Seorang lelaki berdiri di depan pintu terkunci. Matanya mengerjap beberapa kali, mengumpulkan seutas keberanian. Menghirup oksigen di seputar keberadaannya, sang lelaki mengangkat telapak tangannya menyentuh handle pintu.
'setengah porsi?' menatap piring yang berada dalam genggaman telapak tangannya. ia mengangguk mendorong keteguhan hati yang detik ini sesungguhnya hendak goyah.
"bawa piring ku dan letakkan di dekat ranjang," Gibran memerintah Neni, perempuan yang sehari-hari membantu Gibran merawat calon istrinya. Gadis yang sulit dilayani.
Memperhatikan langkah pergi Neni, Gibran buru-buru menutup pintu lalu ia bawa tubuh yang terjatuh di selasar lantai dingin dalam dekapannya.
'maafkan aku,' tubuh Syakila di baringkan di ranjang. Sebelum pria itu mencoba mengelusi wajah sang perempuan dan memintanya bangun.