Alta tersenyum kecut mendapati keadaan Lamanda. Wajahnya pucat dengan beberapa lebam, tubuhnya juga semakin kurus. Ia duduk di sisi tempat tidur. Menyadari betapa bodohnya dirinya. Menganggap Lamanda pengidap asma, padahal bukan hanya satu dua hari mereka pernah bersama. Harusnya ia tau ada penyakit mematikan lain yang bersarang di tubuh gadis itu, apalagi terlihat dari banyaknya obat-obatan yang gadis itu konsumsi.
Pandangannya beralih pada kotak musik berbentuk komedi putar di atas nakas. Bentuknya tidak lagi utuh. Beberapa bagian telah terpisah. Alta ingat, itu pemberiannya saat pertama kali menjemput Lamanda kala itu. Lalu sesampainya di sekolah, Liora merusaknya begitu saja dan ia hanya diam, menonton saat Lamanda mengorbankan tangannya untuk diinjak dan meraih kepingan kotak musik yang tercecer di lantai.
Ia meraih tangan dingin Lamanda lalu menunduk dan menciuminya berkali-kali. Persetan dengan semua sekat yang membatasi perasaannya saat ini.