Sakit, lelah, marah, sedih, takut, bingung, putus asa dan segala perasaan negatif yang ada didunia ini bercampur menjadi satu didalam hati Katie. Dia merasa dirinya berada disebuah kegelapan dimana tidak ada pintu ataupun jalan keluar.
Buntu. Kosong. Tidak ada satupun yang bisa membuatnya kembali bersemangat untuk hidup. Jika seandainya, dia menyerah.. jika seandainya dia tidak melawan, apakah rasa sakitnya akan berkurang?
Karena itulah, Katie memutuskan menyerah melawan takdirnya. Dia memejamkan matanya bersiap menerima kematian yang akan menjemputnya. Hanya satu yang ia harapkan. Dia berharap dia bisa mati dengan cepat dan tidak perlu tersiksa dengan rasa sakit yang berlebihan.
Dug!
Katie merasakan ada sesuatu yang menyenggol pipinya. Tapi tidak ada rasa sakit. Selain sakit pada tangan serta kakinya yang masih ada benda tajam yang menancap, dia tidak merasakan sakit di wajahnya.
Secara perlahan Katie membuka matanya dan sangat terpana akan apa yang sedang terjadi.
Phew.. ternyata eh ternyata.
Dari yang awalnya ingin membunuh Katie sekarang malah ingin melatih Katie. Kok bisa ya?
Happy reading!