Kepala desa dan penduduk lain melihat ke arah Ainz, ekspresi khawatir muncul di wajah mereka. Ainz dengan lembut mengangkat tangan melihat hal ini, yang membuat semuanya lega dan berkata :
"Serahkan padaku. Kumpulkan semua yang selamat ke dalam rumah kepala desa sekarang. Kepala desa dan aku akan tetap disini."
Bunyi bell terdengar dan seluruh penduduk berkumpul. Death Knight mengambil posisi di dekat rumah kepala desa, sementara Albedo berada di belakang Ainz, menunggu perintah.
Untuk membuang kerisauan di wajah kepala desa, Ainz dengan ceria berkata :
"Jangan khawatir. Aku akan membuat pengecualian dan mengatasi hal ini dengan gratis."
Kepala desa tidak lagi gemetar, dan tersenyum sedikit kecut. Mungkin dia sudah bersiap untuk mengambil resiko ini.
Setelah beberapa saat, mereka akhirnya terlihat. Beberapa penunggang kuda menuju desa. Mereka pelan-pelannmemasuki alun-alun.
"...Mereka tidak memakai perlengkapan yang sama, dan masing-masing dari mereka berpakaian berbeda... apakah mereka adalah pasukan dari tentara reguler?" Ainz berguman ketika mengawasi orang-orang itu dan perlengkapan perangnya.
Knight-knight sebelumnya mengenakan pelindung dada dengan lambang Baharuth Empire dan mereka sangat lengkap, masing-masing sama. Sementara orang-orang ini juga mengenakan armor, perlengkapan mereka berbeda dari masing-masing orang. Beberapa mengenakan armor kulit dan beberapa tidak mengenakan pelindungnya, menunjukkan chainmail (armor terbuat dari rantai logam kecil-kecil yang disambung, biasanya untuk pakaian dalam dari armor) di dalamnya. Beberapa orang mengenakan helm, sementara lainnya tidak ada sama sekali.
Satu hal yang sama dari mereka adalah wajahnya tidak tertutupi semua. Semuanya memiliki pedang dan kelihatannya buatan pandai besi yang sama. Tapi selain itu, mereka juga membawa busur, tombak, mace (gada kecil) dan senjata penunjang lainnya.
Ungkapan bagus tentang mereka adalah mereka ini veteran yang sudah terlatih lama di medan perang. Kasarnya mereka adalah sekelompok tentara bayaran yang buruk.
Para penunggang akhirnya memasuki alun-alun. Ada sekitar 20 orang dari mereka, sementara mereka berhati-hati terhadap Death Knight, mereka membentuk barisan dengan rapi di depan Ainz dan Kepala Desa.
Seorang pria maju.
Dia terlihat seperti pimpinan dari pasukan berkuda ini. Dia terlihat paling ganas dan paling mencolok dari lainnya. Mata pemimpinnya terlihat baik hati kepada Kepala desa sebelum memandang lama ke arah Death Knight lalu ke arah Albedo. Dia mengamati dengan lama padanya. Namun, ketika dia puas karena tak ada satupun yang bergerak, dia langsung menatap tajam ke arah Ainz.
Meskipun pria yang menatapnya terlihat seperti orang yang pekerjaannya adalah kekerasan, Ainz tidak bergeming. Kelihatannya dia tidak akan mendapatkan reaksi apapun dari Ainz. Bukan karena Ainz tidak takut terhadap matanya, tapi karena tubuh undeadnya. Mungkin dia sangat percaya diri karena dia bisa menggunakan kekuatannya yang berasalah dari Yggdrasil.
Setelah dia puas, pemimpin itu berbicara dengan nada yang kuat.
"..Aku adalah Kapten Prajurit dari Re-Estize Kingdom, Gazef Stronoff. Diperintahkan oleh sang raja, untuk mengunjungi setiap desa di garis depan untuk menghabisi knight-knight dari negeri musuh yang membuat onar disini."
Suara baritonnya menggema ke seluruh alun-alun desa, dan ada sedikit kegemparan dari rumah kepala desa di belakang Ainz.
"Kapten Prajurit kerajaan..."
Tidak adakah yang akan mengatakan padaku ada apa.. Ainz berpikir ketika dia berbicara kepada kepala desa, suaranya membawa petunjuk seperti teguran:
"...Pria macam apa dia?"
"Menurut para pedagang, dia adalah orang yang mengklaim sebagai juara dari turnamen beladiri yang diadakannoleh sang raja, dan sekarang dia memimpin prajurit elit yang setia kepada raja."
"Apakah pria di depan kita benar-benar sehebat itu...?"
"..Saya tidak tahu. Yang saya dengar hanya cerita."
Ainz melihat dalam-dalam, dan dia melihat masing-masing penunggang mempunyai emblem yang sama di dadanya, dan mirip dengan ucapan kepala desa tentang emblem dari Re-Estize Kingdom. Meskipun begitu, dia tidak punya cukup informasi yang bisa diandalkan untuk meyakinkan.
Gazef melihat ke arah kepala desa dan berkata, "Kamu pasti kepala desa ini. Bisakah kamu bilang padaku siapa orang di sampingmu itu?"
Ainz menyela kepala desa, yang akan menjawab, sebelum mengangguk kepada Gazef dan
memperkenalkan diri.
"Itu tidak perlu. Senang bertemu dengan anda, Tuan Kapten Prajurit dari Kingdom. Namaku adalah Ainz Ooal Gown, dan aku seorang magic caster. Desa ini diserang oleh para knight, jadi aku masuk dan menyelamatkan mereka."
Gazef langsung turun, armornya berbunyi keras ketika dia turun. Lalu membungkuk dalam-dalam ketika sudah menginjak tanah.
"Terima kasih sudah menyelamatkan desa ini. Saya tidak punya kalimat yang pantas untuk kebaikan anda."
Udaranya seakan bergetar.
Kapten Prajurit adalah seorang pria dari kelas istimewa di dalam masyarakat. Sangat mengejutkan pria seperti itu membungkukkan diri dan bertindak seperti orang rendahan dihadapan bukan siapa-siapa seperti Ainz, di dunia ini dimana orang-orang sangat dipisahkan satu sama lain. Dan apa yang didengar, konsep hak asasimanusia hampir tidak ada di negara ini -- bukan, di dunia ini. Beberapa tahun yang lalu, Kingdom masih melegalkan prakter perbudakan.
Bisa terlihat dari karakter Gazef dari cara dia yang sudah siap untuk turun dan membungkuk kepada Ainz meskipun status mereka berbeda.
Pria ini memang Kapten Prajurit Kerajaan, Ainz menyimpulkan.
"...Tolong, jangan terlalu formal. Sebenarnya, aku melakukan ini untuk dibayar, jadi tak usah berterima kasih."
"Oh, bayaran. Apakah itu berarti anda seorang Adventure (Petualang)?"
"Cukup tepat sasaran."
"Oh begitu. Anda pasti seorang adventure yang sangat mumpuni, meskipun begitu, maafkan ketidaktahuan saya, tapi saya belum pernah mendengar nama agung dari Tuan Gown sebelumnya."
"Aku berpindah-pindah, dan kebetulan saja aku sedang lewat. Aku bukan orang terkenal."
"...Berpindah-pindah anda bilang. Maaf sudah membuang waktu dari adventure hebat seperti anda, bisakah anda beritahu tentang mereka yang menyerang desa ini?"
"Dengan senang hati, Tuan Kapten Prajurit. Kebanyakan dari mereka yang menyerang desa ini sudah
tewas, jadi mereka tidak akan membuat masalah untuk sementara. Boleh saya teruskan?"
"...Sudah tewas.. Tuan Gown, apakah anda yang menyerang mereka sendiri?"
Setelah mendengar ucapan Gazef, Ainz menyadari bahwa bentuk sebutan di dunia ini seperti gaya barat, bukan gaya Indonesia. Dengan kata lain, susunannya adalah nama, nama belakang, bukan nama belakang, lalau nama. Terakhir, dia menyelesaikan misteri dari mengapa kepala desa terlihat bingung ketika dia diminta untuk memanggil dirinya dengan Ainz saja. Maka sudah diduga akan seperti itu jika dia diminta menyebut seseorang dengan cara yang tidak familiar.
Setelah menyadari kesalahannya, Ainz menutupinya dengan kulit tebal seorang pegawai kantoran
dan membalas:
"...Tidak sepenuhnya akurat..."
Gazef mengambil petunjuk dari nada Ainz, dan mengarahkan matanya ke arah Death Knight. Dia
pasti mencium bau yang hampir hilang dari darah kental dan kematian yang datang darinya.
"Saya punya beberapa pertanyaan.. boleh saya tahu siapa itu?"
"Dia adalah pelayan yang aku ciptakan."
Gazef membuat suara setuju, dan melihat Ainz dari atas sampai bawah dengan tajam.
"Lalu.. bagaimana dengan topeng itu?"
"Saya mengenakannya karena alasan tertentu bagi seorang magic caster."
"Bolehkah saya membuka topen itu? Jika saya lepas apakah anda akan tewas?""Sayang sekali, saya harus menolak karena itu akan sangat menyakitkan," Ainz berkata dengan isyarat
kepada Death Knight. "Itu tidak bagus jika aku kehilangan kendali bagimu."
Terlihat rasa terkejut yang berkelebat di wajah kepala desa dan hembusan nafas dari penduduk yang sedang bersembunyi di dalam rumah kepala desa. Mungkin dia menyadari perubahan di udara dan melihat wajah kepala desa, tapi Gazef mengangguk dalam-dalam dan berkata:
"Oh begitu. Maka, memang lebih baik kita tidak melepaskannya."
"Terima kasih."
"Kalau begitu..."
"Sebelum itu, saya punya permintaan yang mungkin tidak enak didengarkan. Desa ini baru saja diserang oleh knight dari Empire, dan jika anda hadirin membawa senjata masuk, mungkin akan memicu ingatan tidak menyenangkan pada penduduk. Boleh saya minta kalian untuk meninggalkan senjata anda di sudut alun-alun desa, agar orang-orang bisa tenang?"
"..Seperti yang tuan Gown katakan. Namun, pedang ini diberikan oleh sang raja kepadaku. Saya tidak
bisa melepaskannya tanpa perintah darinya."
"..Ainz-sama, kami akan baik-baik saja."
"Begitukah, Tuan Kepala desa... kalau begitu, maafkan permintaan saya yang tidak beralasan ini. Tuan Kapten Prajurit."
"Tidak, Pemikiran Tuan Gown sangat beralasan. Jika pedang saya bukan dianugerahkan langsung oleh raja, saya akan dengan senang hati menyingkirkannya. Kalau begitu, bisakah kita duduk dan berdiskusi tentang detilnya. Dan juga, langit mulai gelap, dan kami ingin beristirahat di desa ini untuk semalam..."
"Saya mengerti. Kalau begitu, mari kita menuju rumah saya sama-sama..."
Di tengah perkataan kepala desa, salah satu penunggang kuda berlari ke alun-alun. Dia berlari pontang panting, dan mempunyai laporan darurat. Dengan suara tinggi, penunggang itu berkata:
"Kapten Prajurit! Kami melihat banyak orang di sekeliling desa! Mereka mengepung desa dan semakin mendekat!"