Download App
100% Malam Jumat di Kantor / Chapter 11: Bangun.

Chapter 11: Bangun.

"Eh, bangun bego. Udah pagi."

Tumben bangun duluan. Biasanya ogah banget kalau disuruh bangun cepat. Apalagi hari Jumat.

"Ngapain, sih?" aku menguap lebar. Baru juga jam lima.

"Hari Jumat, lho."

Hah? Hari Jumat? Tumben.

"Ada apa, Liv?" Setengah badanku masih dibalut selimut ketika bangun, dan tanganku langsung meraih ponsel di meja lampu sebelah kanan. Beuh, jam enam rupanya.

Ia membuka ponselnya dan langsung memamerkan sebuah gambar sepasang roti yang menjepit nugget ayam kuning keemasan di tengah-tengahnya... eh, gambarnya miring. "Ini lho, ini," ia menyodorkan gambar itu semakin dekat. Masih miring, tahu.

Aku memicingkan mata, melihat tanggalnya yang telat seminggu. "Apaan, tanggalnya telat seminggu, lho-"

"Kena kamu!"

Kepalaku tahu-tahu didekapnya. Bau parfum tadi malam masih lengket di kaus tank top itu, dan kulitnya terasa hangat meskipun AC jelas hidup semalaman. "Duh, apaan sih?!"

"Ih, ini rambut bikin gemes, anjir!" seolah tidak pernah melihat aku tidur di sebelahnya, tahu-tahu Ia mengacak-ngacak rambutku gemas. "Nggak bosen lihat kamu tidur, tahu!" iya, tapi dadanya dikontrol, Liv. Bikin sesak napas.

Televisi sedang menayangkan dua petarung yang menanti hasil di oktagon. Yang boxer-nya berwarna hitam kemerahan yang menang. Petarung belia yang sedang menjepit kepalaku ini barangkali baru melihat pahlawannya di layar kaca itu.

"Jadi, mau sarapan apa? Aku udah dibangunin, lho."

"Sarapan, ya? Nanti makan di bawah aja. Hemat."

"Beneran nggak mau mesen yang bikin ngidam kemarin?"

"Tapi kemarin akunya ngidam kamu."

"Kari ayam baru."

"Yee, gombal tuh direspon, kek," balasnya sinis sembari bangun dari kasur. Celana hitam super mini yang melorot di kakinya ia angkat lagi hingga rapi menjepit lekuk pinggungnya.

Aku pun akhirnya menyerah dan keluar dari selimut yang nyaman itu. Sekalinya keluar, semilir angin AC yang mengenai kaki langsung membuatku sejenak menggigil.

Beberapa saat kemudian, aku baru sadar kalau tidak hanya terdengar bunyi guyuran air dari kamar mandi, tapi juga dari luar kamar.

"Wah, hujan lho. Pulangnya gimana? Mau kuantarin lagi?" panggilku ke kamar mandi.

"Entar Minggu aja," begitu jawabnya.

Yah, mulai lagi. "Desy nanti nanya-nanya lagi, tahu. Kan kalau dia lagi kepo bisa sampai nelpon ke tukang gosip."

Sahut Olive, "Ya elah, nanti juga palingan nitip buku lagi."

"Mel gimana?"

"Lagi sibuk latihan pitching. Nggak bakal diganggu."

Pitching apanya, kemarin statusnya lagi main MOBA.

"Git!"

"Apa?" sahutku.

"Air panasnya nggak nungguin kamu. Sini, cepet."

Rupanya mandi bareng lagi.


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C11
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login