Download App
100% Eternal Code / Chapter 1: BAB I : KODE ALGORITMA
Eternal Code Eternal Code original

Eternal Code

Author: Tfajars42

© WebNovel

Chapter 1: BAB I : KODE ALGORITMA

3020 adalah puncak dari era modern bumi, dimana teknologi sudah mencapai hal yang tidak masuk nalar pikir manusia dulu. Dan teknologi yang masih dikembangkan adalah paralel waktu, Dimensi yang dapat membawa kita maju kemasan depan atau mundur kemasan lalu. Bumi ditahun ini hanya menyisakan satu Negara saja, setelah perang dunia ke III terjadi semua Negara menjadi satu dan dipimpin oleh Negara yang berhasil menaklukan Perang Dunia III negara itu disebut United World. Meski begitu tetap saja peperangan hanya melahirkan para pemberontak masa depan, rusaknya ekosistem dunia, peradaban yang tak mengenal adab, serta kesengsaraan yang berlangsung menerus bagi negara yang dikalahkan.

Adam, adalah anak dari bangsawan nomor satu di bumi, dia diberkati seluruh pengetahuan dari Tuhan, dia berhasil menciptakan teknologi *Time-Cutter saat ia masih berumur lima belas tahun. *Time-Cutter adalah alat yang dapat memotong waktu atau dengan kata lain ia mampu maju sepuluh menit dari masanya tanpa harus kehilangan umurnya. Membingungkan ya? Intinya ini adalah teknologi mesin waktu portable. Meskipun hanya bisa maju sepuluh menit tapi waktu yang dapat dipotong memiliki batasan pada energinya, jika ditambah infinity power maka ia akan mampu lompat kemasan depan dengan cepat. Namun sayangnya benda ini tidak dapat mundur kemasa lalu, hingga perlu dikembangkan lebih lanjut.

Satu tahun lalu terjadi kecelakaan yang menimpa keluarga Adam. Mereka menjadi korban terorisme akibat pemberontak yang tidak terima United World, aksi teror itu menewaskan seluruh keluarga terkecuali Adam. Ia selamat karena hal yang tidak dapat dijelaskan, mungkin pengaruh dari Time-Cutter, menurutnya. Peristiwa yang memakan korban itu akan selalu dikenang oleh Adam, tepat saat orang tua dan kakaknya menjadi korban ledakan. Ia menemukan jasad mereka terbelah menjadi beberapa bagian akibat ledakan itu.

Setelah kejadian itu, Adam menghabiskan waktunya bertahun-tahun untuk menyelamatkan keluarganya, dengan menggunakan Time-Machine. Sejauh ini sains menjelaskan bahwa mesin waktu hanya untuk digunakan kemasan depan bukan kemasan lalu karena waktu yang sudah berlalu tidak dapat diubah. Begitulah cara kerja takdir Tuhan. Tapi Adam tidak ingin tinggal diam, ia ingin kembali merubah masa lalunya dan menjalani hidup normal seperti sedia kala.

"Alfa, bagaimana persiapan kita?" Tanya adam sambil fokus merangkai sirkuit untuk mesin waktunya.

"Tinggal satu sirkuit lagi maka selesai tuan." Jawab Alfa dengan suara cempreng.

"Hei, apa yang terjadi padamu Alfa?" Adam kembalikan badan dan berjalan kearah komputer yang ada di sudut ruangan itu.

"Ah, pasti karena ini…" Adam menemukan masalah pada sistem Alfa dan menyelesaikan masalahnya dengan cepat.

"Terima kasih tuan, suara saya kembali normal." Jawab Alfa sambil mencoba suaranya yang sempat rusak. Adam kembali merakit sirkuit terakhir.

"Baiklah selesai." Adam memberikan sirkuit pada Alfa.

Alfa adalah Robot ciptaan Adam yang ia kembangkan sejak kematian keluarganya. Alfa menggunakan tubuh sintetis agar terlihat seperti manusia asli, tapi tetap saja kerangkanya terbuat dari logam ringan yang tidak mudah karat. Maha Karya Adam paling sempurna yang tidak diketahui Pemerintah, karena jika pemerintah mengetahuinya Adam akan dikenakan sanksi dan asetnya akan dijadikan milik pemerintah.

"Baiklah Alfa, kau ikut dengan ku untuk menyambut Ayah dan Ibu." Ujar Adam saat ingin masuk kapsul waktu.

"Tapi tuan, kapsul itu hanya didesain untuk satu orang." Jawab Alfa.

Adam hanya berdiam diri didepan pintu, seolah ada yang mengganggu pikirannya.

"Tidak apa, kau ikut denganku…" Adam masih ingin memaksakan dirinya pergi dengan robot yang sudah dianggap adik sendiri.

"Tapi tuan…" Alfa memotong perkataan Adam dan belum selesai dia menjawab Adam pun memotong lagi.

"Gunakan Time-Cutter. Kau bisa menyatu dengan alat ini." Adam menunjukan lengan kirinya dan memperlihatkan Time-cutter yang sudah diperbaharui.

"Systemnya sudah ku perbarui. Kau bisa melakukan teleport sekarang juga." Lanjutnya dengan nada penuh harapan dan rasa takut yang membuat perasaannya abu-abu. Alfa pun pindah tubuh dengan jam di tangannya tanpa banyak interupsi. Alfa adalah Robot Artificial Intelegent yang dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat membaca ekspresi manusia dengan sangat akurat.

"Baiklah… aku siap bertemu orang tuaku… Ayah, Ibu, Kakak Nielson. Aku datang menjemput." Adam pun membulatkan tekadnya dan memasukan kode Algoritma yang sudah dia perhitungkan dengan teliti dan benar.

Tapi sayangnya… Dia salah memasukan kode waktunya. Yang dia input adalah tahun 2019…

***

Di tahun 2019, Mt. Bromo, Indonesia.

"Eh Clara, lo ga mojok sama si Bobi?" sahut Doni teman satu rombongan Hiking. Dia adalah teman satu kelasnya Clara di kampus swasta di Jakarta.

"Justru ini lagi nyari tuh bocah. Dia kemana ya?" Clara menghampiri Doni dan bertanya balik. Dan cewek yang satu ini adalah Clara, dia adalah anak dari anggota DPR RI, tubuhnya yang tinggi membuat dirinya terlihat lebih ramping. Warna rambutnya yang hitam berkilau saat terkena cahaya membuatnya terlihat sangat menarik, ukuran dadanya… mungkin 30B, tolong jangan buat genre ini 18+

"Dih, mana gue tau yak. Liat aja kagak, gue pikir sama lo." Doni seperti menutupi sesuatu, ekspresinya tiba-tiba berubah seolah terkejut atau takut. Clara pun mengetahuinya tapi ia mengabaikan sikap aneh Doni karena ia sedang terburu-buru.

"Yaudah deh." Clara meninggalkan Doni sendiri, dan mencari kekasihnya Bobi di hutan sendirian. Ia terus mencari tanpa sadar ia sudah cukup jauh dari camp. Ia tidak menemukan apapun, senter ia arahkan kekiri dan kanan guna mencari sesuatu didalamnya. Saat ia sedang menelusuri jalan setapak tiba-tiba dia mendengar suara samar-samar dari arah kanannya. Rasa cemas dan takut muncul dari dalam dirinya, tapi rasa penasarannya yang tinggi membuat dia membulatkan tekadnya untuk mencari tau. Clara berjalan dengan hati-hati, karena sudah malam ia memperhatikan sekitar karena takut yang muncul adalah hewan liar.

Tiba-tiba suaranya semakin jelas dan melengking.

"Eh, suara apa ini?" Ucap Clara pelan. Ia semakin penasaran dan menghampiri sumber suaranya. Ternyata dia menemukan Bobi pacarnya, yang sedang berhubungan intim di tengah hutan.

"Astaga…" Clara terkejut melihatnya, sambil menutup mulutnya agar tidak ada suara yang keluar dari mulutnya itu. Karena tak sanggup melihatnya dia segera pergi meninggalkan tempat itu.

"Bob, buruan… Gue takut kelamaan di luar sini… mmhh…" Kata cewek yang sedang melakukan hubungan badan dengan Bobi.

Bobi ini orangnya badboy sadis, gayanya yang keren membuat dia dilirik sama banyak cewek. Bahkan mereka rela melakukan hal itu demi mendapatkan kesempatan berdua bersamanya. Ya wajar sih dia ini seorang atlet.

Di camp. Doni melihat Clara kembali dengan wajah sembab akibat menangis, air mata tetap berjatuhan meski dia menahan suara tangisannya.

"Ra, lo kenapa Ra?" Doni menghampiri Clara yang sedang menangis itu.

"Jangan sentuh gue." Clara memberi peringatan Doni yang siap memeluknya saat tubuh mereka berdua sudah sangat dekat.

"Iya tapi lo kenapa Ra?" Doni terus menanyakan alasan Cewek cantik ini menangis

"Jangan bilang lo lihat, Bob… Eh." Doni langsung menghentikan kalimatnya dan menutup mulut kotornya dengan tangan kirinya. Clara pun terkejut saat mengetahui kalau Doni pun tau kejadian sebenarnya.

"Oh jadi Lo tau! Dan Lo ga ngasih tau gue!" Clara sangat shock dan tiba-tiba dia marah dan meledak. Meluapkan emosinya kepada Doni.

"Denger gue dulu Ra." Doni mencoba memotong Clara bicara dan mencoba membela diri.

"Cukup, gue mau balik sekarang juga. Jangan halangi gue." Clara pun mengambil keputusan yang membuat beberapa pendaki terkejut dan mencoba menahan agar kembali besok pagi. Tapi emosi Clara tidak dapat dibendung semua yang menahannya malah ketakutan dan menahan diri untuk melarangnya.

"Ok Ra, tapi kami akan sepakat apapun yang terjadi kita bakal bilang kalo kita gak satu rombongan, paham?" Kata pemimpin rombongan itu.

"Deal!" Clara mengulurkan tangannya dan memberi simbolik kesepakatan yang sudah dibuat keduanya.

Pada malam itu juga, Clara turun sendiri. Tentu saja itu bukan hal yang sulit baginya karena dia sering melakukan pendakian seorang diri meskipun tidak sejauh pendakian pada umumnya. Tapi keputusannya yang bulat membuatnya meninggalkan rombongan dan menikmati sakit hatinya. Menikmati sakit hati karena pacarnya memilih berhubungan badan disaat mereka merayakan hari jadi yang kesatu tahun.

Dia menelusuri jalan setapak sendirian, dan hanya mendengarkan suara tangisannya sendiri. Bahkan angin malam tak dapat mengganggu suara hatinya yang bergejolak, antara marah, sedih, shock, apapun perasaan yang membuat dirinya menangis.

Hingga tiba-tiba cuaca buruk pun terjadi. Petir tiba-tiba menyambar-nyambar, berteriak seolah ingin diberikan tumbal. Angin bertiup kencang hingga akhirnya terdengar suara ledakan.

***

Kembali ke kapsul waktu milik Adam. Kehebohan terjadi didalamnya dan membuat Adam dan Alfa panik.

"Kampret, kenapa gue ga sadar kalo tadi typo." Adam panik dan berteriak memaki diri sendiri.

"Maaf tuan sistem tidak bisa diperbaiki." Alfa memberi informasi yang semakin membuat Adam bertambah panik.

"Ibu, Ayah… maafin Adam kalo nakal selama hidup." Adam mengeluarkan kalimat aneh seolah ia akan segera mati akibat kebodohannya.

Dan tidak lama setelahnya kapsul waktu menghantam dataran yang menandakan sudah sampai pada tujuannya dan Adam berteriak sekencang-kencangnya.

"Tidak…" Adam berteriak sambil mengeraskan seluruh ototnya. Dan menikmati guncangan demi guncangan, bahkan hingga terguling.

"Tolong…" Adam terus membuat kepanikan untuk dirinya sendiri. Hingga dia terlempar dari kapsul waktu.

"Arggh…" dia mengerang kesakitan saat tubuhnya menghantam tanah dengan sangat keras.

Ia menatap sekitarnya dan melihat sekeliling dan hanya gelap tidak ada siapapun disana, dia sadar Seribu Tahun berlalu, gunung tetaplah gunung tidak ada perubahan. Dan dia hanya berharap ada orang yang menemukan jasadnya di hutan itu.

***

Adam memasuki mode Koma, ia dapat melihat semua hal yang ia pikirkan selama ini. Ia dapat melihat orang tuanya tersenyum. Adam pun berlari mengejarnya tapi tak pernah sampai, seolah mereka menolak untuk dihampiri. Adam berhenti mengejarnya dan menghela nafasnya dalam-dalam. Ia menangis, tapi tiba-tiba Alfa menepuk pundaknya dan memanggilnya.

"Tuan, Ayo…" sambil mengulurkan tangannya dan mencoba menarik tangan yang menerima uluran tangan itu. Alfa tersenyum meskipun Adam tau, bagaimanapun dia adalah seorang robot yang tidak memiliki hati dan perasaan.

Kode Algoritma, selesai dengan tindakan sangat bodoh.


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C1
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login