Download App
9.37% OVERLORD INDONESIA / Chapter 24: Namaku Adalah?

Chapter 24: Namaku Adalah?

Kehilangan kata-kata, Momonga menggaruk kepala dan menghela nafas.

"Dia kabur... tidak mengira perisai akan mengabaikan orang yang seharusnya dia lindungi. Dan lagi, aku juga yang memberinya perintah seperti itu."

Momonga menyalahkan dirinya sendiri karena salah perhitungan. Meskipun dia bisa membuat beberapa Death Knight lagi, sebaiknya dia menyimpan penggunaan 'abilities' nyanyang terbatas sementara dia tidak yakin terhadap musuh dan situasinya. Tetap saja, Momonga adalah mage di

garis belakang. Tanpa garis depan yang ikut campur tangan untuknya, dia sama saja seperti telanjang.

Oleh karena itu, dia harus menciptakan pelindung lain. Kali ini, dia akan mencoba membuat satu lagi

yang tanpa mayat.nBaru saja memikirkan itu, sebuah bentuk manusia datang melewati Gate yang masih terbuka. Di saatnyang bersamaan, durasi Gate pun berakhir, dan pelan-pelang menghilang.

Seseorang yang dibalut oleh armor plate hitam penuh sekuju tubuh berdiri di depan Momonga.

Baju armor itu terlihat seperti demon. Ditutupi oleh duri dan tidak memperlihatkan sedikitpun celah tubuh yang terlihat. Sarung tangan cakarnya memegang perisai berbentuk layang-layang berwarna hitam di satu tangan dan bardiche (kapak dengan mata pisau panjang melewati porosnya) yang memancarkan sinar hijau menyakitkan di tangan lainnya. Jubah berwarna merah darah tertiup angin, sementara sepasang benda dibawahnya juga berwarna merah seperti darah segar.

"Persiapannya memakan sedikit waktu. Saya mohon maaf atas keterlambatan saya," suara Albedo yang merdu keluar dari celah helmet.

Level Albedo adalah kelas Dark Knight dengan fokus pertahanan. Hasilnya, diantara 3 petarung berlevel 100 di Nazarick -- Sebas, Cocytus dan Albedo -- Albedo memiliki kemampuan pertahanan yang paling besar. Dengan kata lain, dia adalah perisai terkuat di Nazarick.

"Tidak, tidak apa-apa. Kamu datang di saat yang tepat."

"Terima kasih. Kalau begitu.. bagaimana kita menghabisi makhluk hidup rendahan ini? Jika Momongasama tidak ingin mengotori tangan dengan darah, saya dengan senang hati akan menghabisi mereka."

"..Sebenarnya apa yang dikatakan Sebas padamu?"

Albedo tidak menjawab.

"Ternyata begitu, kamu tidak memperhatikan... maksudku adalah menyelamatkan desa ini. Musuh kita adalah knight yang memakai armor, seperti mayat yang ada disana."

Momonga melihat Albedo mengangguk mengerti, dan mengalihkan matanya ke tempat lain.

"Kalau begitu.."

Dua orang gadis itu semakin menciut di depan tatapan Momonga, dan mencoba sebaik mungkin mengecilkan diri sendiri. Mungkin itu karena Death Knight, atau karena mereka mendengar raungannya, atau karena mereka mendengar ucapan Albedo, tapi tubuh mereka gemetar tak terkontrol.

Mungkin saja memang semua itu.Momonga merasa bahwa dia seharusnya menunjukkan maksudnya untuk menolong dan mengulurkan tangannya kepada si kakak, tapi dua gadis itu terlihat salah menerima maksudnya.

Si kakak ketakutan hingga ngompol, diikuti oleh si adik.

".." sampai segitunnya.(O_o)

Bau amonia memenuhi udara sekitar, dan Momonga merasakan kelelahan luar biasa yang tak pernah ada. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan Albedo juga tidak bisa membantu, jadi Momonga memutuskan untuk melanjutkan mencoba menunjukkan maksud baiknya.

"...Kamu kelihatannya terluka."

Sebagai seorang pekerja, Momonga sudah lama terlatih dan memiliki kemampuan untuk mengabaikan sesuatu. Momonga, yang pura-pura tidak tahu, membuka 'inventory' miliknya dan mengambil sebuah tas kecil dari dalam. Meskipun disebut tas punggung tak terbatas, dia hanya bisa menyimpan item 500.000 buah.

Pemain Yggdrasil biasanya meletakkan item yang ingin digunakan langsung ke dalam tas ini, karena item di dalam tas bisa di tempatkan ke 'hotkey' pada tampilan game. Setelah mencari dari beberapa tas ini, dia menemukan sebuah botol kecil yang mengandung potion berwarna merah.

Itu adalah 'Minor Healing Potion' (Potion untuk mengobati dengan efek minimum). Potion ini bisa mengembalikan 50 HP, dan pemula di Yggdrasil selalu menggunakannya. Namun, Momonga

yang saat ini tidak membutuhkan item ini sama sekali. Itu karena potion ini hanya menyembuhkan energi positif. Bagi seorang Undead seperti Momonga, Potion ini malahan seperti racun yang melukai. Namun, tak semua anggota guild adalah Undead, jadi Momonga menyimpan beberapa item ini untuk berjaga-jaga.

"Minumlah."

"Momonga menawarkan potion merah itu". Wajah si kakak pucat ketakutan sambil menjawab:

"Sa, Saya akan meminumnya! Hanya saja tolong lepaskan adik saya--"

"Kakak!"

Dia memandang adiknya yang menangis mencoba menghentikannya, sementar si kakak meminta maaf pada adiknya dan mengambil potion itu. Reaksi mereka membuat Momonga bingung.

Lagipula, dia tela menyelamatkan mereka dalam keadaan yang sempit, dan bahkan dia sudah

menawarkan potion kepada mereka. Mengapa mereka bersikap seperti ini di depannya? Ada apa?

Mereka tidak percaya sama sekali padaku. Meskipun aku ingin biarkan mereka atas takdirnya sendiri pertama, akhirnya aku menjadi penyelamat mereka pada akhirnya. Mereka seharusnya menangis dan memelukku karena berterima kasih. Bukankah itu adalah hal yang wajar dalam manga/komik dan film? Tapi ini sama sekali kebalikannya.

Apa yang salah? Jangan-jangan 'diterima langsung' hanya milik mereka yang cantik dan tampan?

Sementara ekspresi kebingungan terjadi di wajah Momonga yang tak ada daging itu, suara manis pun muncul:

"...Momonga-sama menawarkan pada kalian sebuah potion untuk menyembuhkan karena kebaikan hatinya, tapi kalian berani menolaknya.. dasar makhluk rendahan memang pantas mati sepuluh ribu kali karena itu."

Albedo mengangkat senjatanya seperti biasa, bersiap memenggal mereka di tempat itu.

Mengingat sikap mereka pada Momonga seperti ini meskipun dia sudah mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan mereka, Momonga bisa mengerti perasaan Albedo. Namun, jika dia membiarkannya membantai mereka, maka tidak ada gunanya dia menyelamat mereka.

"Tunggu, tunggu, jangan buru-buru. Ada waktu dan tempatnya untuk ini, jadi turunkan senjatamu."

"..Mengerti, Momonga-sama,"

Albedo membalas dengan lembut dan menarik kembali senjatanya. Namun, dia masih memancarkan nafsu membunuh, hingga titik dimana dua orang gadis itu ketakutan. Perut Momonga yang memang tidak ada mulai kram. Dengan kata lain, dia harus segera meninggalkan tempat ini secepat mungkin. Jika dia terus disini, siapa yang tahu tragedi lain yang mungkin akan terjadi?

Momonga menawarkan potion lagi.

"Ini adalah potion untuk menyembuhkan. Tidak berbahaya. Cepatlah diminum."

Ucapan Momonga yang lembut, tapi ditopang dengan maksud kuat. Dan juga dibarengi ancaman jika dia tidak meminumnya, dia akan dibantai.

Mata si kakak melebar dan menelan habis potion itu. Setelah itu, rasa kaget memenuhi wajahnya.

"Tidak mungkin..."

Dia menyentuh punggungnya, lalu menggoyangkan tubuhnya tidak percay dan meraih punggungnya.

"Sakitnya sudah hilang?"

"Y.. Ya, benar..."

Si Kakak mengangguk dengan kaku, menandakan tidak sakit lagi. Kelihatannya luka kecil padanya bisa dengan mudah disembuhkan oleh potion healing tingkat rendah. Setelah dia mendapatkan kepercayaan mereka, Momonga melanjutkan pertanyaannya. Tidak ada cara lain untuk menanyakannya, dan tergantung jawabannya, mungkin bisa berakibat pada langkahnya di masa depan.

"Kamu tahu magic?"

"Ya, ya. Alchemist yang datang ke desa kami... temanku, tahu bagaimana menggunakan magic."

"..Begitukah. Maka ini bisa dengan mudah dijelaskan. Aku adalah seorang Magic Caster."Momonga lalu mengucapkan mantranya:

"[Anti-Life Cocoon]"

"[Wall of Protection From Arrows]"

Sebuah kubah cahaya, sekitar 3 meter radiusnya mengelili dua saudari itu. Mantra kedua tidak terlihat oleh mata telanjang, tapi ada sedikit perubahan pada udara. Pada mulanya dia berencana menggunakan mantra anti-magic juga, tapi dia tidak tahu magic macam apa yang ada di dunia ini, jadi dia tidak melakukannya untuk sementara.

Jika musuh memiliki magic caster, maka itu adalah nasib buruk mereka.

"Aku telah mengucapkan mantra pertahanan yang mencegah makhluk hidup datang mendekat, dan juga mantra yang melemahkan efektivitas dari serangan yang ditembakkan kepadamu. Selama kamu tetap disini, kamu seharusnya aman. Ah, untuk jaga-jaga, aku akan memberimu ini."

Setelah menjelaskan dengan tenang efek dari magic yang membuat keduanya bengong, Momonga

mengambil sepasang benda yang terlihat seperti tanduk. Kelihatannya, magic tidak menghalangi mereka, karena mereka bisa masuk begitu saja melewati kubah yang dibuat Momonga saat dia melemparkan benda itu kepada dua orang gadis tersebut.

"Ini disebut 'Horns of Goblin General'. Jika kamu meniupnya, Sekelompok Goblin -- dengan kata lain, monstermonster kecil -- akan muncul. Perintahkan mereka untuk melindungimu."

Di Yggdrasil, kristal data elektronik yang dijatuhkan oleh monster bisa dimasukkan ke dalam item apapun (kecuali item tertentu), untuk membuat item apapun. Dengan kata lain ada artifak tertentu yang tidak bisa dibuat oleh pemain dan mempunyai status yang tetap. Tanduk ini adalah salah satunya.

Momonga pernah menggunakan tanduk ini sebelumnya, dan saat itu dia berhasil memanggil 12 orang goblin yang beberapa kemampuan. Ada 2 Goblin Archer, satu Goblin Mage, satu Goblin Cleric, Dua Goblin Rider dan serigala tunggangannya, serta Pemimpin Goblin.

Meskipun disebut pasukan Goblin, jumlah mereka sangat sedikit dan mereka sangat lemah.

Ini adalah item sampah bagi Momonga. Herannya adalah mengapa dia masih tidak membuangnya. Tetap saja, Momonga cukup pintar mampu menggunakan item sampah ini untuk kegunaan yang baik.

Poin bagus lainnya tentang item ini adalah Goblin yang dipanggil akan tetap berada bersama mereka sampai terbunuh daripada menghilang dalam beberapa saat. Itu bisa memperpanjang waktu untuk para gadis itu.

Setelah Momonga selesai, dia berputar untuk pergi, membawa Albedo bersamanya dan menuju ke desa. Namun, setelah beberapa langkah, sepasang suara memanggilnya.

"Ah.. te- terima kasih sudah menyelamatkan kami!"

"Terima kasih!"

Kalimat itu menghentikan Momonga, dan ketika dia berputar, dia melihat dua orang mata gadis itu basah oleh air mata karena berterima kasih padanya. Dia menjawab:

"..Tidak usah dipikikan.""Dan, mungkin ini mungkin kurang ajar bagi kami, tapi, tapi hanya anda yang bisa kami andalkan. Tolong! Selamatkan orang tua kami!"

"Baiklah, jika mereka masih hidup, aku akan menyelamatkan mereka."

Mata kedua saudari itu melebar ketika mendengar ucapan Momonga. Wajah mereka mencerminkan ketidak percayaan pada hati mereka, tapi akhirnya sadar dan menundukkan kepala berterima kasih.

"Te.. Terima kasih! Terima kasih banyak! Dan, dan bolehkan kami tahu..."

Suara si gadis terpatah-patah, dan dia bertanya seperti bergumam:

"Bolehkan kami tahu nama anda...?"

Momonga hampir membalas karena refleks, tapi apada akhirnya dia tidak menyebutkan namanya.

Nama "Momonga" adalah nama seorang guild master dari mantan Ainz Ooal Gown. Lalu bagaimana dia harus menyebut dirinya sekarang? Apa nama yang tepat bagi orang terakhir yang berada di Great Tomb Nazarick?

--Ah, itu dia.

"...Ingat baik-baik namaku. Aku adalah Ainz Ooal Gown."


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C24
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login