Mengapa engkau memilih untuk berdusta di hadapanku ketika ini...
Apa yang kau tawarkan segala ungkapan manis padaku dahulu adakah umpan semata-mata...
Dikala engkau jatuh tersembam di atas tanah hingga debu menutup wajah, aku masih kekal disisi..
Namun, tika bahu ini menjadi batu lonjakkan untuk engkau bangkit dari kotoran nista, engkau mencampakkan batu pengkhianatan di wajahku tanpa rasa berdosa...
Hampir luruh nyawaku menahan gejolak jiwa hingga mataku sembam dan perasaanku membengkak...
Insan yang menghulurkan kekuatan dan semangat di waktu engkau perlu. Kau ludah dengan penghinaan dan kecurangan...
Kini, tiba saatnya hati tidak lagi mampu merasa. Jiwa tidak lagi bersuara. Engkau tidak lagi terselit dalam tadahan doa...
Pergilah...dan jangan lagi kau kembali menagih kesetiaan diriku yang telus dan jujur. Apabila cinta itu sudah mati. Engkau tidak lagi wujud dalam kehidupanku kini.