Download App
11.64% My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu / Chapter 78: Chloeny Paxton

Chapter 78: Chloeny Paxton

Tiga puluh lima tahun yang lalu di Eastern Wallace...

Chloe dan Daniel sedang asyik bermain catur saat Davone tiba-tiba pulang sambil membawa istri baru. Keduanya sangat terkejut karena sang ayah tidak pernah memberitahu mereka ataupun mengenalkan mereka pada kekasihnya. Terlebih lagi usia ibu baru mereka hanya sepuluh tahun di atas Chloeny.

Chloeny masih bisa bersikap sopan saat menyapa ibu tirinya, namun tidak dengan Daniel.

"Dia lebih cocok menjadi seorang kakak daripada ibu." nada suara Daniel sangat tidak sopan dan lebih ke arah mengejek.

"Daniel!" Davone memberi nada peringatan yang tidak diperdulikan oleh Daniel.

Semenjak saat itu suasana di Eastern Wallace tidak sehangat biasanya. Daniel selalu mencari sesuatu untuk menghina Evelyn, istri baru Davone, sementara Eve mencari sesuatu untuk menyalahkan Daniel.

Tentu saja Chloe membela Daniel dihadapan ayahnya ketika Eve menuduh adiknya. Dia tidak akan membiarkan wanita asing ini menindas adiknya dengan memanfaatkan kemarahan Davone pada Daniel.

Sayangnya, Daniel melarikan diri dari rumah dan menghilang tanpa kabar. Chloe masih berusia delapan belas tahun, belum tahu apa-apa mengenai Stealth ataupun organisasi LS. Namun dia sangat mengkhawatirkan adiknya yang berusia dua tahun di bawahnya sehingga hanya bisa meminta Lest, pengawal pribadinya untuk mencari keberadaan adiknya.

Tentu saja bagi Lest yang merupakan kandidat penerus ketua tim L bisa menemukan Daniel dengan mudah, tapi dia mendapat perintah dari Davone untuk tidak mencarinya.

Tidak lama kemudian, Benjamin lahir masuk ke dalam keluarga menggantikan posisi Daniel. Chloe sama sekali tidak menyukainya karena dia masih memikirkan adik kandungnya.

Hingga saat Chloe berusia dua puluh satu tahun, Atlas memberinya kendali Stealth serta memberitahunya tentang organisasi LS.

Chloe sangat marah pada Lest dan juga ayahnya. Mereka bisa saja menemukan Daniel dengan mudah jika seandainya dia tahu bahwa mereka memiliki Stealth.

"Pamanmu akan berusaha menyakiti adikmu untuk mengancamku. Sekarang mungkin dia akan mengancammu. Apa kau masih ingin menemukan adikmu?"

"Benarkah karena itu? Sepertinya papa sudah melupakannya sepenuhnya. Sepertinya papa lebih menyukai anak papa yang baru."

Chloe tidak bisa berkata lagi saat melihat ekspresi Davone tertekan. Apakah mungkin Davone memang benar-benar mengkhawatirkan Daniel? Memangnya ancaman apa yang harus mereka hindari sehingga mereka harus melindungi Daniel?

Semula Chloe sama sekali tidak mengerti. Atlas sangat menyayanginya serta Daniel, jadi dia berpikir Leonard juga sama. Karena itu dia tidak mengerti maksud ayahnya yang mengatakan bahwa pamannya akan menggunakan Daniel untuk mengancam mereka berdua.

Seiring berjalannya waktu dia mulai mengerti. Secara tersembunyi Leonard berusaha menyerang bisnis utama ayahnya. Dia bahkan sering kali mengirim seorang penyusup untuk menculik Benjamin yang masih sangat kecil.

Mau tidak mau, Chloe harus mempelajari seluk beluk bisnis keluarga serta sistem kinerja Stealth dan LS. Dengan bantuan para ketua tim inti; Lest memimpin tim L, Paul yang menjabat sebagai ketua tim S dan juga Welly ketua tim C; Chloe berhasil mempertahankan bisnis keluarga serta melindungi keluarganya dari serangan apapun yang berasal dari kelompok mafia Leonard. Chloe juga memastikan keberadaan Daniel tersembunyi dan terlindungi. Dia berhasil melakukannya selama bertahun-tahun.

Lambat laun kasih Chloe akan Benjamin bertumbuh dan dia juga memperlakukannya dengan kasih sayang sebagai seorang kakak. Meski dia tidak pernah berhenti memikirkan Daniel, Chloe tetap memperlakukan adik bungsunya dengan tulus. Biar bagaimanapun, Benjamin adalah adik satu ayah dengannya.

Hingga suatu hari disaat Chloe menginjak usia dua puluh delapan tahun, dia tidak tahan dengan sikap Evelyn. Chloe sama sekali tidak keberatan jika ibu tirinya ingin membeli sebuah rumah, dia juga tidak keberatan ibunya meminta rumah pada ayahnya, selama wanita itu tidak meminta stok saham, dia masih bisa menerimanya. Tapi dia tidak bisa tahan ibu tirinya selalu meminta aset seolah-olah ingin merampas propertinya satu per satu.

Chloe memandang daftar aset yang dimilikinya yang kini sebagian besar atas nama ibu tirinya. Chloe mengetuk jarinya ke atas meja sambil berpikir dengan keras. Jika dia memang harus merelakan propertinya dia akan melakukannya. Tapi hanya satu.. hanya satu rumah yang tidak bisa dilepasnya.

Red Rosemary. Chloe tidak ingin memberikan Red Rosemary pada wanita serakah itu. Tempat itu dipenuhi kenangannya bersama Daniel serta ibunya sewaktu masih hidup. Dia tidak akan pernah rela melepaskan rumah itu.

"Lest, apakah tidak ada cara membuat wanita itu berhenti?"

"Kita bisa mengancamnya." jawab Lest datar.

"Memangnya kita bisa mengancamnya? Kita tidak tahu apa yang menjadi kelemahannya."

"Kelemahannya adalah Benjamin."

"Kau tidak berpikir aku mau melukai Benjie kan? Aku terlalu menyayanginya, aku tidak akan menyakitinya."

"Maksudku adalah..." Lest memberikan sebuah dokumen seperti laporan tentang hasil lab.

Melihat ini kedua mata Chloe membelalak lebar, lalu disusul dengan senyuman miring yang sinis.

"Dasar wanita serakah, berani sekali kau! Panggil dia kemari!"

Tidak perlu menunggu lama, Evelyn masuk ke ruang kerjanya dan berjalan ke sofa untuk duduk dengan santai.

"Dasar anak tidak sopan, jika kau membutuhkanku, seharusnya kau yang datang padaku."

"Kalau begitu kenapa kau mau datang?"

"Katakan padaku, apa yang kau inginkan mengenai Benjaminku?"

Chloe menatap ke arah Lest dengan bingung lalu mengerti sesuatu. Wanita licik ini tidak berencana mau datang atas panggilannya karena itulah Lest menggunakan nama Benjamin. Chloe tersenyum penuh kemenangan, sepertinya ini akan sangat mudah.

"Aku menemukan sesuatu yang menarik."

Chloe memberikan dokumen yang diterimanya dari Lest pada Evelyn.

Semula Evelyn menerimanya tanpa rasa tertarik sedikitpun. Namun begitu dia melihat isinya, Evelyn mencengkeram pinggiran kertas hingga menjadi lucet.

"Kau!" seketika wajah Evelyn memucat dan dia tidak tahu bagaimana memecahkan masalah ini.

Melihat kepucatan wanita yang duduk didepannya membuat Chloe tersenyum dingin.

"Siapa yang menyangka, rupanya Benjamin bukanlah anak kandung ayahku. Apakah ayah tahu hal ini?" selanjutnya Chloe tertawa sinis, "Tentu saja tidak tahu. Kalau tahu, mana mungkin ayah mau membubuhkan nama Benjamin sebagai salah satu pewarisnya. Bukankah menarik sekali?"

"Kau mengancamku?"

"Mengancam?" Chloe menyilangkan kakinya dengan santai dan melipat tangannya di atas lurutnya dengan penuh wibawa.

Melihat sikap dan tatapan yang mengintimidasi dari mata Chloe membuat Evelyn bergidik ketakutan. Dia tahu begitu Davone mengetahui bahwa Benjamin bukan anak kandungnya, masa depan Benjamin akan menjadi suram dan terkucilkan. Anak satu-satunya akan ditindas dan hidupnya dipenuhi dengan penderitaan.

Dan kini Chloe yang merupakan pemegang kekuasaan di seluruh perusahaan Paxton mengetahui rahasia DNA putranya. Davone mungkin memang sudah pensiun, tapi dia akan mendengarkan apapun yang dikatakan Chloe.

Meski dia mencoba berusaha membuat Davone menyayangi Benjamin, pria tua itu tetap selalu mendengarkan dan memihak Chloeny.

"Ini..aku.. kumohon.. jangan beritahu Davone. Aku akan melakukan apapun selama Benjamin bisa tinggal disini. Aku mohon!"

Senyuman licik Chloe semakin melebar mendengarnya.

"Kenapa aku harus melakukannya? Pertama, kau membuatku berpisah dari adikku. Kedua, kau bahkan tidak mencari cara untuk membujuk adikku agar tetap tinggal disini." ucapnya dengan nada sarkas, "Ketiga, kau juga meyakinkan semua orang bahwa anak laki-laki ayahku hanyalah Benjamin. Kau membuat semua orang disini melupakan nama Daniel. Apa kau tahu yang paling buruk dari sikapmu?"

Evelyn bergidik ngeri mendengar suara mengerikan pada Chloe. Dia sama sekali tidak menyangka Chloeny Paxton yang terlihat lemah dan lembut memiliki sisi yang sangat mengerikan.

"Kau membuat kami semua berpikir bahwa Benjamin adalah anak dari Davone Paxton. Rasanya aku ingin sekali memberikannya pada Leonard. Pasti akan ada kejadian menarik untuk dilihat. Bukankah begitu?"

"Tidaaakk!! Kumohon! Jangan lakukan itu. Anakku bisa mati ditangannya." kini air mata Evelyn mulai turun ke bawah dari matanya. "Chloeny, kumohon. Kau tidak mungkin tega membiarkan adikmu menderita. Bukankah selama lima tahun terakhir ini kau sudah memanjakannya? Kumohon Chloeny.. Kau boleh melakukan apapun padaku, kumohon lepaskan Benjamin."

"Aku bisa saja melepaskannya dan membiarkannya tinggal disini. Tapi aku memiliki dua syarat."

"Aku akan melakukannya."

"Pertama, aku ingin kau melepaskan tuntutan hak atas Red Rosemary dan menyerahkannya pada Daniel Paxton."

"Aku akan melakukannya." Sebenarnya Evelyn sangat menyukai tempat itu, karena sepanjang jalan perumahan elit itu dipenuhi dengan bunga mawar yang indah. Tapi rumah itu tidak sebanding dengan keselamatan anaknya.

"Lalu yang kedua. Aku ingin kau keluar dari tempat ini dan melepas semua jabatanmu di perusahaan Paxton."

Evelyn menatap Chloe dengan penuh kebencian. Jika dia melepas jabatannya, dia tidak bisa lagi mengambil aset kekayaan Paxton untuknya dan untuk anaknya.

"Kenapa kau memandangku seperti itu? Kau tidak suka? Kau boleh menolaknya, aku akan..." menunjuk ke arah dokumen yang dipegang Evelyn, "memberikannya pada ayahku. Jangan berpikir kau bisa kabur dengan merobeknya, karena aku punya data yang lain.. yang bisa membuat nyawa Benjamin terancam. Sebaiknya kau pikirkan baik-baik."

Jelas sekali Chloe memberinya sebuah ancaman membuat Eve tidak memiliki pilihan lain. Semula dia berpikir dia bisa mengelabui Chloe dan merebut asetnya satu per satu kemudian dia akan ikut campur dalam perebutan saham yang sedang direncanakan oleh sepupu Chloe. Siapa yang menyangka bahkan sebelum dia bekerja sama dengan Martin Paxton, kelemahannya sudah terbongkar terlebih dahulu. Evelyn telah kalah dan dia harus mengakui kekalahannya kalau tidak ingin hidup atau nyawa putranya terancam.

"Aku akan melakukannya. Aku akan pergi, aku akan mengundurkan diri. Kumohon jangan beritahu siapapun mengenai Benjamin."

"Kalau begitu aku ingin hari ini kau sudah keluar dari tempat ini. Besok di rapat para dewan direksi, aku ingin dengar kau mengundurkan diri, baru setelah itu.. aku akan berjanji.. membiarkan Benjamin tinggal disini dan melindunginya."

Evelyn menelan ludah mengetahui dia diusir saat ini juga dan besok dia harus mengumumkan pengundurannya. Namun saat mendengar Chloe berjanji akan membiarkan anaknya tetap tinggal disini dan melindunginya, Evelyn tidak ragu lagi.

"Aku akan melakukannya."

Beberapa hari kemudian Chloe mulai merasa lelah apalagi menghadapi serangan diam-diam dari Leonard. Chloe juga belum memberitahu pada Benjamin bahwa ibunya tidak akan pernah kembali ke rumah ini.

Dia memang menyayangi Benjamin, hampir menyamai rasa sayangnya pada Daniel. Tapi saat mengetahui bahwa Benjamin bukanlah adik sedarah dengannya, Chloe tidak bisa tidak merasa terpukul. Dia paling membenci seseorang memanfaatkannya. Terlebih mengetahui Evelyn berhasil membuatnya merasa sayang pada adik yang seharusnya dibencinya.

Pada akhirnya Chloe memberikan ramuan aneh pada dirinya serta seluruh pegawai di Eastern Wallace. Kemudian dia menyuruh LS menyebar rumor bahwa dia memiliki penyakit aneh yang mudah menulari orang di sekitarnya.

Kemudian Chloe diasingkan dan tidak ada yang tahu tempat pengasingannya selama dia memulihkan diri. Selama dia tidak berada di Eastern Wallace dia mengirim Benji pada adik perempuan Evelyn.

Sebelumnya dia sudah menyelidiki dan bertemu dengan Vienna beberapa kali. Dia merasa karakter Vienna jauh berbeda dari saudaranya. Karena itu dia merasa lebih baik jika Benjamin tinggal di kediaman Regnz untuk sementara waktu.

Tempat yang Chloe kunjungi adalah sebuah pulau kecil yang tidak akan bisa ditemukan di sebuah peta. Dia tidak tahu bagaimana Alpha mengetahui keberadaan pulau ini, tapi pulau yang satu ini tempat yang cocok untuk menjadi tempat pengasingannya.

Dia ingin sendirian berada disana tanpa dikawal oleh tim inti LS, karenanya dia tidak memberi tahu LS mengenai tempat ini. Dia juga melarang Alpha dan Zero untuk memberitahu LS. Lagipula dia merasa yakin dia tidak akan berada dalam bahaya di tempat yang tidak memiliki banyak penduduk, karena itu dia tidak ingin diikuti oleh siapapun. Yah, sebenarnya dia tahu Alpha dan Zero pasti mengikutinya. Namun mereka tidak terlihat dan pasti sedang menyamar sebagai penduduk, jadi dia tidak keberatan. Lagipula dia juga tidak tahu seperti apa wajah asli keduanya membuatnya bisa merasa nyaman berbaur dengan para penduduk tanpa harus memikirkan ada pengawal yang mengawasinya.

Chloe berjalan memasuki area pepohonan menikmati udara segar saat sesuatu menimpa kepalanya.

Chloe mengusap kepalanya sambil mendongakkan kepalanya ke atas. Dia melihat seorang pria berpakaian kaos biasa serta celana pendek sedang duduk di cabang pohong dengan santai. Pria itu melempar kenari ke atas yang kemudian jatuh tepat di telapaknya, dia melakukannya berulang kali seolah sedang bermain dengan kenari itu.

Kenari? Apakah dia baru saja dilempari kenari oleh orang itu?

"Apa kau baru saja melemparku dengan kenari?" tanpa pikir panjang, Chloe menuduhnya terang-terangan.

Pria itu mendengus dan seketika, dia menjatuhkan tubuhnya dan mendarat dengan sempurna tepat dihadapan Chloe.

Chloe terkesiap tiba-tiba saja pria yang tadi duduk di atas pohon kini berdiri dihadapannya. Tadinya dia sempat khawatir kalau pria itu terjatuh dan terluka. Siapa yang menyangka kalau orang ini memang sengaja menjatuhkan diri.

Chloe melangkah mundur saat orang bertubuh besar dan tinggi mencondongkan wajahnya ke arahnya.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Chloe dengan tatapan tidak suka.

"Apa kau orang baru? Aku tidak pernah melihatmu disini."

Chloe memutar matanya dengan malas.

"Memangnya kau sudah menghapal semua orang yang tinggal disini?" tanyanya dengan nada sarkas.

"Tentu saja." jawaban orang itu dengan senyuman lebar.

Untuk sesaat Chloe merasa sedang berhalusinasi. Kenapa jantungnya berdebar dengan kencang? Kenapa senyuman pria itu terlihat menawan sekali?

"Perkenalkan namaku Marcel, biasa dipanggil Marc. Tadi aku tidak sengaja menjatuhkan kenariku karena aku terpesona pada dirimu. Tadinya aku pikir ada malaikat yang turun ke sini."

APA?? Chloe paling tidak suka pada orang yang mencoba untuk merayunya, tapi entah kenapa dia sama sekali tidak keberatan dengan orang ini. Ada sesuatu pada orang ini saat bicara dan senyumannya membuatnya tidak bisa beranjak pergi meninggalkannya.

"Sebenarnya aku sedang menjalani hukumanku disini dan aku sudah menjalaninya selama dua tahun." jelas orang itu. "Aku tidak tahu apakah aku sudah berubah atau belum.. Pria tua itu tidak pernah mengirim anak buahnya menjemputku lagi." decak Marc dengan kesal. "Tapi aku bisa menjadi pemandumu selama kau disini. Jadi, siapa namamu?"

Chloe mengerjap beberapa kali menyadari sesuatu. Orang ini bertubuh besar dengan garis-garis wajah keras. Dilihat dari otot orang ini jelas sekali orang ini sangat suka berkelahi. Dia bahkan bisa melihat ada sebuah bekas luka seperti sayatan pisau pada wajahnya. Anehnya bekas luka itu malah meningkatkan kadar ketampanannya.

Tampan? Apakah dia baru saja menyebut seorang pria tampan? Sepertinya ada yang tidak beres dengannya. Chloe bertanya-tanya apakah tubuhnya masih terdapat sisa ramuan ciptaan organisasi LS?

"Halo? Kau masih disana?" Marc melambaikan tangannya di depan wajahnya membuyarkan lamunan Chloe

"Chloe.. namaku Chloe."

Eh? Ada apa dengan suaranya? Kenapa suaranya berubah menjadi seperti gadis pemalu?


CREATORS' THOUGHTS
VorstinStory VorstinStory

Ternyata eh ternyata, karakter Chloe sama sekali tidak terduga. Semoga kalian suka

Ini cerita mengenai masa muda Chloe saat bertemu dengan ayah dari Kinsey dan Cathy. Selanjutnya juga akan diceritakan bagaimana si kembar berpisah.

Happy reading!

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C78
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login