Btw, semoga suka part ini yah!
Jangan lupa di Komen isi ceritanya...
🔥🔥🔥🔥🔥
Saat Amanda tengah meraba-raba foto Antonio ditangannya, pintu ruangannya terbuka dan mau tak mau membuatnya mendongak untuk melihat siapa yang dengan tidak sopan masuk keruangannya tanpa mengetuk terlebih dahulu.
"Aku sengaja datang untuk mengganggu waktumu," ucap pria berwajah datar tanpa ekspresi pada Amanda tanpa basa-basi
Amanda memejamkan matanya dan mengatur detak jantungnya yang bergemuruh riuh takkala menatap kembali pria super tampan yang semalam baru saja diberinya hadiah tamparan.
Seketika pikirannya mengenai Antonio buyar dan hilang begitu saja tergantian oleh sosok pria tanpa ekspresi, dingin, arogan dan mesum didepannya.
"Aku akan diapakan lagi hari ini!" batin Amanda
"Seorang CEO besar sepertimu tampaknya tidak mengerti bagaimana caranya bertamu ke kantor seseorang," sindir Amanda
Darko tampak tak acuh, ia memilih duduk di sofa panjang berwarna merah maroon di dalam ruangan Amanda. Memandang dengan intens setiap sudut ruangan yang cukup besar dan rapi.
"Kau senang kan bisa bertemu denganku lagi?" tanya Darko percaya diri
Amanda berdecih dan memutar bola matanya malas. Demi Neptunus, pria didepannya ini memiliki tingkat kenarsisan yang begitu tinggi. Tapi bukankah hal itu wajar mengingat Darko memang memiliki wajah tampan dan kekayaan yang luar biasa. Hanya saja ekspresi wajahnya yang datar bak papan triplek begitu mengganggu, ah- tidak juga sebenarnya, itu bahkan menambah kesan misterius dan seksi padanya.
"Kau begitu percaya diri Tuan," sindir Amanda
"Jika kau tidak memiliki kepentingan, kau bisa keluar dari ruanganku. Aku masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dibanding mengurusimu," ucap Amanda ketus
"Aku tidak ingin kau urusi, aku hanya ingin memandang wajah wanita yang semalam memberiku tamparan. Aku merindukannya," perkataan Darko membuat bulu kuduk Amanda seketika meremang
Amanda merasa begitu aneh pada dirinya sendiri, mengapa ia begitu sensitif pada Darko. Entah itu lewat perkataan, suara apalagi dengan sentuhannya. Pria ini berbahaya!
"Whatever!" Amanda berusaha mengabaikan keberadaan Darko yang berada dalam satu ruangan dengannya. Amanda memulai fokusnya kembali pada tumpukan kertas dan juga garis-garis pada laptopnya.
Namun, semua terasa sia-sia. Ia bahkan tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya.
"Bisakah kau keluar saja dari ruanganku? Aku tidak bisa menyelesaikan pekerjaanku jika kau terus berada disini," gusar Amanda
"Hei... Aku bahkan tidak mengganggumu. Aku hanya duduk diam disini," protes Darko
"Tapi aku tidak bisa berkonsentrasi. Aku terbiasa bekerja diruangan sendiri, tanpa orang lain," ketus Amanda
Darko berdiri berjalan mendekati meja Amanda dan mencondongkan tubuh atletisnya mengarah ke wajah Amanda.
"Ah... kau sulit berkonsentrasi karena wajah tampan dan juga milikku yang semalam kau genggam, benarkan tebakkanku?" ucap Darko
Aroma parfum mahal dan maskulin menguar dari tubuh pria seksi nan tampan dihadapan Amanda ini. Mau tak mau, wajah Amanda bersemu akibat suhu tubuhnya yang mendadak panas karena ucapan Darko barusan.
Ucapan Darko tepat sasaran namun bukan Amanda jika mau mengakuinya. Amanda memiliki gengsi setinggi langit sehingga ia lebih memilih menyangkal dibanding mengiyakan.
"Selalu saja kau terlalu percaya diri," desis Amanda
"Milikmu tentu tidak jauh berbeda dari yang biasa aku genggam, jadi tentu tidak ada hal istimewa untukku," Amanda menampilkan senyuman mengejeknya
Ucapan Amanda kebalikan dengan hati dan pikirannya. Di dalam pikirannya, lolipop Darko besar, panjang dan begitu keras. Belum pernah ia menemukan sepanjang melakukan make out dengan para pria, milik yang seperti Darko.
"Oh yah... milikku tidak ada istimewanya? Jika begitu mari kita buktikan saja," tantang Darko
"Aku bukan wanita murahan yang seenaknya kau perintah," elak Amanda
"Oh, come on, bilang saja kau takut dengan tantanganku," sindir Darko
"Takut? Lelucon macam apa itu? Tidak ada di dalam kamus hidupku. Tapi, sungguh aku tidak tertarik melakukannya denganmu," ucap Amanda
Darko mengepalkan kedua tangannya di dalam saku celananya. Wanita di depannya ini ternyata begitu keras kepala dan menjunjung tinggi gengsi.
'Sabar Darko, biarkan dia merasa menang terlebih dahulu. Ini kesempatan terakhirnya,' batin Darko
Darko menegakkan tubuhnya dan menampilkan senyuman yang mampu menghipnotis Amanda.
"Baiklah, aku mengalah. Tapi, aku butuh bukti jika kau bukanlah seorang wanita penakut bahkan pengecut seperti ucapanmu," pancing Darko
Amanda berdiri dari kursinya dan berjalan mengarah ke depan posisi Darko berdiri. Keduanya kini tengah saling menatap satu sama lain. Hanya wanita kurang waras yang tidak normal yang mengatakan jika sosok dihadapan Amanda ini tidak tampan, tidak seksi, tidak menggairahkan. Namun, meskipun Amanda termasuk dalam golongan wanita normal, ia tidak ingin memuji secara terang-terangan.
Tidak akan semudah itu ia memberikan tubuhnya untuk dijamah pria berbahaya di depannya ini. Ia tidak ingin di cap wanita jalang. Ia juga harus pintar membentengi diri agar tidak salah menjatuhkan hati dan dirinya pada seorang pria. Amanda tidak ingin dibodohi cinta dan dibutakan untuk kedua kalinya.
Amanda menepuk bahu Darko dengan gerakan sensual. Sengaja menggoda pria itu seperti hal biasa yang Amanda lakukan dengan pasangan make out-nya.
"Benahi dulu isi kepalamu, pria tampan berbadan kekar. Jika isi kepalamu sudah bersih, maka kau bisa kembali lagi menemuiku," bisik Amanda dengan suara dibuat semenggoda mungkin tepat di telinga kanan Darko
Amanda lupa perhitungan jika dirinya baru saja memancing sisi liar seorang Darko Dio Rajasa dengan bermain-main disekitar tubuhnya.
Darko menangkup pinggang ramping milik Amanda. Kini tubuh Amanda menempel sempurna pada tubuh Darko. Amanda begitu terkejut sampai ia tidak bisa lagi menjauhkan tubuhnya dari kukungan tangan Darko.
"Isi kepalaku sudah dipenuhi denganmu. Mulai dari rambut, wajah, dada, perut, selangkangan dan juga kaki jenjang milikmu," ucap Darko tepat di depan bibir Amanda
Mata kucing Amanda berusaha memberi peringatan keras pada Darko agar segera melepaskannya.
"Kau brengsek dan berotak mesum!" desis Amanda
"Ya, persis seperti yang kau ucapkan. Aku memang pria brengsek dan berotak mesum, terkhusus padamu." bisik Darko
"Sudah berapa banyak wanita yang terbuai oleh mulut berbisamu ini," ejek Amanda
"Sulit untuk dihitung dan lagi pula aku tidak berniat mengingat satu per satu tentang mereka," balas Darko
"Ternyata kau termasuk pria penabur benih sembarangan. Kau menjijikan," sinis Amanda
Hati Amanda entah mengapa sedikit terusik ketika mendengar jawaban atas pertanyaannya yang menanyakan berapa banyak wanita yang terbuai oleh mulut seorang Darko. Amanda tidak menyangka jika Darko akan menjawab hal seperti itu dengan jelas.
Tapi, bukankah masuk akal jika banyak wanita yang dengan mudah jatuh kedalam pelukan pria itu, mengingat pria itu memiliki segala hal. Ketampanan dan juga kekayaan yang berlimpah ruah.
"Aku akan menaburkan benihku hanya di dalam sini. Kau tidak perlu kecewa mengenai hal itu," ucap Darko dengan suara rendah dan begitu menggoda sambil meraba perut rata Amanda
Akibat sentuhan lembut Darko di perut Amanda membuat wanita itu sukses bergidik dan ingin mendesah. Gairah yang ditahannya sejak menatap mata tajam pria itu seakan mulai goyah saat ini. Mata Amanda terpaku pada bibir yang begitu sayang jika dilewatkan begitu saja tanpa dicicipi.
Darko tersenyum miring. Godaannya ternyata hampir berhasil membuat Amanda menggoyahkan gengsinya. Darko sedikit menundukkan kepalanya untuk menggapai mulut tajam Amanda. Bibir yang menjadi candunya dan juga bibir yang begitu kejam untuk menghina, mengejek dirinya.
Amanda berusaha keras untuk tidak membalas ciuman yang diberikan Darko, tapi pada kenyataannya pria itu terlalu lihai memainkan bibir serta lidah dan juga anggota tubuhnya yang lain.
Amanda sudah berupaya menutup rapat bibirnya agar lidah Darko tidak bisa bermain di dalam mulutnya. Tapi, pria itu punya seribu akal untuk membuat mulut Amanda terbuka. Sebelah tangan kekar beruratnya itu meremas bokong sintal Amanda yang mau tak mau membuatnya mendesah dan Darko tidak menyiakan kesempatan itu untuk melesakkan lidahnya ke dalam mulut Amanda.

'Sialan! Apapun yang diperbuatnya selalu membuatku basah di bawah sana,' batin Amanda
Sebelah lagi tangan Darko mengelus leher jenjang Amanda. Salah satu titik sensitif seorang wanita membuat Amanda dengan tak sadarnya mendesah disela ciuman mereka. Darko tersenyum senang, dirinya bersorak dalam hati.
Mulut dan tubuh Amanda selalu berbanding terbalik. Saat di mulut ia akan menolak mentah-mentah ajakan mesum Darko namun ketika sudah disentuh wanita itu melemah dan pasrah. Benar-benar tipikal wanita yang dicari dan diidamkan oleh Darko.
Darko memindahkan tangannya yang semula di bokong Amanda kini merambah naik secara perlahan menuju bukit kembar penghasil susu terbaik di muka bumi ini. Baru saja Darko ingin memainkannya tanpa melepas ciuman panas mereka, ternyata salah satu pegawai Amanda menginterupsi kegiatan panas mereka berdua.
"Oh- Astaga. Maaf bu Amanda, saya lancang. Permisi," pegawai Amanda begitu terkejut melihat pemandangan yang tersaji ketika ia membuka pintu ruang kerja Amanda
Amanda tersadar langsung mendorong tubuh besar Darko agar menjauhinya. Sambil mengatur napas yang terengah-engah, Amanda memegangi dadanya dan memegangi dahinya secara bersamaan.
'Damn! Sialan, kau benar-benar memalukan Amanda! Sukses mencoreng namamu di mata pegawaimu,' umpat Amanda dalam batinnya
Darko tampak santai tanpa rasa bersalah, berdiri dengan gagahnya sambil menyeka ujung bibirnya. Mata kucing Amanda menatapnya nyalang.
"Keluar dari ruanganku sekarang juga," desis Amanda emosi
"Calm babe!" ucap Darko
"Kau mengusirku? Kau tidak ingin melanjutkan kegiatan menyenangkan kita tadi ke tempat yang lebih privasi," goda Darko
"Tutup mulutmu, Bastard! Cepat angkat kaki dari ruanganku sebelum aku melemparmu dengan gelas ini," geram Amanda sambil menggenggam gelas berkaki panjang yang berada diatas mejanya
"Okay. Aku akan pergi dari sini. Tapi, berjanjilah padaku, jika kita bertemu kembali di suatu tempat secara kebetulan, maka kau harus siap aku buahi," ucap Darko tanpa tendeng alih-alih
"Persetan dengan ucapanmu. Cepat keluar dari ruanganku," bentak Amanda
"Baiklah. Aku pergi dan aku anggap amarahmu kali ini mengiyakan ucapanku tadi," kata Darko sengaja membuat kesal Amanda
"Aku menyukai bibir dan bokong seksimu. Kemarahanmu membuatmu tampak 100 kali jauh lebih seksi. Kau benar-benar menggairahkan," goda Darko sebelum keluar dari ruangan Amanda
Amanda mencengkeram rambutnya kesal. Bagaimana ia dengan bodohnya jatuh kedalam pesona pria berbahaya itu hanya dengan sedikit sentuhannya. Sampai ia lupa akibatnya yaitu terciduk pegawainya sendiri. Demi Tuhan, Amanda begitu malu.
Sialnya lagi, ia menjadi ketagihan untuk dilumat, diraba dan diremas oleh pria bastard kaya raya itu. Otak Amanda benar-benar sudah terkontaminasi sahabatnya sepertinya. Karma untuknya karena selalu mengejek kebiasaan buruk Nana, sahabatnya.
"Guna-guna macam apa yang dipakai pria sialan itu sehingga aku jadi begini. Wanita mesum yang menginginkan sentuhannya lagi, lagi dan lagi. Oh, sialan benar-benar sialan," gumam Amanda
"Pria mengerikan dan sungguh berbahaya untuk diriku. Jika terus begini, maka bisa saja aku yang akan melemparkan diriku sendiri padanya untuk dijamahnya. Sungguh menjijikan, Amanda!" ucap Amanda pada dirinya sendiri
🔥🔥🔥🔥🔥