Primal Fire Elemental tersebut pelan-pelan meleleh dan menghilang di udara yang tipis. Panas yang
dikeluarkan ke udara juga berangsur-angsur menghilang.
Dengan menghilangnya Primal Fire Elemental, Momonga mempunyai firasat bahwa penguasaannya
terhadap Fire Elemental juga menghilang. Meskipun Fire Elemental mempunyai kekuatan penghancur dan daya tahan yang luar biasa, damage api yang dimiliki bisa benar-benar tidak efektif. Bagi seseorang denganagiliti tinggi seperti Aura, Primal Fire Elemental hanya akan menjadi target besar.
Biasanya Aura juga harus kehilangan beberapa health ketika menyerang. tapi karena Mare adalah seorang druid, dia tidak membiarkan hal semacam itu. Faktanya, Mare menggunakan Magic dengan efisien ketika seluruh petarungan untuk membantu Aura dengan menguatkan dia atau melemahkan musuh.
Mereka sangat kompeten dalam bermain peran sebagai penyerang atau bertahan dan bisa dikatakan bahwa mereka adalah pasangan yang serasi. Di waktu yang sama, Momonga juga merasa perbedaan antara pertempuran ini dan pertempuran dalam game. Ini adalah pertempuran sesungguhnya.
"Sangat menarik... kalian berdua... melakukannya dengan sangat baik."
Mendengar pujian tulus dari Momonga, kedua anak tersebut tersenyum lebar.
"Terima kasih atas pujiannya Momonga-sama. Sudah lama kami tidak melakukan latihan hebat semacam ini.!"
Keduanya mengusap keringat dari muka mereka, namun setelah melakukannya, mereka bahkan lebih berkeringat, yang berguling-guling di kulit mereka yang gelap.
Momonga dengan pelan membuka kotak item dan mengeluarkan item magic - [Unlimited Kettle] (Cerettak terbatas.).
Di dalam Yggdrasil ada rasa lapar dan haus, tapi kebutuhan ini benar-benar tidak ada hubungannya
dengan Momonga yang Undead dan oleh karena itu dia tidak pernah menggunakan item ini. Paling banter hanya digunakan untuk tunggangannya. Mirip dengan gelas transparan, ceret itu penuh dengan air tawar.
Karena airnya dingin, tetesan air tersebut mulai berkumpul di ceret.
Dia mengeluarkan dua cangkir cantik, lalu memenuhinya dengan air dan memberikannya untuk si kembar:
"Aura, Mare, Kemarilah dan minum ini."
"Huh? Anda baik sekali. Momonga-sama...."
"Ya, magic milikku juga bisa dirubah menjadi air."
Melihat Aura yang terus-terusan melambaikan tangannya dan Mare yang terus-terusan menggoyangkan kepalanya, Momonga pun tersenyum.
"Ini adalah hal yang mudah. Kamu selalu melakukannya dengan baik dan ini adalah rasa terima
kasihku padamu."
"Wow ah----"
"Woo Oh----"
Merasa malu dan wajahnya merah, Tangan Aura dan Mare yang dengan malu-malu menerima cangkir tersebut:
"Terima kasih Momonga-sama!"
"Bah.. Bahkan Momonga-sama mau menuangkan air untuk saya!"
Apa perlu mereka segembira ini?
Aura tidak bisa lagi menolak, mengambil cangkir tersebut dengan kedua tangannya dan langsung
menghabiskan. Dia menumpahkan tetesan air, yang mengelir ke tenggorokannya lalu menghilang di
dadanya. Mare memegang cangkir dengan kedua tangan dan meminumnya dengan tegukan kecil.
Melihat cara mereka minum, sifat yang berbeda dari keduanya menjadi semakin terlihat.Sambil melihat gerakan mereka, tangan Momonga menyentuh lehernya sendiri. Baginya, masih seperti terasa ada beberapa lapisan kulit.
Tubuhnya sejauh ini tidak merasakan haus bahkan kantuk. Meskipun jelas Undead tidak mempunyai
perasaan seperti ini, mengetahui bahwa kamu tidak lagi menjadi seorang manusia membuatmu ingin berpikir bahwa ini semua hanyalah lelucon.
Momonga berlanjut menyentuh tubuhnya. Tidak ada kulit, otot, pembuluh darah, saraf bahkan organ, hanya tulang. Meskipun dia sadar akan hal ini, ini masih terasa tidak nyata dan berkali-kali dia menyentuh tubuhnya.
Rasa sentuhan semakin tumpul dibandingkan dengan manusia. Rasanya seperti menyentuh sesuatu dengan kain tipis diantaranya. Di sisi lain, baik penglihatan maupun pendengaran, indra tersebut semakin tajam.
Ketika ada seseorang yang melihat tubuh yang terdiri hanya tulang, dia akan berpikir bahwa tulang tersebut akan retak dengan mudah. Namun, setiap tulang tersebut lebih keras dari baja.
Dan meskipun benar-benar berbeda dari masa lalu, dia mempunyai perasaan aneh terhadap kepuasan dan penyelesaian. Rasanya seperti beginilah seharusnya tubuh miliknya. Mungkin inilah alasan dia tidak panik ketika tubuhnya berubah menjadi tulang belulang.
"Mau lagi?"
Momonga mengangkat [Unlimited Kettle] dan bertanya pada dua anak tersebut jika mereka ingin minum lagi.
"Uh.. terima kasih! saya sudah cukup!!"
"Benarkah begitu? Bagaimana denganmu Mare? Masih ingin minum?"
"Eh! Uh... Uh.. Saya.. Saya juga cukup. Saya tidak merasa haus lagi."
Mengangguk sebagai balasannya, Momonga mengambil kembali dua cangkir tersebut dan meletakkannya lagi ke dalam kotak item.
Aura tiba-tiba berbisik:
"Aku kira Momonga-sama akan lebih menakutkan."
"Ah? Benarkah? jika memang begitu, dibandingkan dengan
sekarang..." "Sekarang, ini lebih baik! Benar-benar lebih baik!"
"Kalau begitu tetap seperti ini saja."
Mendengar jawaban menggembirakan dari Aura, Momonga merasa sedikit terkejut untuk menjawab.
"Momonga-sama, tentunya anda tidak lembut hanya pada kami saja khan...?"
Menghadapi pertanyaan Aura, Momonga tidak tahu bagaimana menjawabnya dan hanya mengelus kepala Aura.
"Hehehe."
Aura terlihat seperti anak anjing yang menemukan benda kesayangannya yang baru, sementara
Mare menunjukkan ekspresi sangat iri.