"Hoam...." Aku membuka mata Sambil mengaruk kepala dan bangun dari kasur lipat, tidak lupa aku memamerkan senyuman paling menyeliaukan untuk menyambut pagi yang indah ini
Karena masih terlalu pagi, aku memutuskan untuk memaksakan diri ku berjalan kelapangan , Angin pagi di sini lebih dingin dari di kota, kicauan burung sudah menyapa penghuni baru ini. Rerumput di kaki ku masih terasa basah sisa embun di pagi hari. Tes..., tetesan air dari pepohonan jatuh tepat di telapak tangan ku yang terbuka
Aku melirik ke atas melihat pohon mana yang telah menetas kan air di tangan ku dan ku lihat pemandangan yang terindah yang pernah ku lihat , matahari yang tampak jelas menyinari pepohonan membuat kilatan di tiap dedaunan , membuat butiran-butira air di tiap helai daun seperti mutiara yang berjatuhan di tiup angin. Burung-burung saling menyaut satu sama lain.Pasukan-pasukan tentara burung bertebangan di langit , meliuk-liuk kan badan dengan indah
Hanya satu yang membuat semua tidak berjalan seperti indah nya alam, dan hanya satu yang membuat ke indahan alam yang baru saja aku lihat hancur dengan cepat...bencana alam.. dia bencana alam ku, aku melihat tajam kea rah Albert
"Kebetulan sekali..., Maurer, Aeychan dan kau" Menunjuk Jeclyn dan melihat ke arah Maurer dengan curiga
"Kenapa melihat ku begitu? Aku tidak melakukan apapun" Mengangkat tangan
"Cih.., kebetulan ? yang ada membawa sial" Aku berbisik dengan diri ku sendiri sambil menunduk dan menendang-nendang lembut rerumput yang ada di kaki ku ini
"Semua berkumpul dan membentuk sebuah barisan, sekarang kalian sangat di tuntut dalam kekompakan kelompok dalam perlombaan di sana" Menunjuk lapangan di belakangnya
"Ada lima rintangan yang harus kalian lewati .. rintangan pertama kalian harus memanjati papan , kemudian bergelantungan dan melompat di kolam bola, kemudian kalian harus mengendong teman kalian sambil mengambil plat besi yang berisi kan tulisan-tulisan dan yang terakhir kalian harus membarikan teman kalian yang ada di atas , teman kalian akan bertanding kecepatan untuk mengantungkan plat-plat yang telah kalian dapat kan" Demikian penjelasan ketua osis
"Apa-apaan ini? Aku tidak mau mengikuti nya?" Tentang Albert
"Kalau kak tidak mau, aku juga tidak mau"
"Kalau kalian tidak ikut berarti kita sudah kalah...., atau mungkin kau takut kalah?"
Kata Maurer dengan percaya diri
"Kalah apa nya? Aku tidak mungkin kalah" Jengkel di bilang kalah oleh Maurer..
Albert menatap Maurer menantang "Kalah sebelum bertanding"
"Baik lah aku akan ikut... sungguh merepot kan"
Hm.. ternyata yang bisa mengedendalikan Albert Cuma Maurer.., Maurer bisa menenangkan dan membujuk nya .. Albert hanya mendegar kata-kata Maurer
"Hei..., bagaimana dengan kaki mu?" Tiba-tiba Albert bertanya ke Jeclyn
"Memar.. tapi ku rasa sudah baikan"
"Setau ku yang memar di kaki tapi kanapa kepala mu juga tidak kalah memar?" Memengang kepala Jeclyn dengan telunjuk
"Aduh..., aduh... sakit..sakit.."
"Kenapa kepala mu?" Albert Masih penasaran dengan luka di kepala Jeclyn
"Dia itu aneh!! Dia menghantukan kepalanya sendiri kemudian saat bangun dia lupa dengan orang yang dia kenal" Aeychan membocorkan rahasia Jeclyn sambil menunjuk ke arah nya dan memengang tangan kiri Albert seperti anak kecil yang sedang mengaduh ke papa nya
"Benarkah? Unik sekali" Seperti biasa Maurer selalu bersikap lebih tenang dan lembut kali ini pun dia tersenyum dan aku hanya bisa memandang senyum nya dengan malu.Malu karena yang dia senyum itu bukan pujian melain kan sisi buruk ku
"Hm.. aku sudah tau itu " Mungkin Albert mengingat kejadian di rumah Jeclyn, berjalan melewati mereka dan tersenyum lebar setelah melewati mereka
"Kapan kakak mengetahui nya?" Sebelum rasa penasaran Aeychan terjawab, dari kejauhan terdengar suara berisik yang berasal dari microphone, suara pengumuman
"Pertandingan hari ini di laksanakan oleh tim kamar no 1 bertanding dengan tim kamar no 2 dan nomor 3. Saat peluit di bunyikan kalian harus berlari dan mencari bola sebanyak-banyak nya. Pritttt..."
Aku dan Albert berlari duluan dan memanjat tembok setinggi 2M terlebih dahulu, karena papan hanya cukup untuk 2 orang. Aku juga melihat tim lain memanjat tembok mereka sendiri. Setelah berhasil menaiki tembok aku berbalik dan menyodorkan tangan ke Sendy.
Arena berikut nya kami harus bergelantungan dengan ke tinggian 3 m , jika melihat ke sekeliling dan ke bawah semua nya adalah kolam dengan beberapa orang tim penyelamat siap siaga di dalam kolam. Licin sekali tali ini, apa lagi aku tidak pernah berlolahraga, licin... aku sudah tidak tahan lebih baik aku lepas saja....
"Awas saja jika kau lepas" Tatapan Albert langsung mengarah kepada ku, dia seolah- olah tau apa yang aku katakan di dalam hati, kau bisa membaca pikiran ku?
"Kalau kau lepas dan kita jadi kalah karena mu. Aku akan menyiksa mu" Ancam Albert
"Ba..Baik lah.., aku sudah menderita jangan lagi menyiksa ku"
"Aku tidak telap lagi Jeclyn akan ku lepas kan tangan ini" Jerit Sendy yang tepat berada di belakang ku. Ya.. tali ini benar-benar licin dan perjalanan nya cukup jauh
"Katakan pada teman mu, kalau sampai dia melepaskan nya kau yang akan ku siksa"
Aku melihat kea rah belakang ku dan ku lihat Sendy sudah melepaskan 3 jari kanan nya, tidak tidak boleh sampai lepas, jangan sampai...
"Sendy kalau kau melepaskan tangan mu aku tidak mau jadi sahabat mu lagi apa kau tega melihat aku di siksa terus? Kalau kau melepaskan nya aku akan menghantui mu terus"
"Tapi aku sudah tidak telap lagi"
"Pokok nya harus!!!!!" Teriak ku
"Baik lah" Mengenggam kembali 3 jari yang terbuka tadi"
"Harus bertahan demi kakak, jalan masih panjang. Kalau tidak licin aku pasti bisa menyelesaikan nya" Aeychan mempercepat jalan nya agar segera sampai dan tidak mendertita di atas tali bergantungan
"Huwaaaa..." Aku langsung melihat kearah belakang ku, Aeychan berteriak karena tangan nya terlepas satu dari tali. Aku juga tidak bisa mundur lebih baik aku jalan lagi saja
"Apa kau tidak apa-apa?" Tanya Maurer
"Apa urusanmu? Pergi sana" Dengan nada kesal
"Kalau kau kalah kakak mu pasti marah" Melepaskan sebelah tangan nya, memengang tangan Aeychan dan meletakan di atas tali kembali dan dengan tetap bergelantungan dengan satu tangan Maurer kembali memengang tali nya dan berjalan meninggal kan Aeychan
Albert terjun ke kolam bola , melihat kolam bola dekat dengan ku aku mempercepat pergerakan tangan ku. Kolam bola I'm coming....., tangan ku sungguh pegal dan dengan santai nya aku melepaskan kedua tangan ku meloncat mulus di kolam bola di susul oleh Sendy
Aku berlarian berebut bola berwarna biru di kolam bola bersama tim lain , kadang harus bergerak lebih cepat dari tim lain atau bola mu akan di rebut tim lain. Aku melemparkan bola ke keranjang di punggung ku. Ah..itu dia satu lagi bola biru. Aku melihat ke sekeliling seperti nya belum ada yang menarget kan nya.
Posisi bola itu pun cukup jauh dari posisi ku berdiri dengan cepat aku berlari ke sana meloncat dari kejauhan hingga posisi tubuh ku terungkep dikolam bola , aku merasakan dingin di tangan ku ternyata aku memengang tangan yang telah menyentuh bola itu duluan. Bukan aku satu-satu nya yang menargetkan bola itu dengan tatapan marah aku melihat kea rah orang yang menyentuh nya. Aku sudah capek-capek berlari tau...
"Albert....."
"Kenapa? Kau juga ingin berebut bola dengan teman satu tim mu? Bola kan masih banyak"
"Aku yang menarget kan nya terlebih dahulu "
"Tapi aku yang menyentuh bola ini duluan. Apa kau mau menghabiskan waktu berdebat dengan teman tim mu. Cepat cari bola yang lain"
"Gr... baik lah"
Aku dan Albert memasuki rintangan 4 , di mana kami harus masuk ke kolam sedalam 140 cm. aku masih duduk di atas kolam takut untuk masuk ke dalam kolam karena aku sendiri tidak bisa berenang, bagaimana kalau tiba-tiba aku jatuh?
"Cepat turun" Perintah Albert
"Aku tidak bisa berenang"
"Itu hanya sebahu mu tau!!!!"
"Tidak, aku tidak mau" Kelakuan ku saat ini mirip sekali dengan anak kecil yang merengek tidak mau mandi
"Kau yang mengendong ku" Kata Albert sambil mendorong Jeclyn, Jeclyn memengang erat pinggiran kolam takut jatuh
"A..Aku?"
"Tentu saja..., Kau kan mainan ku sekarang"
"Tapi kan aku wanita dan lagi kaki ku msih memar dan aku tidak bisa berenang" Tega.., dia tega sekali. Untuk masuk ke kolam saja aku tidak berani apa lagi untuk mengendong nya
Buh....Kulihat Albert turun memasuki kolam dan berdiri di dekat kaki ku , sambil berpijak dengan benar di dasar kolam, melihat kearah ku beberapa menit seolah-olah ingin berbicara
"Cepat naik" Membungkukan badan sedikit
"Pokok nya jangan lepaskan aku, aku tidak bisa berenang" Aku menaiki pungung nya, dan memeluk nya erat
"Kau ternyata berat sekali, cepat ambil plat-plat yang ada tulisan nya"
"Maurer cepat turun" Ternyata Maurer dan Aeychan berada di pinggir kolam dan Aeychan melihat kesal saat melihat Jeclyn berada di punggung Albert
"Kejar orang itu" Dengan mata berapi-api si Aeychan menyuruh Maurer
"Bukan kah kita harus mengambil plat?"
"Pokok nya kejar orang itu"
Aku berusaha mengambil plat-plat yang ada tulisan nya. Hingga sekali-kali Albert harus mengendong ku lebih tinggi agar dapat mengambil nya. Ah.., itu dia. Mengangkat satu lengan ku tinggi-tinggi dan satu lagi masih memeluk Albert, Albert melihat ke atas melihat kondisi ku dapat mengapai nya atau tidak.
Geser ke kanan sedikit, Albert seolah tau dengan maksud ku dia mengerakan badan nya ke kanansambil masih melihat ke atas, aku menurun kan sebelah tangan ku memeluk nya erat dengan ke dua tangan ku baru mengangkat kembali lengan ku dan menggapai plat itu
"Aduh.. Auw.." Teriak ku, seolah-olah ada yang menarik rambut ku
"Kenapa?"
"Ada yang menarik rambut ku"
"Jeclyn berani sekali aku menaiki punggung kakak, cepat turun..."Ternyata dia yang menarik rambut ku,sambil memengang rambut yang di tarik nya
"Ya ambil plat nya dulu.." Kata ku dan aku juga takut kalau tiba-tiba aku terjatuh dari pungung Albert karena aku tidak bisa berenang
"Tidak bisa pokok nya turun" Aeychan menarik pungung Jeclyn
Aeychan menarik pungung ku dengan cepat aku memeluk erat semakin erat dari sebelum nya. Albert tercekik oleh Jeclyn yang memeluk nya terlalu erat, Maurer sendirikalang kabut karena Aeychan terlalu banyak gerak di pungung nya hingga di harus lebih kuat menahan bobot diri nya da Aeychan agar tidak jatuh.
Tarikan Aeychan makin kuat hingga Jeclyn terjatuh, Jeclyn masih memeluk Albert dengan erat hingga Albert ikut terjatuh bersama Jeclyn. Aku tidak bisa berenang.. tolong aku.. blup..blup balon udara yang keluar dari mulut Jeclyn. Aku merasakan sesak di dada karena tidak dapat mengambil nafas.. menendang-nendang kaki ku
Lepaskan tangan mu Jeclyn ,kalau tidak bagaimana aku bisa membantu mu? Kau terlalu mencekik leher ku. Mungkin ini lah yang di pikir kan Albert yang terjatuh bersama Jeclyn.
Blup...blup.. aku sudah tidak tahan. Aku tidak bisa menahan nya lagi gluk.. gluk .. aku tak bisa menahan nafas ku lagi dan terminum air bukan nya hanya sekali tapi beberapa kali. Albert berusaha melepas kan tangan Jeclyn dari leher nya
Berperang melawan waktu dan nafas yang memburu atau mungkin sudah tidak ada lagi nafas yang tersisa di rongga paru-paru Albert , semakin cepat dan semakin berusaha melepaskan pelukan Jeclyn blup..blup balon-balon udara keluar dari mulut Albert dan akhir nya dia berhasil melepaskan pelukan Jeclyn dan membalikan badan , memengang badan Jeclyn dan mengendong Jeclyn ke atas di sisi lain Maurer datang dari atas sambil menyodorkan tangan ke pada Jeclyn
Maurer...yang menolong ku.. Maurer untung saja ada dia.. aku di bawah ke pinggir kolam sambil terbatuk-batuk karena terlalu banyak meminum air. Aku menarik nafas banyak- banyak ke rongga paru-paru ku
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Maurer sambil menepuk bahu ku
"Uhuk.. uhuk... uhuk..ya"
"Kau hampir membunuh ku" Tuduh Albert yang juga terlihat mengambil nafas yang panjang
"Kau yang hampir membunuh ku , kau yang biarkan aku terjatuh dan tidak menolong ku. Untung saja ada Maurer yang menolong ku kalau menunggu mu aku kan mati" Aku marah sekali pada nya, dia pergi meninggal kan aku di dasar kolam yang dia sendiri sudah tau kalau aku tidak bisa berenang
"Kalau tidak tau...., kalau bukan karena kak Albert kau...." Belum selesai kata-kata Aeychan terselesaikan Albert memotong pembicaraan nya
"Sudah lah Aeychan tidak ada guna nya bicara dengan nya , kau ganti lah baju mu sebelum masuk angin "Memengang kepala Aeychan dan mengelus nya seperti kucing,Aeychan sendiri mirip kucing yang sangat senang saat pemilik nya mengelus kepala nya. Albert meninggalkan Aeychan
"Kau tidak apa-apa Jeclyn?" Tanya Sendy sampai memeriksa tubuh ku
"Iya..tidak apa-apa hanya hampir mati saja"