Wahai manusia berlidah seperti tedung selar...
Tidak gerunkah engkau saat bicaramu ditambah dengan ujaran palsu...
Tidak berakalkah engkau tatkala kata-katamu yang disampaikan tidak tepat...
Jangan meletakkan pakaianmu sebagai penutup kepada kebiadapanmu di mata ini...
Bukan sesuatu yang kelakar jika kata-katamu seperti api di dalam sekam...
Tampak sejuk walhal, membakar dalam senyap..
Bicara itu biar tepat, saat ingin mengkhabarkan sesuatu....
Ujaran itu harus pasti, saat ingin menyampaikan sesuatu..
Gusar bicara itu, diiringi dengan tambahan kata hatta membuka ruang fitnah..
Risau bicara itu, dikaburi dengan sengketa yang mendustakan hingga membuka ruang fitnah...
Di balik selendang nipis itu Allah masih memerhati...
Ada lisan yang mampu melafazkan kerna ungkapan itu tidak punya belulang...
Andai kerna bahasamu itu akan diadili suatu masa nanti...
Akan terpukul nasibmu asbab putar belitmu yang berulang-ulang...
Mungkin ini cemuhan aku padamu, moga engkau mengerti..
Kerna labuh kainmu itu, masih tidak menjauhkan engkau dari berdua-duan di malam hari....
Masih bersua akan alasan yang punya mata-mata yang memerhati...
Tetapi kau lupa, Ilahi yang melihatmu sebagai saksi...
Sebelum kau tergelincir dari medanmu untuk menjauhi maksiat...
Nikahi sebelum alasan itu tidak lagi mengkaburi akan cinta yang bermaksiat...