak banget ngobrol sama leo. Ngomongin yang ga penting lah sampe bel pulang sekolah berbunyi.

Nyambung aja gitu gua sama leo. Enak diajak ngomong friendly juga dia.

Tapi gavin mana ya daritadi belum balik ke kelas lagi.

Selamat bergulir ke part selanjutnya. Ditunggu ya!


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C11
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login