Download App
81.69% Kebencian Yang Penuh Cinta / Chapter 116: Menyelesaikan Masa Lalu

Chapter 116: Menyelesaikan Masa Lalu

Kirana dijemput dengan sebuah mobil Alphard Hitam oleh Kaviandra Group tepat nya atas perintah Raihan , wahh bukan kah itu berlebihan. ya setidaknya itu lah pikiran semua rekan kerja Kirana di kantor.

Selama dalam perjalanan Kirana bimbang apakah dia harus memberitahu Farhan atau tidak , akhirnya Kirana mengurung kan niat nya untuk menghubungi Farhan, dia akan menceritakan nya saja nanti, dia takut Farhan akan khawatir padanya dan mengganggu pekerjaan Farhan.

Tanpa sadar akhirnya mobil yang membawa Kirana sudah memasuki Kantor milik Group Kaviandra.

"kita sudah sampai mba,,," ucap supir pribadi yang membawa Kirana tadi dan kini telah berada disamping Kirana dan telah membuka kan pintu mobil untuk nya.

"terima kasih" balas Kirana dan keluar dari mobil.

Kirana pun berjalan dan memasuki gedung Kaviandra Group. dan saat memasuki lobby Kantor ternyata ada Deska sekertaris Raihan yang sudah menunggunya. "pagi mba Kirana" sapa Deska sopan. "pagi Deska" balas Kirana.

"mari mba ikut saya" sahut Deska dan mempersilahkan Kirana jalan terlebih dahulu. Saat tiba di depan lift Deska segera mengarahkan Kirana "lewat sini mba" lagi lagi mereka menggunakan Lift khusus Direksi. Kirana hanya meangguk dan mengikuti arahan Deska.

Akhirnya merekapun tiba di ruangan Raihan. "silahkan mba," ucap Deska seraya membuka ka. pintu untuk Kirana.

Begitu mereka tiba di ruangan Raihan , Raihan sedang memegang sebuah map dan melihat nya dengan tatapan serius. "Pak , mba Kirana sudah ada disini" ucap Deska dan membuat Raihan mengalihkan pandangannya ke arah Deska dan Kirana. "kamu boleh keluar, dan jangan biarkan siapa pun masuk hingga urusa saya selesai" sahut Raihan dingin ,, "baik pak" ucap Deska dan menunduk memberikan hormat ke Raihan dan bergantian ke arah Kirana. lalu keluar dari ruangan Raihan.

Saat Deska menutup pintu ruangan Raihan, Kirana menyadari atmosfer dingin dari Raihan yang begitu kuat, sejujurnya ada sedikit rasa takut dalam diri nya. Namun Kirana berusaha menyembunyikan nya.

"selamat pagi Pak Raihan" siapa Kirana profesional.

"apa tidur mu nyenyak?" ucap Raihan dingin tak membalas salam Kirana.

Kirana sedikit shock mendengar pertanyaan diluar pekerjaan dan tentu diluar pikiran nya itu. Dia sempat terdiam beberapa detik sebelum menjawab pertanyaan Raihan.

"iya pak" jawab nya singkat.

"sepertinya kamu terlihat bahagia hari ini" sahut Raihan dengan senyum sinis nya.

"saya selalu menunjukkan wajah ceria kepada semua klien saya pak" jawab Kirana dingin.

"ohhh benar kah, profesional sekali" sahut Raihan sarkastik.

"ada pekerjaan apa anda memanggil saya sepagi ini Pak?" sahut Kirana tak ingin berlama-lama untuk berbasa-basi.

"santai saja, kita tak akan membahas pekerjaan hari ini" sahut Raihan santai.

"Jika tak ada urusan pekerjaan , maka saya akan pergi dari sini" sahut Kirana dingin.

"kamu yakin akan pergi sekarang?" balas Raihan

"maaf Pak Raihan, saya tidak ingin urusan pribadi anda sangkut pautkan dengan pekerjaan saya" jawab Kirana tegas.

"saya tidak meminta mu kemari untuk urusan pekerjaan, tadi saya hanya bilang agar kamu segera kemari bukan" jelas Raihan. "saya tidak punya waktu untuk terus berbasa-basi, jadi tolong segera ke intinya" sahut Kirana.

Saat Kirana mengatakan itu suasana hening untuk beberapa saat. Kirana sempat melihat tatapan tajam dan gelap dari mata Raihan.

"jika tidak ada yang penting saya akan pergi sekarang" ucap Kirana memecah keheningan dan berniat memutar badannya untuk meninggalkan ruangan Raihan.

"Raka anak kandung ku bukan" ucap Raihan dan membuat Kirana kaget seolah dia terkena serangan listrik yang membuat dirinya merasa darah nya berhenti mengalir dan jantung nya berhenti berdetak. Dia pun diam membatu di tempat nya, pikirannya melayang ntah kemana, dia bahkan tak menyadari kini Raihan telah berdiri tepat dihadapan nya.

"kenapa diam Kirana" ucap Raihan dan membuat Kirana kembali sadar.

"aku tak mengerti ucapan anda Pak Raihan,," Jawab Kirana menutupi kegugupannya

"Raka adalah Putra ku" lanjut Kirana tegas.

"iyaa dia anak mu, dan juga anak ku kan" balas Raihan telak, dan membuat Kirana tertegun. Rasanya begitu sulit untuk mengeluarkan suaranya, "hahaha, lucu sekali" ucap Kirana dengan tawa yang absurd untuk menutupi kegelisahannya nya. "bagaiamana bisa dia anak mu" lanjut Kirana berusaha setenang mungkin.

Raihan benar benar geram dengan Kirana yang terus menghindari nya.

"apa kamu lupa apa yang sudah kita lakukan Kirana" ucap Raihan dingin.

"aku tidak melupakan nya,tapi itu adalah masa lalu buat ku sekarang" sahut Kirana tak kalah dingin.

"Raka adalah hasil dari masa lalu itu bukan" sahut Raihan tak mau mengalah.

"hentikan Raihan, jangan bawa bawa putra ku" ucap Kirana yang merasa geram karena Raka terus dibawa bawa.

"baikkk, lihat ini" ucap Raihan seraya menyerahkan sebuah map yang berisikan hasil tes DNA dia dan Raka yang dia simpan sejak lama.

Kirana kaget melihat itu , dia sekarang tak bisa menghindar lagi.

"kaa, kamuu, tau ini dari mana," tanya Kirana akhirnya.

"apakah arti nya ini benar Kirana,,, Raka adalah putra ku" ucap Raihan membalik pertanyaan Kirana.

"lalu , kalau dia putra mu, apakah ada yang akan berubah Raihan?" jawab Kirana yang tak lagi setakut tadi.

"ternyata benar di anak ku ,, dan kamu menyembunyikan ini semua dari ku Kirana,?" sahut Raihan mulai mengeluarkan emosinya.

"hahhh, menyembunyikan,!? apa tidak salah, bukan nya selama ini kamu yang menghilang," sahut Kirana

"menghilang?!" ucap Raihan

"iyaa, kamu bahkan tak ingin menjawab telpon ku tak ingin menerima penjelasan ku, dan tahu kah kamu Raihan dihari ketika aku tau kehamilan ku, saat itu aku langsung menghubungi mu tapi apa, aku harus menerima kenyataan bahwa seorang wanita yang menjawab telpon mu, kamu tahu betapa hancur nya aku, betapa dihari itu rasanya aku ingin mengakhiri hidup ku Raihan" jawab Kirana dengan emosi dan air mata yang mulai mengalir mengingat sakit nya dia di hari itu.

Raihan diam mendengar setiap kata kata Kirana, hati nya seolah teriris, perih dan sakit. Dia hanya bisa diam menatap dalam kearah Kirana

"kamu tahu Raihan, pernikahan seperti apa yang aku jalani , seperti neraka Rai, aku bahkan setiap hari harus menangis mengingat mu, dan rasa bersalah pada suami ku yang terus memperlakukan ku dengan baik sedangkan aku saat itu berharap kamu kembali , tapi apa nyatanya , kamu tak kembali, bahkan sama sekali tak mencari tahu tentang ku," ucap Kirana akhirnya mengeluarkan semua perasaan nya.

Raihan masih diam ntah apa yang dia pikir kan. Kirana tak memperdulikan nya. Ini sudah saat nya dia melepaskan semua dan menyelesaikan hubungan nya dengan Raihan, dia tak ingin Farhan berkorban lagi.

"kamu tahu Raihan, siapa saat itu yang terus mendampingi ku bahkan menerima keadaan ku dia tahu aku mencintaimu dia tahu aku mengandung anak mu, tapi dia tetap memperlakukan ku dengan baik sangat baik,, cinta nya begitu tulus untuk ku, dan Raka, Raka mendapat kan kasih sayang seorang ayah dan status terhormat dari nya Rai, sampai akhirnya nya aku menerima balasan yang begitu menyakitkan, sebuah pengkhianatan yang dia lakukan dalam keadaan tak sadarkan diri. Aku yang egois saat itu memilih untuk mengakhiri hubungan kami, aku sudah mengatakan nya pada mu bukan tentang ini semua sebelum nya." jelas Kirana dengan suara yang sudah mulai terisak.

"kalau begitu, kembali lah pada ku Kirana, kamu tahu betapa aku mencintaimu , aku ingin kita kembali seperti dulu" ucap Raihan akhirnya mengeluarkan suaranya.

"tidak Rai, aku tidak bisa kembali pada mu" jawab Kirana tegas.

"apa karena Farhan?" sembur Raihan.

"bukan karena dia, tapi karena hati ku" sahut Kirana yakin. Melihat Raihan diam Kirana kembali melanjutkan ucapannya.

"jadi ku mohon lepaskan aku Raihan aku sudah tak lagi mencintai mu, aku tak tahu sejak kapan itu terjadi, tapi asal kamu tahu hati ku sempat membeku karena menunggu mu yang tak pernah datang ,, sampai akhirnya Farhan kembali, dan kini aku mencintai nya". Jelas Kirana.

Dan kalimat terakhir Kirana ini membuat Raihan yang tadi diam dan menunduk, seakan menerima cambukan lebih keras dan lebih sakit lagi.


Chapter 117: Ingin Kembali dan Kembalinya Masa Lalu

'aku sudah tak mencintaimu'

'kini aku mencintai nya'

Kalimat kalimat itu terus terngiang dipikiran Raihan dalam diam nya. Terasa begitu sakit dan perih.

Dia pun bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekat ke arah Kirana. Dia meraih lengan Kirana dan menariknya cukup kuat.

"katakan Kirana, bahwa yang kamu katakan adalah candaan untuk menghukum ku" ucap nya sendu bercampur emosi.

"tidak Rai, itu adalah sebuah kenyataan" jawab Kirana tegas.

Mendengar ucapan Kirana, Raihan melepas lengan Kirana dia pun mundur seolah kehilangan kekuatannya. Suasana sempat hening sejenak.

Sampai akhirnya Raihan mengeluarkan suara tawa yang cukup keras

"hahahaha.."

Kirana merasa keadaan semakin buruk, dan dia pun memutuskan untuk meninggalkan ruangan Raihan, namun saat dia akan membuka knop pintu , tangannya dengan cepat di raih oleh Raihan.

"mau kemana kamu" ucap Raihan dingin.

"lepaskan Rai, aku harus kembali bekerja" sahut Kirana pelan dan sedikit merasakan ketakutan.

"urusan kita belum selesai" sahut Raihan cepat.

"sudah tidak ada yang ingin aku bicarakan Rai, keputusan ku tidak akan berubah" sahut Kirana.

"tapi aku belum mengatakan keputusan ku Kirana" jawab Raihan.

"ke,,ee,, Keputusan mu?!" sahut Kirana dengan suara gemetar karena gugup bercampur takut,

"aku sudah katakan bukan, jawaban mu akan menentukan tindakan dan juga tentu keputusan ku Kirana" sahut Raihan dingin.

"maksudnya apa Raihan?" Sahut Kirana.

"aku akan mengambil kembali Raka dari Farhan" ucap Raihan tegas dan melepas genggaman nya dari Kirana.

Kirana shock mendengar ucapan Raihan, suasana sempat terasa begitu sunyi karena Kirana seolah kehilangan kesadaran nya.

"hahhh, lucu sekali, mangambil kembali Raka dari Farhan, Farhan bahkan tak pernah mengambil Raka dari mu" ucap Kirana sinis dan penuh penekanan begitu kembali sadar.

"yaa, Raka adalah Putra ku dan aku akan mengambil kembali hak ku sebagai ayah kandungnya". sahut Raihan dengan argumen yang sangat kuat.

"hentikan Rai, jangan bawa bawa Raka dia putra ku tak akan ku biar kan siapa pun menyentuh nya".

ucap Kirana tak bisa lagi menahan emosi nya.

"apa kamu melupakan atau sengaja melupakan kenyataan Kirana bahwa Raka adalah Putra kandung ku,," sahut Raihan penuh penekanan "aku tak akan pernah menyakiti putra ku" Lanjutnya tegas,

"seharusnya kamulah yang berhenti Kirana, berhenti menyembunyikan identitas Raka yang sebenarnya, Farhan tak berhak atas Raka dan diri mu" lanjut Raihan kali ini sedikit emosi.

Kirana tertegun dan diam untuk sesaat , dia mencerna setiap kata kata Raihan.

"cukup Rai, aku sadar sekarang, kamu melakukan ini untuk menghancurkan hubungan ku dengan Farhan bukan" ucap Kirana sinis.

Raihan yang memang sedari tadi penuh dengan emosi kini semakin terlihat emosi dan matanya semakin gelap, sejujurnya dia sama sekali tak berniat begitu, tapiii Cinta nya terhadap Kirana begitu besar dia tak ingin melepaskan Kirana ditambah Fakta Raka adalah Putra nya.

Raihan melangkah semakin dekat ke arah Kirana, kini dia berdiri tepat dihadapan Kirana. "dengar Kirana Bunga Larasati, dari awal kamu dan Raka adalah milik ku, dan sudah ku katakan apa yang menjadi milik ku akan kembali pada ku" ucap Raihan tegas dan dingin. Kirana pun merasakan atmosfer yang begitu mendominasi dari Raihan ini.

"kamuuu, egoisss Rai, kamu pikir perasaan ku mainan, aku tak akan bisa kembali pada mu" sahut Kirana dengan suara gemetar karena dia kembali menangis.

"seharusnya kamu yang berhenti egois Kirana, Raka Putra ku tapi kamu memberikan hak ku ke orang lain," sahut Raihan dingin "dulu aku memang tidak mengetahui nya, tapi kini aku sudah kembali Kirana, aku ingin mengambil kembali hak ku" lanjutnya dengan membelakangi Kirana. Saat dia mengatakan itu Suara nya gemetar menahan air matanya. sejujurnya Raihan sakit melihat Kirana menangis, tapi keegoisan nya untuk memiliki Kirana menutup hati nya, dan karena itu lah dia tak ingin melihat ekspresi Kirana, sebab jika dia melihat Kirana sedih, dia takut akan luluh dan mengalah.

Kali ini Raihan benar benar di liputi oleh rasa emosi dan keegoisan yang besar.

Saat suasana hening, karena Kirana seolah kehabisan kekuatan , dan Raihan yang juga diam larut dalam perasaan nya merasakan sakit melihat orang yang dia cintai menangis dan memilih orang lain. Baik Raihan dan Kirana hanyut dengan perasaan mereka masing-masing, saat itu lah pintu ruangan Raihan di buka begitu saja , tentu Kirana yang berdiri tepat di belakang pintu sangat terkejut dan Raihan yang berada sedikit di depan tepat bisa melihat siapa yang masuk.

Wanita berambut sebahu hitam kecoklatan, tinggi dan menggunakan dress sedikit diatas lutut berwajah blasterand, dengan cepat memeluk Raihan tak menyadari ada Kirana didalam ruangan itu karena memang posisi nya akan tak terlihat jika orang arah masuk kedalam.

"honey, i miss u so much" ucap wanita itu manja

Raihan sangat kaget dan tentu tak membalas pelukan wanita itu.

Kirana yang melihat dan menyaksikan adegan itu merasa lega karena akhirnya dia bisa keluar dari ruangan Raihan, tapi tak dipungkiri ada rasa miris untuk dirinya sendiri pasalnya baru saja secara jelas, Raiha berusaha keras untuk kembali padanya, tapi kenyataannya disisi lain ternyata dia sudah memiliki seorang kekasih. 'ckh,,!! konyol sekali' batin Kirana seraya tersenyum miring.

"Siska, bagaimana kamu bisa ada disini" ucap Raihan dingin dan melepas kasar pelukan Siska dari nya. "aku ini calon tunangan mu , tapi sekretaris mu melarang ku masuk tadi honey" ucap manja wanita yang ternyata Siska. "tunangan, NO Siska" sahut Raihan tegas.

"ayolah Rai, apa kurang nya aku, sehingga kamu tak menyetujui perjodohan kita" ucap Siska kali ini dia bertindak lebih agresif dengan mengelus lembut dada Raihan.

Melihat hal ini membuat Kirana geli, sehingga dia harus segera keluar dari sana. ."eheemmm,maaf Nona, Pak Raihan" sengaja bersuara Formal agar wanita itu mengetahui keberadaan nya.

"haahhh, who are you?" sahut Siska kaget dan menoleh kebelakang menatap sinis ke Kirana, melihat Kirana dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Menyadari tatapan tak bersahabat dari Siska, Kirana pun memutuskan untuk meluruskan semuanya dan mengambil kesempatan ini untuk lepas dari Raihan.

"maaf Nona, saya ada sedari tadi disini, tapi anda tidak menyadari nya, tapi tenang saja, saya akan pergi sekarang" ucap Kirana sopan. Kirana pun melangkah keluar.

"tunggu,,," ucap Siska dan menghentikan langkah Kirana. "tapi kamu siapa?" tanya Siska sinis.

"saya hanya seorang klien nona, urusan pekerjaan saya sudah selesai, tadi saya berniat keluar tapi anda terlebih dahulu membuka pintu secara tiba tiba sehingga mengagetkan saya" jawab Kirana berusaha setenang mungkin.

"ohh, oke" jawab Siska percaya penuh pada ucapan Kirana.

"permisi" ucap Kirana dan benar benar keluar dari ruangan Raihan.

Dia pun menarik nafas lega karena rasanya didalam ruangan Raihan tadi tak memiliki oksigen akibat perdebatan mereka bahkan rasanya dia tak sempat bernafas dengan baik.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C116
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank 200+ Power Ranking
Stone 0 Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login

tip Paragraph comment

Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.

Also, you can always turn it off/on in Settings.

GOT IT