Meisya mengerjap beberapa kali ketika melihat spageti bolognese favoritnya dihadapannya. Beberapa saat lalu ketika dia memberanikan diri untuk menghampiri pria yang bernama Hunter ini, dia bingung setengah mati karena melihat pria ini memasak sesuatu yang ternyata untuknya.
"Aku dengar kau sudah tidak makan dua hari ini. Makanlah."
"Aku tidak lapar. Sebaiknya kita bicara." protes Meisya yang disusul suara keras dari perutnya.
"..."
"..."
Meisya segera menundukkan wajahnya merasa malu dengan suara perutnya. Padahal tadi dia masih bisa melupakan rasa laparnya. Tapi begitu mencium aroma masakan kesukaannya, perut Meisya sudah memberontak ingin segera diisi.
Stanley merapatkan bibirnya menahan diri agar tidak tertawa. Kenapa ada orang yang bisa begitu menggemaskan seperti ini?
Stanley terpaku begitu sadar akan pikirannya sendiri. Senyuman ataupun perasaan jenaka terhadap Meisya lenyap seketika tergantikan dengan ekspresi dingin dan tak peduli.
hihihi.. kliatannya tanpa sadar Meisya mulai tertarik pada Hunter
Happy reading!