Disebuah ruangan yg disebut rumah, Sirius dan yg lain dijamu oleh Delta dan Inukai. Sepertinya tempat yg mereka tempati ini adalah rumah singgah mereka berdua selama mereka di kota Barelight. Selain untuk makan siang, mereka juga berbincang tentang masa depan mereka.
" Jadi kalian semua akan lanjut ke akademi sihir ya?" Tanya Inukai.
" Ya. kami sudah sepakat" jawab Yugo semangat.
" Kau juga ikut kan Sirius?" Tanya Delta
" Tentu saja. Aku pasti akan jadi lebih kuat" jawabnya.
" Bukannya dengan sihir tiga element itu saja kau sudah kuat?" Tanya Alice tersenyum tipis.
" S-sihir tiga element?!" Teriak Delta dan juga Inukai bersamaan. " Si Sirius ini?!"
" Hey Alice, bukannya sudah kubilang rahasiakan itu.." bisik Sirius kesal.
" Maaf maaf, kelepasan" jawabnya tertawa " lagipula bukankah sebaiknya mereka berdua tau tentang itu. Kalau adik mereka ini ternyata sangat kuat.."
" Adik?" Tanya Inukai. Ia berbisik ke Delta " adik siapa?"
" Mungkin maksudnya Sirius adalah adik kita berdua" jawab Delta.
" Kita? Memangnya kita berdua saudara?"
" Mana kutahu"
" Oh ya Sirius, kudengar Vic juga berencana masuk ke akademi itu" ucap Yugo.
" Ya, aku sudah tahu itu" jawab Sirius. Ia kembali teringat dengan William dan Oliver dan kata-kata mereka kalau Vic akan lanjut ke akademi sihir.
" Ya, semoga kalian bisa lulus" ucap Inukai " soal kekuatan Sirius, aku sedikit terkejut...tapi mengingat Pengorbanan dan tekadnya yg besar itu, aku jadi mengerti dari mana semua kekuatan itu berasal"
" Asal kekuatan ku?" Tanya Sirius.
" Ya. Sumber kekuatan mu"
" Jangan ngoceh gak jelas lagi" cegah Delta.
" Tidak kok.." jawab Inukai " sumber kekuatanmu adalah pengalaman, tekad pantang menyerah, dan rasa melindungi...semua itu membuatmu ingin menjadi lebih kuat dan menginginkan kekuatan lebih..dan tubuhmu merespon itu semua dan membuatnya menjadi kekuatan.."
" Dan juga.. pengalaman adalah senjata mematikan mu..kau harus mencoba menggunakan pengalamanmu untuk mengalahkan semua yg menghalangimu" lanjut Inukai.
" Tidak seperti biasanya, kata-kata mu masuk akal" ucap Delta
" Tentu saja " jawabnya " yg terpenting Sirius, tetaplah berusaha dan jangan dengarkan perkataan orang lain jika kau yakin yg kau lakukan itu benar dan yg terbaik..aku percaya kau bisa melakukannya"
" Ya, aku akan berusaha" jawab Sirius. Ia sedikit murung. " Ini jadi seperti perpisahan saja..apa kita akan berpisah lagi?"
" Ya, kurasa" jawab Inukai. " Kau harus fokus belajar untuk mencapai tujuanmu. Dan kami yg membujang ini harus bekerja untuk bertahan hidup"
" Begitu ya.." gumam Sirius " baiklah, kali ini aku akan sungguh-sungguh"
" Seperti biasa, semangat mu sangat bagus" ucap Delta tersenyum " kami harus berangkat...jaga diri kalian baik-baik"
" Ya, tentu saja"
Sirius, Yugo, Envy, dan alice pun keluar dari tempat itu, meninggalkan Delta dan Inukai berdua mereka semakin berjalan mendekati alun-alun kota
" Mereka cukup baik, Sirius. Jadi mereka yg mengajarimu ilmu Bero itu?" Tanya Envy
" Ya, tentu saja...mereka adalah guruku..dan juga keluarga ku yg berharga" jawab Sirius " aku sudah menganggap mereka kakakku sendiri"
" Kau beruntung ya, memiliki orang-orang seperti mereka.." ucap Alice.
" Ya, kurasa begitu" jawabnya.
" Ya... pembicaraan ini melelahkan juga... sepertinya sudah saatnya kita berpisah" ucap Yugo. Ia mengepalkan tangannya kearah mereka " sampai jumpa di akademi"
" Ya, sampai jumpa di akademi"
" Jadi kita juga akan berpisah ya..." Gumam Sirius murung. Yugo menatap Sirius
" Sirius, yg namanya pertemuan pasti memiliki perpisahan. Ini hal yg wajar" ucapnya. Sirius kembali tersenyum.
" Ya, kau benar Yugo" ucapnya. Ia ikut mengepalkan tangannya " sampai jumpa di akademi"
Setelah mengatakan kata-kata perpisahan itu. Mereka semua pun berpencar kembali ketempat masing-masing. Yugo kembali ke desanya di Filtyra. Alice kembali ke kota Endermite. Envy kembali ke kediamannya di pusat kota. Dan Sirius juga kembali ke rumahnya di pinggir kota Barelight. Setelah tiga tahun lamanya ditinggal, rumah itu terlihat berdebu. Walaupun begitu, masih terlihat rapi. Ia segera masuk kedalam dan menatap sebuah bingkai foto yg dipampang di atas meja
" Kak..Bu..aku pulang" ucapnya tersenyum pilu memandang foto usang tersebut. " Tenang saja..aku sudah jadi lebih kuat..aku pasti akan membalaskan dendam kalian.. suatu saat nanti"
Menatap foto itu membuatnya mengenang kembali ingatan masa lalunya. Kenangan bersama kakak dan ibunya itu kembali mengiang di benaknya. Dan itu juga membuat matanya mulai berkaca-kaca. Kenangan itu menyayat hatinya. Walaupun sudah berlalu 10 tahun, tapi masih terasa jelas dimatanya. Walaupun begitu, kali ini ia tak menangis. Hatinya sudah jadi lebih kuat dan tegar dari yg sebelumnya.
" Aku.. sudah semakin besar ya.." gumamnya.
" A-anu..kau siapa?"
Suara lembut seorang gadis masuk ke telinganya. Arahnya dari salah satu ruangan dirumahnya. Disana, seorang gadis berambut biru berdiri memandangi nya. Kalau dilihat, sepertinya ia sebaya dengannya. Dan sepertinya, ia seorang petualang. Ia memakai pakaian khas petualang dengan rambut biru panjang sepinggul yg ia biarkan terurai. Tapi yg mengherankan, apa yg dia lakukan disini? Dirumah ini?
" Kau..siapa? " Tanya Sirius " apa yg kau lakukan dirumahkan?"
" Eh? Ini rumahmu? Kupikir ini rumah kosong. Soalnya setahun ini aku tak melihat ada orang yg masuk ataupun keluar dari sini. Ma-maafkan aku!" Ucapnya " A-anu..namaku Diana Arcangel.. petualang Guild ' Black Ravens'..maaf sudah sembarangan masuk kerumahmu"
" Petualang? Orang sepertimu?" Tanya Sirius heran. Tidak biasanya anak seusianya menjadi petualang. Biasanya mereka lebih memilih untuk belajar daripada mempertaruhkan nyawa menjadi petualang. " Bagaimana bisa?"
"Itu..karena aku membutuhkan uang" jawabnya lesu.
" Uang? Keluargamu?"
" Aku tidak punya" jawabnya.
" Yatim piatu ya...jadi dia sama sepertiku" pikir Sirius. " Jadi karena itu dia menetap dirumahku"
" A-anu..maaf sudah menceritakan yg tidak-tidak" ucapnya sedikit gugup " a-aku pergi dulu"
" Tunggu!" Panggil Sirius.
Diana pun berhenti dan kembali menoleh kearah Sirius
" Ada apa?"
" Tinggallah disini" ucapnya
Sontak Diana kaget. Ia jadi semakin gugup.
" A-apa maksudmu?.. bukannya kau tinggal disini?"
" Aku tinggal sendirian..lagi pula aku sama sepertimu. Aku tak punya keluarga" ucap Sirius " kau juga butuh tempat tinggalkan, kalau begitu tinggallah disini. Rumah ini bisa menampung tiga orang, jadi tenang saja"
" Apa kau serius? Kau yakin aku boleh tinggal disini?" Tanya Diana. Sirius tersenyum.
" Ya, tidak masalah"
" K-Kalau begitu..aku tak bisa menolaknya.." jawab Diana malu-malu. Sirius kembali tersenyum.
" Namaku Sirius Invery, salam kenal"
" Ya, salam kenal "
________________________________________________
Kehidupan Sirius setelah lulus sekolah militer terus berlanjut. Sambil menunggu hari masuk ke akademi, Sirius mencoba untuk menjadi seorang petualang. Ia bergabung dengan guild yg dimasuki Diana, 'Black Ravens'.
Sudah hampir sebulan ia menjalani rutinitas nya sebagai seorang petualang bersama Diana yg selalu setia menemaninya. Mereka berdua sudah semakin akrab. Guild yg ia masuki juga isinya orang-orang yang baik dan ramah.
" Sirius, lihat ini ! Ada quest baru" ucap Diana sambil memberikan selembaran quest yg ia ambil dari mading guild. " Kelihatan ini cukup mudah, mau coba?"
" Hmmm..memeriksa gua tambang.." baca Sirius " kau yakin ini mudah Diana?"
" Dilihat darimanapun ini quest yg mudah. Percayalah, ini quest rank B dengan penghasilan yg lumayan" jawab Diana. Sirius berpikir sejenak.
" Hm.. baiklah, ayo kita coba"
Diana pun pergi untuk mengambil quest ini. Setelah itu, mereka pun langsung turun ke lokasi. Sebuah gua tambang yg berada di luar kota Barelight. Tambang tua itu sudah ditinggalkan karena sebuah insiden. Sebuah ledakan gas alam menghanguskan tempat itu. Dan kini menjadi tempat tinggal monster liar yg ada disana. Kabarnya, Tambang itu akan kembali dioperasikan. Karena itu mereka diharuskan untuk membersihkan tempat itu dari monster yg tinggal disana. Mereka pun memasuki gua yg penuh dengan bekas hangus itu dengan peralatan mereka.
Saat ini, Sirius sudah memiliki kertu petualang. Dengan kartu itu ia bisa mengetahui status dan level yg dimilikinya. Sirius memiliki class Elementor dan Knight . Level 45 dengan rank B.
Sedangkan Diana saat ini memiliki class sorcerer dan Thief. Level 40 dengan rank B. Lebih rendah dari Sirius tapi Setidaknya ia lebih berpengalaman menjadi petualang dari Sirius.
" Diana...kau tahu ini tambang apa?"
" Ini tambang batu sihir" jawab Diana.
" Batu sihir?"
" Itu adalah batu yg berguna untuk memperkuat sihir. Bisa juga digunakan untuk bahan pembuatan senjata sihir" jelas Diana. Sirius mengangguk paham.
" Sepertinya aku perlu mencari satu"
" Ya, kau boleh mengambilnya sih..tapi yg penting.." Diana menunjuk kedepan " kita harus menghadapi mereka dulu"
Tiga ekor serigala hitam muncul menghadang mereka. Itu adalah massive black wolf. Sama seperti serigala yg menyerangnya dulu. Diana mundur kebelakang.
" I-ini kan.. massive black wolf?!" Pikir Sirius " Diana, aktifkan sihir pelindung mu"
" B-baiklah" jawabnya " Under Shield"
Diana melindungi seluruh tubuhnya dengan sihir pelindung. Sekarang, Sirius bisa leluasa bertarung tanpa khawatir melukai Diana. Ia menarik pedangnya dan melapisinya dengan sihir.
" Aerial Blade Dance!"
Gelombang angin menyelimuti pedangnya. Sejurus kemudian, ia menebaskan sayatan pedang angin yg membelah-belah tubuh serigala itu menjadi potongan kecil. Semua serigala itu habis dengan satu serangan. Diana menatap kagum
" Hebat sekali! Sihir apa itu?!" Tanya Diana kagum.
" Hanya sihir element..ayo lanjut"
" Huh, dasar cowok yg membosankan" keluh Diana.
" Aku dengar itu!"
Mereka berdua memasuki gua tambang itu semakin dalam. Puluhan monster yg menghadang berhasil mereka habisi. Walaupun cukup kesulitan, tapi mereka masih tetap semangat. Ketika mereka sedang berjalan disalah satu lorong gua, Sirius menemukan sesuatu. Seonggok besar kristal berwarna ungu kehitaman yg menancap di tanah. Benda itu terlihat seperti benda yg ia cari sewaktu ujian lalu
" Violet core!" Ucap Sirius.
" Bukan, itu bukan violet core. Tapi sesuatu yg lebih hebat dari itu" bantah Diana. Ia terlihat sedikit tercengang.
" Lalu, benda apa itu?"
" Itu.. kristal sihir kutukan.. Alcheviamist" jawab Diana.
" Alche..apa?"
" Alcheviamist! Kau tidak tahu itu?!" Tanya Diana. Sirius menggeleng.
" Ini adalah kristal yg memiliki skill kutukan..ia dapat membuat makhluk yg ia tusuk berubah menjadi roh dengan cara mengaktifkan skill khususnya" jelas Diana " kalau tidak salah nama skillnya adalah Immortality."
" Alcheviamist ya..."