Rey akhirnya membeli penginapan tua itu dengan cara menyicil, dan sebagai gantinya Nany, pemilik lama penginapan itu diperbolehkan tinggal dan bekerja ditempatnya dengan upah yang tetap. Pengetahuan Rey pun semakin luas karena ia membaca kitab yang ada di smartphonenya.
***
"Hey Rey..." panggil Alice menghampirinya yang sedang duduk di meja nomor lima.
"Ah, pagi banget kesininya mau selesain quest?" tanya Rey untuk membuka perbincangan.
"Iya dong, quest hanya bisa di ambil oleh satu orang terkecuali quest khusus. Jadi siapa cepat dia dapat." jawab Alice dan kemudian duduk berhadapan dengan Rey.
Alice melihat benda yang dipegang Rey. Dia heran melihat benda asing miliknya.
"Apa itu rey?" Alice memperhatikan benda yang digunakan Rey.
"Ini adalah benda sihir ku. Dengan ini apapun yang ingin kita ketahui akan terjawab." Jawab Rey sambil menatap layar hpnya.
"Benarkah? Kalau begitu tolong beritahu lokasi Dire Wolf dekat sini dong." Alice sangat bersemangat ingin mengetahui kemampuan benda itu.
"Tepat berada di Utara Kota ini, jumlahnya sekitar belasan." Jawab Rey memberitahu hasil pencarian yang ingin Alice tau.
Alice tebengong tak percaya apa yang dikatakan Rey tentang ramalan benda itu. Iya ingin membuktikannya.
"Kalau begitu ayo kita buktikan kebenaran alat ramal itu." Alice berdiri dan bergegas keluar sambil menarik tangan Rey yang sedang asik menikmati paginya dengan secangkir kopi.
*
Alice dan Rey sudah berada di luar Ibu Kota dan menuju lokasi Dire Wolf. Yup, mereka menemukan kelompok Dire Wolf yang sedang asik bersantai.
[Ah, ini benar-benar mirip game RPG]
Rey berlari mengikuti tarikan tangan Alice yang mulai melambat saat melihat kawanan Dire Wolf yang terbilang cukup banyak.
"Ah, ketemu... Tapi bagaimana kita mengalahkannya berdua?" Alice terlihat kebingungan.
"Terlebih lagi Rey tidak membawa alat tempurnya." lanjutnya berbisik pada diri sendiri.
"Anu, Rey... Sebaiknya kita kembali saja." Alice mengajak Rey kembali ke Ibu Kota.
"Kenapa? Kita pasti bisa mengalahkan mereka kok." Jawab Rey optimis.
"Tapi, kamu kan tidak punya senjata." Lanjut Alice khawatir.
"Tenang saja. Perhatikan baik-baik." Rey melangkah kedepan dan memperlihatkan sihirnya.
"Spell : Wood-Cutter!" Tiba-tiba cahaya hijau keluar dari telapaknya dan memunculkan Kapak kayu.
"Ah... Elemen alam ya." Kata Alice terkejut.
"Aku juga ga tau, sejak kapan aku menguasai Element ini." Jawab Rey sambil memandangi kelompok serigala liar itu.
"Hey, aku ingin menangkap yang satu itu untuk peliharaan ku ya." Lanjut Rey memecah kesunyian.
"Ah... Apa kamu serius?" Tanya Alice khawatir.
"Yup... Aku sudah banyak baca tentang dunia ini, jadi ini saat yang tepat untuk mempraktekannya." Rey, sangat berkembang pesat hanya dalam satu hari. Dia bisa mempelajari seisi dunia dengan kitab yang ada di Hpnya.
"Ayo!!!" Rey berlari kearah kawanan Serigala itu dan melancarkan serangan sihirnya satu persatu.
***
Hari mulai sore, dan mereka pun kembali ke Ibu Kota dengan selamat tanpa luka sedikitpun. Rey, benar-benar Veteran tempur. Ilmunya di dunia game RPG Memanglah tidak bisa di tandingi meskipun dia dokter, tapi kecintaannya pada game membuat dia di cap dokter yang tidak berguna.
Sesampainya di Guild House.
"Apa? Kamu membeli Penginapan Tua!" Alice terkejut saat mendengar Rey bercerita kejadian semalam.
"Iya, dan aku akan membayarnya berkala hingga bangunan itu benar-benar jadi milikku." jawab Rey sambil menengguk Kopinya.
"Kamu serius? Bukannya menjadi Petualang jauh lebih seru dibanding berbisnis." Kata Alice yang terlihat kesal.
"Tenang saja, aku hanya membeli kepemilikan aku tidak akan benar-benar bekerja disana." jawab Rey memberi tau maksud tujuannya.
"Begitu ya..." Alice merasa lega karena dia tidak akan kehilangan teman Partynya. Alice mengambil Kentang Gorengnya dan memakannya perlahan.
"Ngomong-ngomong kenapa kamu suka kopi?" tanya Alice sambil melihat minuman yang di pesan Rey.
"Ini karena kopi bisa mengembalikan tenaga saat beraktifitas. Dan akupun terkejut ada minuman seperti ini didunia ini." jawab Rey dengan senyuman ramah.
"Tapi kopi kan rasanya aneh." lanjut Alice selalu komplain apa yang dilakukan Rey.
"Iya sih ini rasanya tidak pas, tapi aku bisa membuatnya lebih baik." Jawabnya.
"Benarkah?" Alice ragu akan jawaban Rey.
"Datanglah ke kedai dan penginapan ku nanti saat sudah buka. Aku akan buatkan menu spesial untuk mu." Jawab Rey meyakinkan Alice akan keinginannya.
***
Selanjutnya di Second Life!
Semuanya terlewati dengan mudah dan cepat. Tanpa sadar Rey sudah menghabiskan satu bulan tinggal di Erantyl, dan kini saatnya Rey memberi kejutan dengan bukanya Silver Moon...