Mengapa dikutip pecahan sisa yang terlerai disaat hati ini sudah tidak tersisa perasaan..
Ianya sia-sia, kerna aku akan pergi...
Sedangkan dahulu, aku berusaha menampal tempelan yang retak dari berkecai..
Aku pengang dengan kudrat yang tersisa sendiri di kala kau berlayar dengan senang hati..
Menikmati ombak dari air yang aku gusar ianya akan surut disebabkan retakkan yang kian timbul...
Kau sekadar memerhati tingkahku walau aku tidak mempunyai kekuatan yang cuma sebuah harapan...
Kini harapan yang aku letak sudah tenggelam bersama air yang lalu...
Maka, aku tidak lagi akan berdiri di tempat yang sama dengan penantian yang sama...
Mengapa dikutip pecahan sisa yang terlerai disaat hati ini sudah tidak tersisa perasaan..
Ianya sia-sia, kerna aku akan pergi...
Sedangkan dahulu, aku berupaya mengukuhkan tiang setia agar kukuh berdiri..
Aku kerahkan dayaku sendiri di saat kau asyik melayani bayu yang menyenangkan..
Kau melihatku lagi dengan wajah sama, walau kau tahu yang tinggal hanyalah sekeping kesetian..
Kini setia yang aku pasak bersama, sudah terbang bersama angin lalu..
Maka, aku tidak lagi akan berdiri di tempat yang sama dengan penantian yang sama...