Download App
10.89% My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu / Chapter 73: Bukan Supir Biasa

Chapter 73: Bukan Supir Biasa

Cathy masih tidak sadarkan diri meski tubuhnya sudah dibawa kesana kemari hingga berakhir di sebuah ranjang di salah satu kamar hotel. Sayangnya Cathy mengira dia berada di ranjangnya dan ingatannya mengenai apa yang dilakukannya agak rancu. Dia sama sekali tidak tahu kalau dirinya sedang berada dalam sebuah kamar hotel dan sedang dalam bahaya... sangat bahaya.

Setelah berusaha memikirkan apa yang terjadi pada dirinya, dia menyadari sesuatu. Cathy mencoba untuk bangun tapi dia merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Entah kenapa tubuhnya sangat lemah tak bertenaga. Akhirnya dia menyerah dan sekali lagi membiarkan kelopak matanya tertutup rapat.

Tidak lama kemudian, pintu terbuka dan seorang wanita masuk disusul dengan tiga pria bertubuh besar.

"Akhirnya, aku bisa membalaskan dendamku padamu." seru wanita itu dengan penuh semangat. "Sungguh menakjubkan.. siapa yang menyangka kau memiliki wajah yang sama persis dengan ibumu? Tadinya aku pikir kau sangat beruntung sekali karena berhasil menggaet pewaris Alvianc group. Coba tebak, keberuntunganmu berakhir sampai disini." lanjutnya sambil mencengkeram rahang Cathy membuat Cathy mengerang sakit.

Tangan Cathy berusaha melepaskan cengkeramannya dari rahangnya, namun dia sama sekali tidak memiliki tenaga untuk melakukannya. Dia bahkan tidak sanggup membuka kelopak matanya yang terasa berat.

Melihat kondisi menyedihkan Cathy, Clarissa Paxton tersenyum licik memandang rendah Cathy sambil menertawakannya.

"Aku membawa tiga hadiah untukmu. Mereka akan menikmatimu dan tada... kau tidak akan bisa lagi menjadi calon istri pewaris Alvianc." selanjutnya Clarissa tertawa dengan sangat mengerikan dan bangkit berdiri. "Dia milik kalian. Selamat bersenang-senang." ujarnya kemudian keluar dari kamar dan meninggalkan ketiga pria yang penuh nafsu bersama Cathy yang tak berdaya.

Salah satu pria tersebut sudah mulai melepas kancing bajunya, sementara yang lain mendekati tubuh Cathy di masing-masing sisi. Cathy mengerang merasa tidak nyaman dan gerah ketika tubuhnya diapit oleh dua benda yang tidak dikenalnya.

Anehnya Cathy bisa mendengar suara dengan jelas. Suara pria. Tidak hanya satu.. tapi tiga suara pria yang berbeda-beda. Kemudian dia merasakan sesuatu menjalar dari pahanya menuju ke atas membuatnya memberontak. Dengan susah payah Cathy membuka matanya untuk melihat apa yang terjadi. Dia berhasil mengangkat kelopak matanya tapi pandangannya sangat kabur dan tangannya yang ingin menjauhkan sesuatu yang menyentuh tubuhnya kini ditahan ke atas kepalanya.

Cathy yang malang tidak bisa melihat dengan jelas dan perasaan takut menjalarinya saat merasa rok terusannya terangkat keatas. Meski dia tidak tahu apa yang sedang terjadi, namun dia tahu dia akan dinodai. Air mata mengalir di matanya karena perasaan kalut dan bingung.

Dimana ini? Kenapa dia ada disini? Siapa tiga orang ini? Kenapa mereka tega melakukan ini padanya?

Seseorang.. tolong aku.. Vincent, tolong aku! jerit Cathy dalam hatinya. Rupanya dia juga tidak memiliki tenaga untuk bersuara. Apakah ini adalah mimpi? Cathy berharap ini memang hanya mimpi buruknya dan berharap segera bangun dari mimpinya.

Tepat saat dia merasakan gaunnya dirobek dengan kasar, dia benar-benar kehilangan kesadarannya.

"Bukankah kita beruntung sekali. Anak ini cantik sekali." seru salah seorang disusul dengan tawa kegirangan dari kedua temannya.

Tepat saat salah satu dari mereka merobek gaun gadis menggiurkan dihadapan mereka, lampu kamar telah mati membuat mereka tidak bisa melihat apa-apa.

"Hei, siapa yang matikan lampunya?"

"Bukan aku.. argh! Kenapa kau memukulku?"

"Siapa yang memukul..argh! TANGANKU!"

"Hei, ada apa ini?"

Tidak ada satupun dari mereka menyadari ada seorang penyusup yang berhasil masuk ke dalam kamar. Dan dalam sekejap tiap-tiap jemari yang sudah meraba tubuh Cathy sebelumnya telah melengkuk sembilan puluh derajat menyebabkan tulang jari mereka retak. Ketiganya berteriak histeris kesakitan dan semenit kemudian mereka semua telah tumbang tak sadarkan diri.

Lampu kembali menyala dan berdiri dua pria di dekat pintu. Yang satu berbalik menghadap pintu karena tidak ingin melihat tubuh Cathy yang kini terekspos sementara yang satu segera melepas jasnya dan menutup tubuh Cathy. Secara perlahan dan lembut, Kinsey menggendong adiknya dengan hati-hati. Dia tidak peduli apakah dia menginjak tubuh pria yang dihajarnya atau tidak saat dia berjalan keluar dari kamar menjijikkan ini.

"Buang mereka ke laut. Aku tidak ingin satupun dari mereka hidup."

"Baik." jawab orang yang dari tadi menghadap ke arah pintu.

Kinsey berjalan dengan santai menuju lift dan langsung turun ke basement tempat mobilnya terparkir.

Begitu di keluar dari lift dia melihat Owen berdiri disana.

"Seperti yang kuduga, kau bukanlah supir biasa."

Owen memasang senyuman khasnya.

"Kau bukan berasal dari LS ataupun anggota tim Vincent. Apakah mungkin kau salah satu pribadi yang terkenal itu? Alpha? Zero? Kupikir mereka akan menggunakan topeng disaat bekerja."

Senyuman Owen melebar. "Saya akan mengantarkan anda."

"Tidak perlu, aku akan menggunakan mobilku."

"Jadi anda akan membiarkan nona sendiri di bangku belakang?"

Kening Kinsey mengernyit. Apakah Owen baru saja menawarkan dirinya untuk menjadi supirnya malam ini? Dia tidak suka orang asing masuk ke wilayahnya tidak peduli apakah orang itu merupakan Alpha atau Zero. Tapi dia juga tidak bisa tidak menerima tawaran pria itu. Kinsey takut adiknya akan terbangun di tengah perjalanan dan menangis histeris tanpa ada yang memberinya ketenangan. Karena itu dengan sangat terpaksa, Kinsey membiarkan Owen mengemudi mobilnya.

Tanpa perlu bicara, Kinsey berjalan ke arah mobilnya diikuti Owen. Kinsey mendudukkan Cathy dengan hati-hati sebelum dia duduk disebelahnya dan membiarkan kepala Cathy bersandar pada bahunya.

Tanpa rasa sungkan ataupun segan, Owen masuk ke dalam mobil pada bagian pengemudi dan menjalankan mobilnya.

"Apakah kita akan ke Red Rosemary atau ke Emerald Mansion?"

"Kau bahkan tahu dimana aku tinggal?"

"Kami mengetahui apapun mengenai anda dan nona kedua."

"Nona kedua? Maksudmu Catherine?"

"Benar. Nona pertama adalah Nona Chloeny otomatis putrinya adalah nona kedua. Apakah anda tahu Paxton sangat jarang memiliki anak perempuan? Generasi pertama merupakan anak kembar laki-laki..."

"Zedakh dan Savannah. Aku tahu itu."

Owen masih memasang senyuman biasanya.

"Kemudian Zedakh memiliki tiga anak laki-laki, sementara Savannah memiliki lima anak laki-laki."

"Lima?!" ini pertama kalinya dia mendengar keturunan Savannah. Selama ini dia tidak pernah mendengar apapun mengenai keluarga Savannah kecuali Stealth yang diciptakannya.

"Benar. Karena itu kelahiran nona Chloe sangat spesial membuat Tuan Zedakh dan Tuan Savannah merasa sangat sayang pada nona Chloe. Karena itu dia mendapatkan julukan nona pertama."

Kemudian Owen mulai menceritakan panjang lebar mengenai sejarah ibunya yang dengan senang hati didengarnya.

Rupanya alasan Atlas meminta bantuan Savannah untuk mendirikan LS bukan untuk melindungi Davone. Tapi tujuan utama mereka ingin melindungi dan memastikan kesejahteraan nona pertama Paxton.

Tanpa sepengetahuan Atlas, Savannah melatih dua orang anaknya yang juga sangat menyayangi Chloe untuk diam-diam melindunginya. Tidak lama kemudian keduanya disebut sebagai Alpha dan Zero. Karena mereka harus menyembunyikan wajah dan identitas, mereka harus menggunakan topeng.

Tujuan utama Alpha dan Zero agak berbeda dengan LS. Mereka tidak hanya bertugas melindungi nona pertama, tapi memastikan kebahagiaan dan kedamaiannya. Jika Chloe ingin melindungi adiknya, maka mereka juga akan melindungi adik Chloe.

Jika Chloe membenci seseorang, maka mereka akan menghancurkan hidup atau usaha orang tersebut. Alpha dan Zero bertindak sesuai dengan keinginan hati Chloe. Keduanya telah terlatih untuk mengerti dan membaca apapun yang diinginkan sang nona pertama tanpa harus ditanya.

Karena itu yang bisa menjadi seorang Alpha dan Zero hanyalah orang yang benar-benar menyayangi nona pertama dengan tulus.

"Aku pikir kalian bertindak hanya karena Stealth aktif?"

"Memang benar. Dengan bantuan Stealth kami bisa lebih mudah melindungi banyak orang yang ingin dilindungi nona pertama di waktu bersamaan. Kekuatan kami terbatas jika Stealth tidak menyala. Meski begitu, dengan ataupun tanpa Stealth menyala, kami tetap melindungi orang-orang yang ditetapkan secara tersembunyi."

"Orang yang ditetapkan?"

"Pesan terakhir nona pertama sebelum tiada adalah memberi kami sebuah misi. Melindungi lima orang yang dicintainya."

"Lima? Siapa saja?"

"Tentu saja daftar teratas kami adalah kalian berdua. Disusul dengan Daniel, Benjamin dan Vincent."

"Vincent? Walaupun dialah penyebab kematian ibuku?"

Owen tidak menjawab pertanyaannya dan masih tersenyum seperti biasa.

"Tadi kau bilang kami, memangnya ada berapa jumlah kalian?"

"Yang pasti tidak sebanyak LS."

Kinsey mendecak karena tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan. Tidak lama kemudian Kinsey menyadari jalanan yang mereka tuju merupakan arah menuju mansionnya. Apakah tadi dia sudah memberi jawaban bahwa mereka akan ke rumahnya?

"Kenapa kau memutuskan kita pergi ke tempatku?"

"Saya pikir akan menimbulkan masalah jika nona kedua kembali ke Red Rosemary dengan kondisinya sekarang. Saat ini Tuan Benjamin berada disana bersama ketiga adik nona kedua."

"Kau tidak akan memanggil Anastasia nona ketiga lalu nona keempat dan nona kelima pada si kembar?" tiba-tiba saja Kinsey tertarik mendengar jawabannya.

"Tentu saja yang akan mendapatkan julukan nona ketiga adalah anak perempuan yang akan dilahirkan oleh nona kedua." masih dengan senyuman.

Jawaban yang membosankan. Pikir Kinsey dalam hati. Tidak lama kemudian dia merasa tubuh adiknya bergerak seolah sedang meronta untuk dilepaskan.

"Jangan.." pinta Cathy disusul dengan isakan kecil. "Tidak.."

"Sstt.. tenanglah." bisik Kinsey sambil menepuk bahu adiknya dengan menenangkan. "Tidak akan ada yang menyakitimu. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuhmu lagi."

Seolah tidak bisa mendengarnya, isakan Cathy berubah menjadi keras dan tubuhnya gemetaran dengan hebat. Kinsey memperat pelukannya sambil tidak henti membisikkan kalimat memenangkan.

"Tuan, coba hirupkan ini ke arah hidung nona kedua." Owen menyerahkan sebuah botol kecil dengan cairan bening didalamnya.

"Apa itu?"

"Seperti aroma terapi. Aromanya bisa membuatnya tenang dan mengusir mimpi buruknya. Sama sekali tidak berbahaya."

Karena gemetaran adiknya tidak kunjung berhenti, akhirnya Kinsey mengambil botol tersebut dan mendekatkannya ke hidung Cathy.

Tidak lama kemudian, Cathy kembali tenang dan tertidur. Setelah menghapus sisa air mata Cathy, Kinsey mencoba menghirup aroma didalam botol tersebut.

"Aromanya memang menyenangkan, tapi sama sekali tidak berguna untukku."

"Tentu saja. Efeknya hanya bekerja pada orang yang memiliki trauma berat atau sedang mengalami tekanan. Efeknya tidak akan bekerja pada orang sehat atau sedang berhati gembira." jelas Owen.

Kini Kinsey bertanya-tanya apakah orang ini sama sekali tidak lelah untuk selalu tersenyum tanpa henti? Tapi dia tidak peduli dengan jawabannya. Dia lebih tertarik mencari jawaban atas rasa penasaran lainnya.

"Jadi kau juga merupakan cucu Savannah? Apakah itu berarti kita adalah saudara sepupu?"

Owen tidak menjawab dan hanya tersenyum. Lama-lama Kinsey merasa jengkel pada orang ini. Owen tidak pernah memberi jawaban yang paling mengusik rasa penasarannya tapi menjelaskan sesuatu yang tidak terlalu penting.

Sebenarnya dia ingin tahu apakah ada lebih dari satu Alpha dan Zero? Karena setahunya yang berhak memakai topeng wajah bewarna merah dan hitam hanyalah satu orang. Tapi sepertinya, dia juga tidak akan mendapatkan jawabannya. Jawaban yang akan dia dapatkan hanyalah senyuman misterius supir menyebalkan ini.

Begitu sampai di mansion, Kinsey meletakkan Cathy ke kamar yang memang disediakan untuknya dan memanggil beberapa pelayan untuk membantu Cathy berganti pakaian. Kinsey menyuruh Owen untuk membeli beberapa pakaian untuk Cathy yang ternyata Owen telah menyediakan beberapa pakaian di bagasi mobilnya untuk berjaga-jaga.

Dalam hati Kinsey berdecak kagum melihat persiapan yang dibuat Owen. Ternyata memang benar, kemampuan Alpha dan Zero jauh diatas organisasi LS, khususnya dalam mementingkan kesejahteraan adiknya yang kini disebut nona kedua.

Setelah pelayan mansionnya memakaikan pakaian bersih pada Cathy, Kinsey menatap adiknya yang kini tertidur dengan pulas. Dia melihat sebelah tangan Cathy ada bekas merah cengkeraman tangan pria membuat amarahnya kembali berdesir.

"Clarissa Paxton. Aku tidak akan melepasmu setelah ini." geram Kinsey kemudian keluar dari kamar.


CREATORS' THOUGHTS
VorstinStory VorstinStory

Untung saja Kinsey datang tepat waktu.

Fixed ya Owen adalah suruhan dari Alpha dan Zero, bukan salah satunya. Tidak hanya LS donk yang berkembang, Alpha dan Zero juga melatih beberapa orang untuk membantu mereka.

Nanti malam akan saya up lagi.

Happy reading!

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C73
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login