Chu Jung sama sekali tidak tahu pikiran sinis Alpha serta Luna yang terus-menerus membelanya dengan menggunakan alasan dia masih empat belas tahun'.
Sang raja merah masih belum sanggup mengalihkan perhatiannya dan tanpa sadar matanya menelusuri wajah gadis itu seolah ingin mengimprintkan wajah tersebut kedalam relung hatinya.
Mulai dari warna rambutnya, lalu bentuk alisnya yang simetris turun ke bulu mata yang lentik. Masih turun terus menelusuri hidungnya yang tidak terlalu mancung tapi juga tidak pesek juga. Hidungnya standart tapi terlihat sempurna dimatanya.
Kemudian matanya kembali turun hingga mendarat ke sepasang bibir yang sedikit terbuka.
Sekali lagi Chu Jung mengangkat tangannya namun kini dia mengarahkan jari telunjuknya menuju ke bibir bawah gadis itu.
Begitu kulitnya jemarinya bersentuhan dengan bibir merah jambu tersebut, Chu Jung langsung terdiam di tempat.
Lembut.
Dia tidak pernah merasakan sesuatu lembut seperti ini.