"mohon maaf ," menyerahkan headset ke tangan aruna.
aruna tahu pasti ini pesan pribadi. atau jangan-jangan hendra sedang menyiapkan kejutan untuknya?
sayangnya giliran Aruna memutar perekam suara yang disodorkan surya. seluruh harapannya tentang mendapatkan kejutan dari hendra lenyap seketika. (Baca bab IV-288. Trust Me)
seperti bangunan kokoh yang dilalap api, membara dan berkobar-kobar, hingga yang tersisa tinggallah bau abu menyesakkan dada.
Itulah yang di sesap aruna detik ini. sesak sekali tiap kali menghirup nafas.
Aruna menggigit bibirnya. buku-buku tangan nya terlihat memutih seketika. dia mempertahankan diri untuk tidak menangis.
Di saat yang sama bunda gayatri menatapnya dalam-dalam. melangkah mendekati aruna dan menyerahkan bayinya.
Hebat sekali perempuan ayu ini, tahu pelipur lara apa yang paling ampuh mengalihkan kepahitan yang dirasakan Aruna.