Download App
75% Hey, I think I love you / Chapter 6: bab 6

Chapter 6: bab 6

Dipta membuka matanya yang terasa sangat berat. Dilihatnya sekeliling, ini bukan bar.. sepertinya ini kamar hotel.

Dipta melihat tubuhnya dan mendesah, dia hanya memakai boxer. Dipta mencoba mencari ponselnya tapitak dilihatnya di manapun.

apakah sesuatu terjadi semalam? Dipta ingat wanita dengan dress merah terus menciuminya hingga ia tak sadar.

terdengar pintu diketuk, Dipta bangkit dan berjalan sempoyongan ke pintu. arman terlihat rapi dan sudah mandi. wajahnya terlihat khawatir.

"mas Dipta baik-baik saja?"

Arman berjalan masuk ketika Dipta memberi kode padanya untuk masuk.

"apa yang terjadi semalam?" Dipta memijat kepalanya yang berdenyut-denyut. Dipta meraih sofa dan duduk di samping Arman. walaupun hangover, Dipta merasa ada sesuatu yang Arman ingin katakan, tapi ia terlihat ragu.

"saya tidur sama cewek yang semalam ya mas?" Dipta mencoba memastikan.

Arman menarik nafas panjang. menegakkan tubuhnya dan berkata, "semalam Nesya datang untuk mengantarkan dokumen yang saya minta bawakan dari Jogja. dia di Jakarta untuk pernikahan temannya dan saya pikir itu akan lebih efisien dibandingkan mengirimkannya.."

saat mendengar nama Nesya disebut-sebut, Dipta tak bisa mendengar dengan jelas apa yang Arman katakan lagi. mengetahui orang yang semalam berdiri di pintu benar-benar Nesya membuatnya kaget.

Nesya pasti kecewa sekali dengannya, menyadari kebodohannya semalam Dipta mengerang marah.

seharusnya dia menolak dan tidak minum terlalu banyak.

"mas?" suara Arman menyadarkan Dipta.

Dipta menoleh dan mendapatkan kesadarannya kembali.

"mas Dipta nggak melakukan apapun dengan wanita semalam. nesya datang dan berdiri di pintu, dia menangis dan menyerahkan titipan saya tanpa berkata apapun. dia melihat mas Dipta sebelum pergi dan kembali menangis. jadi saya pikir ada sesuatu, jadi saya pamit pada klien dan membawa mas Dipta kesini. baju mas Dipta saya lepas karna mas dipta muntah di mobil." jelas Arman.

penjelasan Arman membuat Dipta makin frustasi. Nesya pasti marah sekali padanya. apa yang harus dia lakukan sekarang.. Dipta memegang kepalanya yang terasa sakit.

"handphone saya dimana mas?" Dipta harus menghubungi Nesya secepatnya dan menjelaskan semuanya.

"ketinggalan di bar mas. pas saya telfon tadi pagi, ibu anda yang mengangkat. ternyata diambil oleh supir mas Dipta karna katanya dihubungi sejak pagi malah handphonenya ketinggalan di bar." Arman memberitahu secara rinci.

dipandangnya Dipta yang terlihat frustasi di hadapannya. selama setahun mengenal mas Dipta dan berhubungan baik. Dipta tidak pernah terlihat seperti ini.

Arman sibuk menerka-nerka apa yang terjadi. mengapa Dipta menjadi seperti itu ketika tahu Nesya ada disana semalam.

ada hubungan apa antara Nesya dan dipta??

#######

saat pesawatnya mendarat di Jogja, Nesya mengaktifkan kembali handphonenya. ada 10 panggilan tak terjawab dari bosnya Arman. tapi tak ada satupun panggilan dari Dipta.

Nesya menarik nafas dalam-dalam. mencoba baik-baik saja. ketika dilihatnya ada pesan masuk di whatsapp. salah satunya dari bosnya Arman,

📩aku perlu ngomong sama kamu. tlp aku secepatnya. Dipta.

Nesya menggigit bibirnya gelisah. sejujurnya Nesya butuh sekali penjelasan. Nesya tak bisa tidur sama sekali dan menangis semalaman. bohong ketika Nesya mengatakan pada Bela bahwa dia tak benar-benar menyukainya.

Nesya tak menyangka akan bertemu Dipta disana. tiga hari lalu Nesya minta izin untuk ke Jakarta menghadiri pernikahan temannya. Arman meminta tolong Nesya untuk membawa beberapa dokumen yang ada di Jogja, karna itu dokumen penting Arman tak yakin untuk mengirim via paket.

saat tiba di Jakarta, Nesya tak bisa menemui Arman karna bosnya itu masih di Bandung dan masih ada jadwal mengajar. malam terakhir Nesya di Jakarta, Arman memberi kabar untuk bertemu. karena terjebak macet dan Nesya tak bisa sampai tepat waktu Arman mengubah tempatnya dan akhirnya Nesya datang kesana. Arman mengatakan sedang rapat dengan klien dan Nesya bisa menyerahkan titipannya setelah selesai rapat.

nesya mencoba menghubungi Arman ketika sampai di bar. tapi Arman tak membalas. sejam menunggu, Nesya melihat beberapa perempuan masuk ke ruangan yang Arman beritahu sebelumnya.

Nesya sempat ragu dan menunggu. tapi Arman tak memberinya kabar lagi. Nesya memutuskan pulang dan menelpon bosnya itu. ternyata rapat sudah selesai dan Nesya diminta langsung masuk ke ruang tersebut.

dan betapa kagetnya Nesya saat melihat Dipta ada disana sedang main kuda-kudaan sambil asik berciuman dengan seorang wanita. dia pikir kuda lumping??? Nesya benar-benar berharap itu adalah bar angker dan perempuan yang mencium Dipta membabi buta itu sebenarnya sedang kesurupan.

Nesya berjalan keluar bandara dan memanggil taksi. memasukkan tasnya dan duduk di kursi penumpang dengan wajah kesal.

wahhhh..... Nesya menghembuskan nafasnya berat. Nesya benar-benar ingin membunuh pria brengsek itu sekarang.

Dipta tidak memberitahunya sama sekali bahwa dia ada di Jakarta, dia tidak mengatakan apapun. Nesya pikir Dipta masih di kuala lumpur sekarang.

"anjing emang." Nesya tak bisa menahan mulutnya untuk tidak mengumpat.

"ma-maaf mba???" supir taksi bertanya dengan hati-hati.

Nesya menutup mulutnya. sepertinya dia mengatakan itu terlalu keras. "maaf ya pak, saya lagi kesel abis ketemu cowok yang kayak anjing.. hehehe.."

Supir taksi terlihat ragu untuk menjawab. dan memutuskan untuk diam saja. tak ingin kena semprot, dia mengemudikan taksinya dengan hati-hati.

mbaknya serem, batin sang supir taksi.

Nesya mengambil handphonenya, menimbang-nimbang untuk menelpon Dipta atau tidak.

Nesya benar-benar ingin tahu apa yang terjadi. dengan ragu Nesya menyentuh layarnya. setelah berdering 3kali, akhirnya telepon dari Nesya diangkat.

"halo...."

dheg.

Nesya terdiam. su-suara perempuan? Nesya mengatur nafasnya.

"ha-halo..." jawab nesya pelan.

"iya halo ini mamahnya Dipta. Diptanya lagi..." wanita yang memperkenalkan diri sebagai orangtua Dipta tidak melanjutkan ucapannya. terdengar dia sibuk bicara dengan seseorang mengenai menu makan malam.

Nesya bersabar menunggu.

"iya... ayamnya dimasak kecap aja soalnya Dipta sukanya itu. hah? pokoknya piring-piring yang di lemari itu keluarin soalnya tamu penting lah ini calonnya Dipta gimana sih...."

Nesya tak berkutik. a-apa??? calonnya Dipta?

Nesya mencoba mencerna apa yang didengarnya samar-samar.

"halo... haloo???"

Nesya mengerjapkan matanya. "i-iya tante halo..."

"aduh maaf ya nak tadi tante lagi sibuk. Diptanya belum pulang masih di hotel katanya, nanti tante kasih tau ya kalo nak Nesya nelpon.."

di hotel????? Nesya merasakan bergemuruh. seketika dadanya sesak. "ma-maaf tante.. di rumah mau ada acara apa ya??" bibir Nesya bergetar.

suara di sebrang sana terdengar ceria, "oh... Dipta bilang mau nikah..."

Nesya menjadi lemas. handphonenya terlepas dari tangannya dan jatuh.

"mbak???" supir taksi yang mendengar suara benda jatuh mencoba bertanya.

"anjing." suara Nesya terdengar bergetar. sedetik kemudian airmata menetes di pipinya dan Nesya terisak-isak di kursi penumpang. membuat supir taksi kebingungan.

"aneh banget.. padahal baru mau bilang Dipta nikah mau ajak calonnya yang di Jogja kerumah.." Ibu Dipta menggelengkan kepalanya heran dan meletakkan handphone anaknya di meja.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C6
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login