pernahkah kamu merasakan hebatnya cinta? tersenyum kala terluka, menangis kala bahagia, bersedih kala berpisah? dan aku pernah menangis kala bahagia, karena aku takut kebahagiaan cinta ini sirna begitu saja.
seperti yang ku alami yang takut dia pergi setelah pertunangan itu dilakukan kenyataan pait yang dirasakannya masih berlanjut dengan ditentukan tanggal pernikahan kami. aku tau saat itu pasti dia sangat hancur dan tak bisa terima apa yang dia alami. tapi pernikahan ini pun bukan atas keinginanku, ini sebuah kecelakaan yang memang bukan kewajibanku untuk pertanggung jawabkan apa yang bukan aku lakukan.
tapi apa mau dikata aku sudah terlanjut jatuh dalam lubang yang sama dan harus ikut apa yang di perintahkan orang tuaku aku tidak mungkin mau mempermalukan keluargaku aku tak ingin kecewakan orang tuaku dan tak ingin menjadi anak yang durhaka . tapi kesekian kalinya dia hancur lagi dan yang membuatnya hancur adalah orang yang sangat mencintainya dan sangat menyayanginya.
seiring berjalan waktu tibalah saatnya dimana aku akan menikah dengan wanita pilihan orang tuaku pada april 2019 merupakan tanggal dimana aku mengutuk diriku sendiri yang akan membuat orang yang aku cintai terluka dan begitu terpuruk dengan keadaan.
tanggal itu adalah tanggal dimana aku menikahi wanita yang tak ku cintai dan menjalani pernikahan yang tak ku ingingkan dan harapkan, karena yang ku inginkan dan harapkan adalah menikahi wanita yang begitu ku cintai. tapi wanita yang ku cintai adalah wanita yang sangat pandai menutupi luka yang ku berikan dan tetap berkata aku tak apa-apa. kadang aku berpikir hatinya terbuat dari apa? mampu menahan duka, mampu menahan sakit dan mampu menutupi hati yang hancur itu. sampai saat ini kami masih tetap bersama dia masih tetap disampingku,masih setia menungguku dan masih setia bersamaku tanpa meninggalkanku sendiri. karena aku tau yang susahpun dia tidak sedikitpun meninggalkanku, maka masalah seberat apapun dia masih tetap bersamaku dan semua itu benar meski aku sudah menikah dan memiliki keluarga dia masih menungguku, masih setia menemaniku.
dia tau aku pertanggung jawabkan sesuatu yang bukan aku lakukan, dia pahami keadaanku saat itu terjebak dengan situasi ekonomi. meski aku sudaj menikah tapi hubungan kami masih seperti dulu meski kadang rasa cemburu dan kecewa muncul dan mempengaruhi moodnya tapi aku selalu menjaga moodnya, aku mencintai kekasihku, istriku yang sekarang tau bahwa rasaku pada kekasihku begitu dalam dan tak bisa ku berikan padanya. aku tau aku menyakiti 2 hati yang tak pantas aku sakiti tapi aku tak salah jika aku tetap mencintai kekasihku, karena aku menikahi istriku sekarang bukan karena atas cinta tapi keterpaksaan demi menjaga martabat keluarga dan nama baik istriku.
bukan istriku yang korban tapi aku dan kekasihku yang sakit dan korban perasaan kami, korbankan harapan kami, korbankan impian kami. semua itu membuatku bertanya-tanya apakah kami masih bisa bersatu ataukah tidak? tapi sejauh ini kami masih bersama hadapi masalah ini, dia masih menungguku dengan sejuta harapan dan akupun mengharapkan hal yang sama pada kekasihku dan saling mendoakan yang terbaik bagi hubungan kami dan cinta kami. karena kami pasti mampu melewati masalah ini dan menyelesaikannya shingga kami bisa bersama kembali tanpa ada halangan dan rintangan dalam hubungan kami. aku selalu meminta pada Tuhan jadikan aku suami yang baik pada istriku saat ini sampai pada akhirnya kami bercerai dan jadikan aku kekasih yang setia dalam mendampingi kekasihku kelak nanti. karena cinta sejati tau dimana dia harus kembali