Chapter 91: Bisu antara kita
Sesak nafasku menadah langit...
Mendesah jiwaku mengerit bibir..
Apakah masih ada harapan di kala mata ini tidak sehaluan...
Adakah masih ada senyuman di saat ingatan ini tidak lagi mengunggah kenangan..
Nipis kulit ini, seakan menipis disiat-siat oleh ulahmu yang membuatkan aku masih mengharap...
Tegang urat sarafku, apabila anak matamu membiaskan keegoanmu yang menjerat rahang...
Mungkin itu jua pandanganmu terhadapku akan sikap dan ulahku..
Mungkin jua tanggapanmu akan keegoan pada diriku yang tidak kesudahan...
Tetapi...kau dan aku berada di antara dua jurang yang nyata...
Aku punya serpihan kaca yang perlu aku lindung, walau darah dan nanah menjadi makanan..
Kau punya pintu gerbang syurga yang perlu di bela walau hati nan jiwamu menjadi santapan..
Aku memilih dan engkau jua memilih...
Akan kaca yang digengam..akan syurga yang digapai...
Aku berpaling..engkau jua berpaling...
Aku khabarkan dalam lembaran naskah yang hilang, namamu masih terpahat dalam untaian doa agar dirimu menghuni syurga...
Walau talinya aku leraikan dalam ungkapan kata, namun masih aku titipkan talinya dalam pengangan yang Maha Kuasa...
Andai ditanya mengapa..engkau masih gadis yang aku puja akan indah dan lembut bicara...
Tiada cela aku coretkan, dan tiada kutukan aku punggahkan...
Hanya bicara tuhan agar kau senantiasa bahagia di dunia dan di syurga...
Moga...noktah ini tidak berakhir dengan suratan kematianku.
Dan kebisuan antara kita di luar, bukan di kebisuan di jiwa...
Weekly Power Status
-- Power
Ranking 
-- Power
stone